Reconnection

64 14 4
                                    

Osaka, 2019

Jennie memutuskan untuk mempercepat kepulangannya dari Jepang ke Korea. Bukan hanya tidak tahan dengan Kim Hanbin, dia juga sudah tidak bisa berpikir waras jika terus bersama laki-laki yang berhasil mengubah pikirannya dalam satu malam.

Selagi memasukan pakaiannya ke dalam koper, Hanbin datang ke dalam kamar hotelnya, masih lengkap dengan setelannya ketika pemotretan.

"Kau benar-benar pergi?" tanya Hanbin yang saat ini duduk di samping koper Jennie di atas kasur.

Wanita itu hanya melirik sekilas ke arah Hanbin, kemudian kembali sibuk menata pakaiannya.

Tak mendapatkan jawaban yang memuaskan, Hanbin kemudian memilih pergi dari kamar Jennie tanpa berkata apapun.

Sesaat Hanbin pergi, Jennie merasa bernapas lega. Entah perasaan apa yang ia rasakan sekarang. Namun yang pasti, ia benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengannya.

***

Seoul, 2020

Banyak hal yang perlu diselesaikan Jennie di Seoul. Mulai dari renovasi apartemen orang tuanya hingga bertemu dengan beberapa teman yang sudah lama tidak ia jumpai. Sibuk sekali, kan?

Iya, dia memang berusaha menyibukkan  diri agar bisa melupakan kejadian di Osaka. Hampir satu bulan setelah perjalanannya ke Osaka bersama Hanbin, dan sejak saat itu, Jennie belum bertemu dengan sang superstar lagi.

Menurut Lisa, saat ini Hanbin sedang mempersiapkam project reality show I Live Alone. Sebenarnya Jennie tidak peduli, tapi dia sedikit lega saat mengetahui alasan Hanbin tidak menghubunginya--ya walaupun hanya anggapan Jennie saja.

Selain itu, Jennie juga saat ini kerja paruh waktu di restoran Mino. Sebenarnya Irene tidak mengizinkan karena dia ingin memberikan pekerjaan yang lebih baik, tapi Jennie bersikukuh bahwa dia ingin kerja paruh waktu saja.

"Bagaimana pekerjaanmu?" tanya Mino saat Jennie sedang menghitung uang di kasir restorannya.

Mino merupakan bos yang nyentrik, selain terlihat dari desain restorannya yang dipenuhi lukisan karyanya, penampilannya juga benar-benar seperti seorang artis. Rambut pirang, bibir di-piercing, dan bajunya yang suka tabrak warna. Tidak ada yang menyangka bahwa dia bos restoran waralaba.

"Sejujurnya, memusingkan karena ternyata pelanggan di sini sangat banyak sekali. Apa aku resign saja, ya?" kekeh Jennie.

Mino ikut tertawa, "Istriku pasti akan senang mendengarnya."

"Oh, iya, besok kau tidak perlu datang bekerja," lanjut Mino tiba-tiba. Jennie hanya mengerutkan dahi, sambil terus menghitung uang.

"Emmm... oke, Jen?" tanya Mino memastikan. Jennie pun menghentikan aktivitasnya dan melirik ke arah Mino.

"Kenapa? Besok, kan, akhir pekan, pasti akan banyak pelanggan yang datang," ucap Jennie heran.

Mino hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kau tahu... emm, mantan perusahaanmu, akan mengadakan makan malam di sini, besok, jadi, kau..." belum sempat Mino menyelesaikan kalimatnya, pintu restoran terbuka padahal sudah tutup.

Jennie yang sudah hampir menyelesaikan pekerjaanmya, segera melihat ke arah pintu, dia tersenyum lebar melihat siapa yang datang. Ternyata Donghyuk, dia memang sudah ada janji dengan dancer papan atas ini setelah selesai bekerja.

"Oppa, aku tahu besok JSY akan makan malam di sini, tapi aku tidak mau menghindari mereka, biarkan mereka melihatku," jelas Jennie kepada Mino.

"Aku tidak ingin kabur lagi, jadi, tenang saja," lanjutnya.

Mino tertegun, tenggorokannya terasa kering. "Baiklah, tapi, aku sangat terbuka jika kau tiba-tiba besok ingin pulang."

Jennie tersenyum merasa berterimakasih terhadap Mino. Dia pun membereskan pekerjaannya lalu pergi ke ruang karyawan untuk berganti baju dan mengambil tasnya.

***

"Kau sungguh akan masuk kerja besok?" tanya Donghyuk. Saat ini mereka sedang berada di mobil, menuju warung tenda dekat apartemen Rose.

Jennie hanya mengangguk sambil memakan camilannya. Tidak ada yang perlu ditakuti dari JSY, apalagi setelah mendengar cerita Hanbin. Dia hanya berharap, perkataan Hanbin benar sehingga harusnya yang merasa malu adalah mereka.

Donghyuk membuang napas berat, dia merasa khawatir dengan Jennie. Dia tahu perjuangan Jennie sampai ke titik ini sehingga dia berharap wanita yang sedang duduk di kursi penumpang mobilnya ini tidak akan goyah.

Sesampainya di warung tenda, Jennie langsung memesan ramyeon eommuk, favoritnya! Sementara Donghyuk hanya memesan soju.

"Kau masih belum mendapatkan kabar dari Hanbin?" tanya Donghyuk sambil menuangkan soju ke gelas milik Jennie.

"Belum," ucap Jennie dengan mulut penuh eommuk.

"Lagi pula, aku ini siapa, sih? Dia mungkin menemuiku hanya karena ingin meluruskan kesalahpahaman," lanjut Jennie.

Donghyuk mengangguk paham. Dia hanya khawatir jika Jennie terus memikirkan Hanbin--yang sudah jelas sangat sibuk dan mungkin tidak sempat memikirkan gadis di hadapannya.

"Lalu, bagaimana? Setelah mendengar perkataan Hanbin?" tanya Donghyuk hati-hati.

Jennie hanya mendengus, dia merasa kesal juga karena hari ini orang-orang terus membicarakan Hanbin.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya," ujar Donghyuk cepat.

"Bukan begitu, aku hanya merasa kesal karena banyak sekali orang yang mengkhawatirkanku setelah bertemu Hanbin. Aku tidak mau dikasihani tapi aku juga sangat berterimakasih, jadi, aku kesal," oceh Jennie tanpa henti.

Dia pun langsung menenggak soju yang baru saja dituangkan Donghyuk. Sementara Donghyuk hanya terkekeh mendengarnya.

"Aku paham. Tapi ingatlah bahwa perasaanmu sendiri juga penting. Jangan biarkan orang lain mempengaruhimu terlalu banyak."

Jennie menatap Donghyuk dengan penuh penghargaan. "Terima kasih. Kau selalu memberiku dukungan yang aku butuhkan."

***

Keesokan harinya, setelah menghabiskan malamnya dengan Donghyuk, Jennie kembali bekerja di restoran Mino. Dukungan tulus sahabatnya telah memberinya rasa kenyamanan dan semangat.

Saat hari semakin berjalan, restoran Mino semakin ramai dengan pelanggan. Jennie menjalankan tugasnya dengan cekatan, sambil sesekali memeriksa pintu masuk dengan harapan bisa melihat wajah yang akrab.

Tiba-tiba, pemandangan yang tak terduga membuat hatinya berdegup lebih cepat.

Sekelompok orang masuk ke dalam restoran, dan di antara mereka, dia melihat beberapa wajah yang begitu dikenalnya. Itu adalah mantan rekan kerjanya dari perusahaan lamanya, JSY Entertainment.

to be continued

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang