Ekhem...
Happy Reading!!
Masih jelas dalam benak Razefa awal pertemuan yang langsung menjadi pertunangan dengan Cherly dua tahun lalu. Pemuda itu tertawa pelan mengingat keduanya terkejut namun tak menolak pertunangan mereka. Hanya saja waktu itu Razefa tak tahu suasana hati Cherly seperti apa karena wajah Cherly selalu datar.
Flashback on
Keluarganya telah sampai di tempat janjian sang Ayah dan kolega bisnisnya, yaitu restoran. Setelah seorang pelayan mengantar ke meja private, Razefa melihat empat orang telah mengisi meja tersebut. Ia cukup penasaran, satu keluarga itu memiliki rambut yang sama, cokelat keperakan.
"Selamat malam."
"Good night Mr. Mazaka, Mrs. Mazaka and little Mr. Mazaka."
Razefa awalnya agak terkejut, namun melihat surai yang jarang dimiliki orang pribumi, membuatnya mengerti. Keluarga ini bukan asli Indonesia.
"Silakan duduk, Mr, Mrs, and Little Mr. Mazaka."
"Terimakasih Mr. Weisz."
"Putra anda sangat tampan, Mr. and Mrs. Mazaka."
Senyum simpul Razefa berikan pada wanita dewasa. Pujian yang sudah biasa ia dapatkan. "Terimakasih, Nyonya."
Matanya melirik perempuan muda di antara wanita dewasa dan lelaki muda tengah menunduk. Razefa tak tahu rupa nya namun ia meyakini jika perempuan itu pasti cantik melihat lelaki muda yang ia pastikan saudara nya itu teramat elok.
Mereka pun makan sembari basa-basi bisnis berkedok makan malam. Hanya dewasa yang akrab sementara yang muda hanya diam menyantap dan memperhatikan.
"Saya telah menanam saham diperusahaan Anda sekitar 12%. Sesuai perjanjian kita, saya ingin kita mengikat putra-putri kita agar jalinan kita tetap lancar. Anda tidak melupakannya 'kan, Mr Weisz?"
Bukan hanya dirinya saja, perempuan muda yang sedari tadi menunduk juga langsung mengangkat kepala terkejut. Hanya saja sepersekian detik wajahnya berubah datar membuat Razefa takjub akan perubahan cepat perempuan muda itu. Ia bahkan tak mendengar kelanjutan obrolan orang dewasa saking kagumnya pada perempuan itu.
Dirinya tersadar tatkala tiba-tiba tangannya di berikan kotak kecil oleh sang Ayah dan didorong mendekat pada calonnya. Sedekat ini, Razefa sedikit terpesona oleh parasnya. Wajah kecil, hidung mancung, kulit seputih susu, bibir merah mengkilap dan yang membuatnya tertegun ialah iris keabuan sayu namun tajam. Sesaat Razefa merasa hanyut oleh tatapan datarnya.
"Ayo saling memasang cincin di jari pasangan."
Entah siapa yang bersuara, namun keduanya bergantian memasang cincin di jari manis. Penanda bahwa mereka saling terikat.
"Sekarang kalian resmi bertunangan." Razefa sangat yakin jika orang tuanya begitu senang oleh pertunangan ini. Sekali lagi ia melihat wajah cantik datar di depannya.
"Razefa Avandra Mazaka, saya berharap kamu bisa membahagiakan putri saya, Cherly Rachel Weisz."
Cherly ya? batin Razefa memperhatikan bibir mengkilap tunangannya. Sekarang dia tunangan gue, milik gue.
Flashback off.
Razefa mengeluarkan kalung dari balik baju lalu mengusap bandul kalung berupa cincin pertunangan nya. Matanya menatap lurus bingkai foto Sang Tunangan disertai senyum miring terukir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAGONIST
FantasíaSeryl tak pernah menyangka jika ia mengalami hal yang buat orang-orang menganggapnya gila, yaitu bertransmigrasi!