Happy Reading!
Tandain typo yaa guys📸
Jangan lupa vote, comment, dan share juga. Thank u💕***
Ketika kita bersama-sama dalam kebaikan, persahabatan tidak melihat perbedaan, hanya kebersamaan dalam iman."
***
Ginny membangunkan Marva dari tidurnya ketika adzan subuh dengan merdu berkumandang dari musholla pesantren. Saat ini, dirinya sudah siap dengan mukena dan sajadah, sedangkan Marva masih molor di atas kasur.
"Marva, bangun!" panggil Ginny seraya menggoyangkan tubuh gadis itu.
"Aduh apaan sih ganggu orang tidur aja ah!" Marva menepis tangan Ginny dari bahunya dengan mata yang masih terpejam.
"Sholat subuh dulu! Bangun!" Ginny menarik tubuh Marva dan membangunkannya dengan paksa.
Marva yang masih mengumpulkan nyawa, mengerjapkan matanya berkali-kali dan melihat Ginny, Sierra, dan Annisa yang sudah rapi. Pandangannya yang berkabut akhirnya menyadari keadaan. "Pada mau ke mana? Rapi bener dah," celetuknya.
"Aku udah bilang dari tadi! Sholat subuh dulu. Kalo kamu nggak mau, pergi aja sendirian ke musholla. Kita tinggal nih," ucap Ginny.
"Eh jangan main tinggal napa! Gue nggak tau mushollanya di mana. Ntar kalo gue nyasar gimana? Kan kalian bertiga juga yang repot!"
"Makanya cepetan ambil wudhu sana!"
"Iya-iya ah rempong banget deh kayak emak-emak!"
Marva beranjak dari atas kasur, lalu mulai berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu. "Duh gue masih ingat nggak ya caranya wudhu gimana?"
Marva mengalirkan air dari kran dari kran dan berusaha untuk mengingat alur wudhu yang benar seperti apa.
Sial!
Marva sudah lupa. Dia menyadari bahkan bacaan wudhu pun sudah terlupakan olehnya. Untuk menjaga harga dirinya, Marva hanya diam dan tak memberitahu siapa pun. Dia mengambil wudhu dengan asal, lalu segera keluar dari kamar mandi.
Setelah itu, Marva mengambil perlengkapan sholat, dan mereka berempat segera pergi menuju musholla.
***
Semua orang melaksanakan sholat subuh dengan penuh rasa khusyuk, begitu juga dengan Marva yang melaksanakan sholat untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun.
Semuanya baik-baik saja pada rakaat pertama. Hingga sampailah mereka pada rakaat kedua, setelah i'tidal membaca doa qunut.
Namun, Marva yang sangat fakir ilmu malah langsung sujud hingga membuat Ginny, Sierra dan juga Annisa yang berdiri di sampingnya hampir saja batal sholatnya akibat ingin tertawa.
Marva yang sudah terlanjur sujud merasa kebingungan karena yang dibaca oleh imam berbeda dengan bacaan sujud yang dia tahu. Akhirnya dia memutuskan untuk mengangkat kepalanya, dan melihat semua orang masih berdiri.
Anjir. Gue salah nih? Malu-maluin banget, batin Marva menjerit karena merasa sangat malu.
Marva ingin bangkit, tetapi saat dia bangkit orang-orang malah sujud. Alhasil, dia pun kembali sujud.
Ketika selesai sholat, Ginny, Sierra dan Annisa tidak bisa menahan tawanya lagi. Di saat orang-orang sibuk membaca doa wirid, mereka bertiga malah tertawa dalam diam sambil menutup wajahnya.
Dih pada ngetawain gue. Awas aja kalian bertiga!, batin Marva.
Setelah selesai berdoa, Marva bersiap-siap untuk bangkit. Dia berencana untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu. Namun, Sierra menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Yang Memilihku
SpiritualitéPerjalanan hidup yang menuntunku untuk mencintai takdir yang memilihku. __________ Marva Adelina, seorang penyanyi papan atas yang karirnya meredup karena sebuah skandal. Hidup Marva terombang-ambing ketika dunia yang awalnya mencintainya, berbalik...