1

53.7K 2.8K 282
                                    

Typo.

______________________________________

Jangan berekspetasi terlalu tinggi.
_____________________________________

"Dipta, boxer doraemon kesayangan gue, lo pake?" Tanya seorang pemuda bernama lengkap Regatra Dikta Prabaswara, anak dari Vanko dan dilan yang sangat menggemari kartun doraemon.

Sedangkan pemuda yang mendapat pertanyaan dari Dikta itu mengernyitkan dahinya, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun pada Dikta dan hanya mengangkat sebelah alisnya saja. Pemuda yang kerap disapa ajudan kutub utara itu bernama Pradipta Kastara Damian, anak dari Elang dan Alan sekaligus sepupu Dikta yang paling dingin dan kalem.

"Itu Boxer dipake papa kamu semalam, Ta." Sahut Vanko yang sedang melahap makanannya. Sontak saja Dikta menatap Dilan yang masih asik memakan sarapannya. Hal itu membuat Dikta mendengus kesal, papanya itu tidak terlihat bersalah sama sekali karena sudah memakai boxer kesayangannya.

"Papa punya sendiri, astaga....." Capek Dikta dengan kelakuan papanya yang suka memakai boxer doraemonnya. Info tukar tambah Dilan, yang minat dm Dikta di instagram. 

"Salah sendiri gambarnya doraemon, kalau boxer kamu motifnya dora kan, papa gak akan pake." Balas Dilan.

"Dikta sukanya doraemon, yakali make dora." Ujar Dikta yang kemudian menggigit kembali rotinya.

"Papa juga suka doraemon, dek..."Balasan Dilan membuat Dikta harus ekstra sabar.

"Jangan panggil Dikta, adek, Dikta gak suka pa...." Dikta menoleh pada Vanko yang sama sekali tidak menghiraukan perdebatannya dengan Dilan

"Tapi papa suka manggilnya...." Saat Dikta akan membalas ucapan Dilan, suara Laskar menghentikan niatnya.

"Berantem terus! Gue masukkin lo berdua ke perut lagi sini, biar diem. Pagi-pagi udah ribut." Omel Laskar yang sedari tadi diam, akhirnya buka suara.

"Grandpapa marahin papa aja, yang mulai duluan." Ujar Dikta.

"Dua-duanya, sama aja." Sahut Vanko yang membuat Dikta lagi-lagi mendengus kesal.

Kemudian, Dikta menoleh pada Alan, Elang dan Dipta yang anteng-anteng saja dan membuat Dikta menggelengkan kepalanya, satu keluarga kalem semua, batinnya.

_______________________________

"Jadi, sepupu sedarah Daksa cuma Raden, dad?" Tanya pemuda bernama lengkap Daksa Eiden Aldinamos pada sang daddy yang tidak lain adalah, Iqbal.

"Iya, karena daddy kan, gak ada hubungan darah sama om Vanko dan om Kevan meskipun, om Gavan adek ipar daddy, jadi kamu sama Dikta, Dipta, Arsen apalagi Khena itu sepupu jauh." Jelas Iqbal pada anaknya yang dari dulu belum paham juga. 

"Paham, sedikit, intinya aku cuma sepupu sedarah Raden." Ujar Daksa yang diangguki Iqbal, pusing dia dengan silsilah keluarganya yang rumit. 

"Yaudah, aku berangkat." Pamit Daksa sembari menyalimi Iqbal.

"Sa, nanti papa kamu udah pulang. Jangan sampe kamu babak belur lagi, waktu pulang sekolah." Ujar Iqbal memperingati Daksa karena kalau sampai Daksa pulang dengan keadaan babak belur, sudah dipastikan Carel akan marah anaknya itu. Bukan hanya Daksa yang kena marah, tapi Iqbal juga kena dan berimbas dirinya tidak dikasih jatah oleh Carel. Kan, kasihan Bale tidak masuk sarangnya.

"Siap, pak Iqbal." Balas Daksa yang kemudian melanjutkan langkahnya dengan ekspresi konyol.

"Gak janji...." Gumam Daksa sangat pelan.

__________________________________

Enam sekawan itu memarkir motornya  di parkiran motor sekolah mereka. Keenamnya bersekolah disalah satu SMK Pembangunan yang ada di kota mereka.

D' DOMINANT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang