Pertanyaan Mengenai Kehilangan

1 1 0
                                    

Dia pernah bilang kalo hidup harusnya berjalan selaras. Tentang apa yang kita mau, apa yang kita usahakan, dan apa yang akhirnya kita dapatkan. Berusaha aja semampunya, berusaha aja sebisanya. Karena manusia paling pintar mengecewakan, itu kata dia, dan gue menarik simpul setuju.

Gue udah beberapa kali mengalami sebuah kepergian yang ditangisi banyak orang. Banyak lalu-lalang orang yang datang, beberapa bawa bunga yang diikat erat sampai batangnya menangis penuh sesak. Langit berduka, manusia berduka. Kita semua berduka.

Tapi, hidup tetap berjalan. Manusia memang tidak punya tenggat waktu untuk mengakhiri kesedihan, tapi dunia nggak pernah mau mentolerir walau jiwa manusia udah berbentuk pecah belah. Orang-orang yang bersedih dipaksa berdiri, beberapa orang bahkan perlahan melupakan proses dukanya kemarin sore.

Orang-orang yang bersedih mulai melanjutkan kehidupannya. Mereka mulai beraktivitas, beberapa mulai menerima kepulangan seseorang yang satu bulan lalu ditangisinya, beberapa pura-pura lupa supaya dianggap hidupnya baik-baik aja.

"Pada akhirnya, manusia akan dilupakan. Beberapa kali diingat ketika waktu yang tepat, dikenang dalam ingatan, karena yang sudah pergi, menetapnya pindah ke dalam hati".

"Terus, kenapa manusia tetep berusaha kalau pada akhirnya dilupakan juga?"

"Supaya dilupakan dengan baik." Kata dia serius, "Supaya pas datang tanggal pengingatnya, orang-orang bisa mengenang kepergian kita dengan hal-hal baik. Walau terluka, seenggaknya ada satu kepergian yang bisa dilepaskan manusia dengan perasaan baik."

"Ngga apa-apa. Berduka ngga punya tenggat waktu. Penuhi semua rasa sedih lo, gue disini bakal nemenin lo sampe lo mampu buat jalan lagi. Ngga apa-apa."

⭐ Jangan lupaaa
Thank youu

When We Hold On The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang