41

16.7K 1.8K 657
                                    

Typo.
Vote dulu, gan, matursuwon.
🎧 Budi Doremi - Tak kan hilang.

________________________________

Selamat membaca.
_________________________________

Hari sudah menunjukkan waktu siang, tapi bagi Arsen maupun Axel masih terasa malam karena pencahayaan di dasar jurang yang minim, juga kabut yang menyelimuti sekitarnya, membuat suhu tetap dingin. Axel sendiri sudah sangat lemas di pelukan Arsen, sedari kemarin malam perutnya hanya terisi mie instan saja, itu pun tidak sampai habis karena dirinya yang pada saat itu ingin kencing. Belum lagi Axel merasakan tenggorokannya yang amat sangat kering, tubuh Axel juga semakin menggigil hebat. 

Tidak jauh beda dengan kondisi Axel, Arsen pun saat ini tengah menahan lapar, haus dan dingin. Apalagi ia hanya mengenakan kaos berlengan panjang tanpa mengenakan jaket. Karena jaketnya ia berikan pada Axel yang lebih membutuhkan. 

Sayup-sayup, ia mendengar seseorang yang menyerukan namanya dengan Axel. 

"Xel, kamu denger, kan? Mereka nyariin kita!" Ujar Arsen yang dibalas senyum lemah dari Axel.

"BANG YUSUF!!! KITA DI BAWAH!" Arsen berusaha teriak sekencang mungkin. Berharap mereka yang di atas mendengarnya. 

"BANG!!!!" Napas Arsen memburu, detik berikutnya ia merasa cemas karena tidak lagi mendengar suara mereka yang berada di atas. 

"KITA DI BAWAH!!!" Teriak Arsen sekali lagi, namun percuma, sepertinya mereka sudah berlalu.

"Sen...., kita gak akan mati di sini, kan?" Tanya Axel dengan lirih. Membuat Arsen lagi-lagi menghela napasnya. 

"Gak akan, Xel. Kita pasti bisa keluar dari sini." Ujar Arsen berusaha menenangkan Axel, meskipun jauh di lubuk hati Arsen juga sangat cemas.

"Pindahin aku ke tanah aja, Sen. Kamu pasti capek duduk terus dari semalam." Pinta Axel.

Arsen mengusap kepala Axel sembari mengecupnya, "aku gak papa."

"Pindahin....., nanti kamu tidur di sebelah aku," pinta Axel, lagi dan membuat Arsen menurutinya.

Perlahan, Arsen menaruh kepala Axel ke tanah, kemudian dirinya ikut berbaring di samping Axel. Tiba-tiba saja Axel menggenggam jemarinya.

"Kamu tau, Sen? Aku sama sekali gak ada niat buat selingkuh dari kamu, karena cuma kamu yang bisa bikin aku bahagai selain mama," ujar Axel dengan menatap sayu Arsen dan bersamaan dengan air matanya yang mengalir di sudut mata.

Diusapnya air mata itu oleh Arsen. "Maaf, karena aku gak dengerin kamu dulu. Kalau kita keluar dari sini, aku gak akan biarin kamu buat tinggal sama papa kamu lagi," ujar Arsen yang kemudian memeluk erat tubuh Axel, memberinya rasa nyaman dan kehangatan.

Arsen memejamkan matanya, memilih untuk tidur dan berharap ketika bangun dirinya sudah berada di rumah.

'Pa...Arsen mau pulang, tolongin Arsen....' Batinnya disertai air mata yang ikut meluruh juga. Arsen juga sempat menulis satu kalimat di atas tanah menggunakan patahan ranting kayu.

_________________________________

_____________

Dikta terbangun dalam tidurnya, ia melihat sekitar. Baru ingat ia tidur bersama kedua orangtuanya. Tenggorokannya terasa kering, ia ingin meminum susu saja rasanya. Ia pun memutuskan untuk turun ke bawah dan mengambil segelas susu.

Saat dirinya melewati kamarnya sendiri, ia bingung karena pintunya terbuka. Perlahan ia mendekat dan melihat Arsen yang sedang tidur di sana.

D' DOMINANT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang