ANGKASA || 50

413 71 21
                                    

• • •

Hidup itu sederhana, yang rumit adalah pikiran kita.
Hidup itu murah, yang mahal adalah gengsi kita.

• • •

"Gak mungkin lah kak, oh iya apa yang mau di omongin kak? Tentang nomor yang kemarin? Dia siapa?"

"Ini gak pa-pa dia dengar?" Brian menunjuk Edo.

"Gak pa-pa kak."

"Kita udah tau siapa orang itu, keknya yang sering chat lo itu—"

"—Alex."

"Hah? Jangan becanda kak, gak lucu."

"Gak Gei, Brian gak bercanda. Kita udah cari tau sore itu saat gue sama Brian mampir sebentar ke rumah Alex sepulang sekolah," ungkap Dimas.

Flashback

"Lex gue haus minta minum dong, jus deh kalo boleh hehe," ujar Brian tenggorokan terasa sangat kering, hari ini cuaca sangat panas. Sepanas hati ketika melihat dia dengan yang lain.

Alex memutar bola mata malas. "Ambil sendiri sana. Gue ke kamar sebentar, mau ganti baju gerah." Alex pergi menuju kamarnya sebelum itu ia meninggalkan handphone di atas nakas tepat di sebelah Dimas.

Tak lama Brian kembali dari dapur membawa dua gelas yang berisi jus jambu, ia ambil dari dalam kulkas Alex.

"Dapet aja duh jus," ucap Dimas.

"Mayan ada di kulkas, mubazir kalo gak di minum." Brian menepati dirinya duduk di sebelah Dimas. "Bener gak sih dia? Gue masih gak yakin sih Dim."

"Kata gue sih, bener dia."

Brian menatap sekeliling rumah. "Sepi banget nih rumah, kayak hati pemiliknya. Eh Dim, apa kita tinggal di sini aja? Kan orang tua Alex juga masih lama baliknya."

"Ngaco lo."

"Lah kok ngaco?"

"Lo bilang gini juga karena motor lo itu masih di bengkel kan? Jadi lo bias nebeng kita berangkat sekolah."

"Tau aja, ya kan lebih baik dari pada kalian jemput gue bolak balik."

"Kan bisa naik ojek Nyett."

"Lo mah gitu banget sama gue. Eh itu handphone Alex ya?"

"Mana?"

"Samping lo jir, di atas nakas."

Dimas mengambil handphone itu. "Iya keknya, kenapa gak di bawa nih handphone. Biasanya juga di bawa ke mana-mana, ke toilet pun di bawa sama dia."

"Buka Dim buat mastin. Di kunci gak tuh handphone nya?"

"Di kunci Yan."

"Buka-buka palingan kuncinya satu, dua, tiga, satu, dua, tiga."

Dimas mulai menekan nomor yang Brian sebut tadi. "Lah bener, gampang banget."

"Buka wa nya."

"Ada dua wa nya."

"Buka yang kedua coba, biasanya kan yang kedua tuh rahasia."

"Pengalaman banget keknya."

"Gak ya! Dah buruan buka aja tuh."

Dimas membuka wa kedua Alex dan benar saja yang muncul nama Geisha di beranda wa itu.

GEI;KASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang