34. Trauma

2.3K 295 16
                                    


Ruang tamu mansion Jung terasa mencekam. Aura tidak mengenakkan berasal dari kepala keluarga Jung Jaehyun dan Jeno. Kedua alpha dominan tersebut memandang tajam Mark.

"Lee Minyung, bisa kau jelaskan." Jaehyun memulai pembicaraan dengan tegas.

Mark menelan ludah kasar. Jaehyun telah menyebutkan nama aslinya berarti Jaehyun benar-benar marah. Taeyong mengelus lengan Jaehyun, untuk meredam emosi sang alpha.

"Jae, Jeno biarkan Mark menjelaskan. Turunkan emosi kalian, aura ini sangat tidak mengenakkan." Jelas Taeyong, karena tidak hanya Taeyong omega yang berada disana Haechan pun disana. Dampak dari ferromon dua alpha sangat menyesakkan bagi para omega.

Jaehyun memejamkan matanya sejenak guna meredam emosi. Setelah dirasa stabil Jaehyun mulai berbicara kembali. "Jadi apa yang terjadi?"

"Na Jaemin saverius atau banyak yang mengenalnya Javerus. He's queen omega. Dan dia mengidap PTSD." Ucap Mark dengan cepat.

Ketiga orang lainnya membelalakkan matanya terkejut. Bagaimana bisa setahu mereka Nana baik-baik saja.

"Haechan? Bisa kau ceritakan? Aku matenya dan aku berhak tau." Jeno geram ia ingin segera tau apa yang membuat Jaemin jadi seperti ini.

"Bubu." Haechan yang sedari tadi diam mulai memanggil Taeyong dengan suara lirih, kepalanya menunduk dalam.

"Yaaa sayang." Jawab Taeyong lembut, meskipun ia terkejut dengan apa yang dikatakan Mark, ia harus tetap bisa mengontrol diri.

Haechan menaikkan pandangannya matanya sudah berkaca-kaca, menceritakan ini sama halnya dengan ia mengingat kembali kejadian menyakitkan beberapa tahun lalu.

Mark menggenggam tangan Haechan erat. Berusaha memberikan kekuatan.

"Bubu ingatkan kejadian 10 tahun lalu? ...." Haecah menggantung ucapannya barangkali Jaehyun ataupun Taeyong paham apa yang ia maksud. Tapi sepasang mate di depannya hanya mengerutkan kening tanda bahwa mereka masih bingung.

"Hutan terlarang utara .... Shin Yechan." Setelah kalimat terakhir terucap. Sepasang mate di depannya serasa di sambar petir. Kejadian 10 tahun lalu adalah tragedi yang sangat menyakitkan.

"Shin Yechan? Apa maksudmu dan siapa dia?" Cecar Jeno sungguh ia tidak mengerti. Alpha muda ini butuh penjelasan lebih rinci.

"Jeno, kau pernah dengar tragedi bulan purnama merah? Nana adalah salah satu korban yang ada disana. Dan dia menyaksikan semua yang terjadi." Timpal Mark.

Tubuh Jeno menegang. Siapa yang tidak tahu tragedi bulan purnama merah. Penculikan dan pembunuhan terhadap matenya sendiri karena menganggap kekuatan queen omega bisa membuatnya abadi. Memang dia pernah mendengar ada bocah yang selamat dalam tragedi tersebut tapi ia tak menyangka jika itu Jaemin, omeganya.

"B-bukankah Yuta dan Winwin bilang Nana baik-baik saja setelah dibawa ke Jepang?" Jaehyun bertanya dengan terbata.

"Tidak. Nana tidak benar-benar dibawa ke Jepang. Setelah satu minggu tidak ada perubahan sedikitpun mommy daddy beserta mae sepakat untuk membawa Nana kembali ke korea. Menjalani terapi di sebuah tempat." Jawab Haechan. Mae adalah panggilan Haechan untuk ibunya, Ten. Ten adalah dokter psikolog yang menangani Jaemin selama ini.

Baik Jeno Jaehyun maupun Taeyong hanya terdiam dengan tubuh menengang.

"Hampir 5 tahun Nana tidak bisa di dekati siapapun baik itu daddy Yuta dan mommy Winwin, kecuali Mae dan bang Xiaojun. Berbagai terapi dan pengobatan sudah keluarga Na lakukan tapi hasilnya nihil. Hingga perlahan kami bisa mendekati Nana, dia melakukan homescooling. Hingga 2 tahun kemudian Nana memutuskan untuk terjun ke dunia modeling dan masuk sekolah di tahun pertama SMA." Lanjut Haechan.

Taeyong sudah terisak ia menangis begitu berat hidup yang di lalui putra manisnya, Jaemin.

"Hingga saat ini Jaemin akan merasa terancam jika orang baru mendekatinya, berbagai suara keras, senjata api akan membuat traumanya kembali." Mark ikut menyahuti. Haechan sudah berlinang air mata ia seperti tidak sanggup melanjutkan perkataannya.

"Jadi itu alasannya Jaemin sangat membenci ikatan mate?" Tanya Jeno dengan pandangan kosong ke arah depan.

Keempat orang tersebut mengalihkan pandangannya pada Jeno. Taeyong menatap sendu sang putra.

"Apa Nana pernah benar-benar menolakmu?" Tanya Mark pada Jeno.

"Tidak." Jawab Jeno dengan cepat. Itu memang benar meskipun Jaemin selalu mengelak dengan perkataan ketusnya tapi Jaemin tidak pernah menolak pemberian ataupun kehadiran Jeno.

"Nana tidak membencimu, dia hanya sedang melawan rasa traumanya." Haechan  memberi pengertian pada Jeno.

Menghela nafas kasar Jeno menundukkan kepalanya kemudian membuka bungkus lolipop yang sedari tadi ia genggam.

Mark menyergit, ia seperti mengenal lolipop yang Jeno pegang "Shiit, Jung Jeno." Ia segera merebut lolipop yang sedikit lagi akan masuk ke mulut Jeno.

Jaehyun dan Taeyong terkejut dengan tindakan Mark. Sedangkan Jeno menggeram marah, lolipopnya direbut paksa Mark. "Apa  mau mu Mark?"

"Darimana kau dapat ini?" Tanya Mark. Haechan merebut lolipop yang ada di Mark, mengendusnya pelan.

"Milik Nana. Dia selalu melarangku mencicipi permen itu, jadi aku mengambilnya sendiri di sakunya." Jawab Jeno enteng.

"Fuck Jen, it's not candy. Ini obat penenang." Teriak Mark marah.

"Obat penenang?" Beo Jaehyun.

"Nana akan memakan ini ketika ia merasa gelisah. Mae yang membuatkan khusus untuknya."  Haechan menjawab dengan menatap lolipop yang ia pegang. "Kapan Nana mengkonsumsinya?" Lanjutnya.

Jeno membelalakan matanya yang sipit. "Setiap hari. Ketika aku bersama Nana."

Jeno meremas rambutnya frustasi jadi selama ini Jaemin merasa gelisah ketika berdekatan dengannya. Ikatan mate mereka terungkap sudah 3 bulan lebih. Berarti Nana mengkonsumsi obat penenang secara berlebihan dan itu karenanya.

Taeyong semakin menangis dipelukan Jaehyun. Mereka tidak menyangka begitu berat apa yang Jaemin alami.

"Dimana mereka sekarang?" Jaehyun angkat bicara setelah sekian lama diam.

Mark dan Haechan saling pandang, mereka ragu akan memberitahukan tempat Nana.

"Katakan. Yuta dan Winwin teman dekatku. Apalagi Nana matenya Jeno. Kami berhak tau." Jaehyun semakin mendesak Mark.

"Rumah pantai, provinsi Ulsan" Jawab Haechan.

"Kita kesana besok." Timpal Taeyong. Ia ingin segera tau keadaan Jaemin.



°°°°°°


Keluarga Nakamoto sampai dirumah pantai pada malam hari, tadi setelah dari mansion Jung mereka mampir ke rumah sakit untuk menjemput Ten, mae nya Haechan.

Jaemin tertidur setelah diberi beberapa obat tidur. Ini dilakukan agar ia bisa lebih tenang. Karena sedari tadi sejak Jaemin sadar dari pingsannya ia terus saja merasa ketakutan. Di saat seperti ini hanya Dejun yang bisa mendekati Jaemin.

"Abang, Nana nya langsung di bawa ke kamar aja ya. Nanti baru kamu turun makan." Perintah Winwin pada anak sulungnya.

"Tidak mom, abang makan di kamar Nana aja ya." Jawab Dejun dengan menggendong Nana bridalstyle.

"Ya sudah nanti biar Daddy yang antar makanannya." Yuta ikut menimpali.

Setelah mereka turun dari mobil, mereka menuju kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan melalui bodyguard keluarga Na.










































Hallo aku up lagi. Hehe
Terimakasih banyak untuk dukungannya. Jadi makin semangat.
Maaf gabisa up cepet 🙏
Jangan lupa vote dan komen.

My Queen OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang