illa illa

59 13 4
                                    

Seoul, 2016

Sudah satu tahun Jennie menghilang tanpa jejak. Hanbin pun seperti kehilangan sebagian besar dirinya.

Ia mencoba segala cara untuk mencari tahu keberadaan manajernya itu, tetapi semua upayanya sia-sia.

Apartemen Jennie kosong, teman-temannya tidak memberikan petunjuk, dan pencariannya tak pernah membuahkan hasil.

Ditambah agensinya yang seakan-akan menutup-nutupi keberadaan Jennie. Membuat Hanbin terperangkap dalam mimpi buruk yang tak kunjung berakhir.

Ia terkadang merenung, bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada Jennie dan mengapa dia tiba-tiba menghilang begitu saja? Rasa bersalah dan kekhawatiran selalu menghantuinya.

Namun, Hanbin juga menyadari bahwa dunia terus berputar. Meskipun hatinya masih terluka dan berat, ia tidak bisa berhenti di tempat.

Ia memiliki tanggung jawab sebagai penyanyi. Ia masih punya penggemar.

Setelah setahun beristirahat dan mengatasi perasaannya yang campur aduk, Hanbin memutuskan kembali ke panggung.

Ia ingin menghadirkan kembali musiknya untuk penggemar. Apalagi, ia juga menemukan semacam kedamaian dalam musik.

B.I akhirnya merilis lagu baru, menciptakan karya yang mewakili perasaannya selama setahun ini.

Musiknya penuh dengan emosi yang mendalam, mencerminkan perjalanan batin yang ia alami.

Meskipun kerinduan untuk Jennie masih menghantui, ia telah menemukan cara untuk terus maju. Lewat lagu illa-illa, ia ingin memperlihatkan luka dan kerinduannya.

"Illa sebenarnya bukan kata yang nyata*," ungkap Hanbin dalam sebuah interview di perilisan album barunya. "Illa adalah nama yang diberikan untuk bunga liar yang mekar di jalan*."

"Lagu tersebut menggambarkan kenangan akan cinta pertama, yang diingat saat melihat bunga liar, dan illa illa menggambarkan emosi kuat yang mengelilingi kenangan tersebut,*" pungkasnya.

Dalam interview lain, B.I juga mengatakan bahwa illa illa merupakan lagu tentang seseorang yang tersesat di pulau terpencil hingga merasakan kesepian dan kesedihan.*

"Ia memikirkan kenangan masa lalunya, terutama dengan pasangannya yang sudah tidak bersamanya lagi*," kata Hanbin.

"Bagian refrainnya mengulangi kata 'illa, illa,' yang juga berarti 'tidak lagi' dalam bahasa Korea, mengungkapkan kesedihan dan kerinduan akan masa lalu*."

"Meski kesakitan, dia tahu dia akan selalu membangun kembali hidupnya, seperti istana pasir di pantai*," tutup Hanbin dengan pandangan penuh kenangan, seolah sedang membicarakan seseorang yang ia rindukan.

Penggemarnya menyambut comeback Hanbin dengan antusiasme yang luar biasa, menghargai keberaniannya untuk tetap berkarya meskipun dalam situasi sulit.

***

Setelah menyelesaikan rangkaian promosi album barunya, Hanbin memilih langsung pulang ke rumah.

Padahal, agensi telah membuat acara after party untuk merayakan perilisan album barunya setelah setahun hiatus. Namun, rasa kepercayaan Hanbin kepada agensinya mulai memudar.

Yang dilakukannya sekarang adalah fokus bekerja dengan baik sampai kontraknya berakhir. Dia tidak terlalu memusingkan tentang berbagai trik pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Selama itu tidak berdampak negatif pada kariernya, Hanbin memutuskan untuk menolak dan pulang. Bahkan, ia sudah tidak pernah mengunjungi studionya di JSY Entertainment.

Bagaimana tidak? Studio itu kini terasa penuh dengan kenangan yang menyakitkan. Karena itulah, Hanbin lebih suka menghabiskan waktu di rumah.

Selama masa hiatus, ia juga memutuskan untuk pindah ke rumah yang lebih besar dan mendirikan studio pribadi yang nyaman.

Setelah selesai mandi, seperti biasa, ritualnya sebelum tidur adalah cek media sosial.

Saat asyik melihat media sosial, tiba-tiba satu foto menarik perhatian Hanbin. Hatinya berdegup kencang, melihat sosok yang membuat sekujur tubuhnya merinding.

Dalam foto tersebut, sekelompok orang terlihat berpose di sebuah kafe yang nyaman. Di belakang mereka, ada seseorang yang sangat familiar baginya: Jennie.

Hanbin memperhatikan dengan seksama, matanya terfokus pada wanita yang sedang berdiri di balik meja kasir.

Jennie, begitu yakinnya dia.

Dalam foto itu, Jennie tampak sangat cantik dengan seragam kafe yang ia kenakan. Ia sedang tersenyum ramah, menuliskan pesanan sambil mengikuti percakapan hangat dengan para pelanggan.

Kafe itu memiliki nuansa yang hangat dan nyaman, dengan lampu-lampu hias yang lembut dan dekorasi kayu yang memberikan kesan rustic.

Tanpa ragu, Hanbin langsung menghubungi teman lamanya, Yunhyeong, yang saat ini bekerja di Paris.

Dengan cepat, ia menceritakan tentang foto yang ia lihat dan menggambarkan detail tempatnya sebaik mungkin kepada Yunhyeong.

"Kau bisa pergi ke kafe ini hyung?" tanya Hanbin dengan nada berharap.

Yunhyeong menjawab dengan cepat, "Tentu saja, aku tahu tempat itu. Aku akan pergi ke sana dan melihat apakah Jennie benar-benar ada di sana."

Jantung Hanbin berdetak kencang saat mendengar jawaban itu. Ia merasa gembira, tapi juga cemas.

Setelah setahun lamanya mencari Jennie, munculnya foto ini seperti memberinya angin segar.

"Kalau kau menemukannya, beri tahu aku secepatnya hyung," pinta Hanbin dengan suara yang hampir tercekat oleh perasaannya.

Yunhyeong berjanji untuk segera memberi kabar. Hanbin pun menutup panggilan dengan hati yang berdebar-debar.

to be continued

* Sumber:
- https://www.allkpop.com/article/2012/06/juniel-explains-the-meaning-behind-the-title-of-her-new-song-illa-illa
- https://radio.callmefred.com/en/song_story/illa-illa-b-i/

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang