31. Mimpi Buruk

2.6K 264 5
                                    


Jeno terbangun dari tidurnya, melihat jam masih menunjukkan pukul dua dini hari. Ia haus tapi gelas di nakasnya sudah kosong. Jeno memutuskan untuk turun ke dapur mengambil minum.

Saat melintasi kamar Jaemin, ia mendengar suara rintihan dan ada sedikit tangisan. Jeno jadi merinding apa apartemen Jaemin berhantu. Semakin Jeno mendekat ke pintu kamar Jaemin, semakin jelas pula suararanya. Jeno beranikan diri untuk membuka pintu kamar Jaemin, untung kamarnya tidak dikunci. Benar asal suaranya dari Jaemin. Apa bocah ini menangis batin Jeno.

Jeno melangkah masuk dengan memanggil nama Jaemin, tapi sang omega tidak menyahuti. Karena posisi tidur Jaemin yang membelakangi jadi Jeno tidak bisa melihat jelas.

"Toloong hiks .. hiks."
"Gelap hiks Nana takut."

Jeno hampiri omeganya, Jaemin masih tidur tapi dia menangis. Air matanya masih mengalir, Jaemin pun masih terisak.

"Jaaangan ... hiks hiks."

Mimpi buruk apa yang membuatnya menangis begitu monolog Jeno.

"Jangan bunuh Nana, j-angan sakiti."

Kata terakhir dari Jaemin membuat Jeno membulatkan matanya yang sipit. Segera Jeno naik keranjang Jaemin, ia peluk erat sang omega untunglah Jaemin balas memeluknya tak kalah erat. Jeno keluarkan ferromonnya dengan menggumamkan kalimat penenang berharap mimpinya segera hilang. Jaemin masih menangis dipelukannya, hingga tak lama Jaemin tenang.

"Aku tak tau apa yang membuatmu sampai seperti ini hingga kamu pun tak mau membuka hati untukku, tapi aku tak akan menyerah." Ia cium pucuk kepala Jaemin kemudian mendekap sang omega lebih erat, agar Si cantik bisa tenang saat tidur.



°°°°°°°



Jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, terlihat seorang alpha tampan sedang bekutat di dapur, siapa lagi kalu bukan bapak Jung Jeno. Jeno tadi bangun lebih awal jadi dia memutuskan untuk memasak.

Jaemin terbangun karena sinar matahari dari celah gorden mengenai wajahnya, ia lihat jam di nakas pukul tujuh. Mendudukan tubuhnya, biasanya ia akan terbangun pukul tiga dini hari karena mimpi buruk dan akhirnya ia yang tidak bisa tidur kembali setelahnya. Tapi ini berbeda tidurnya sangat nyenyak. Jaemin memutuskan untuk mencuci muka dan akan turun membuat sarapan, mungkin ia akan lari pagi.

Jaemin keluar dari kamarnya ia mencium aroma masakan, ah dia jadi lapar. Tapi siapa yang memasak di apartemennya, tidak mungkin Renjun atau Haechan, dua omega cerewet itu pasti akan delivery makanan atau paling parah Jaemin yang diminta memasak.

Sampai di pertengahan tangga Jaemin melihat punggung tegap seseorang tengah menata makanan di atas meja makan, ah Jaemin baru ingat kemarin Jeno menginap di apartemennya.

"Ah Na, kau sudah bangun." Sambut Jeno dengan senyum matanya membentuk bulan sabit.

"Hmm." Jaemin menjawab dengan deheman.

Jeno menarik salah satu kursi yang ada disana, mempersilahkan Jaemin duduk. "Mari makan." Setelah Jaemin duduk Jeno melepas apron dan ikut duduk di depan Jaemin. Masakannya terlihat lezat.

Jeno mengambilkan beberapa makanan ke piring Jaemin. "Makanlah." Tanpa basa basi Jaemin menyuap makanan yang Jeno berikan. Sang alpa Memperhatikan Jaemin dengan antusias "Apakah enak?" Tanya nya dengan mata berbinar.

Jaemin tersenyum "Selalu enak, makanlah juga." Jaemin mengambilkan makanan ke piring Jeno. Jeno semakin tersenyum dibuatnya.

Mereka makan berdua dengan tenang, senyum Jeno tak luntur dari tadi.

"Biar aku yang cuci piring." Jeno memegang tangan Jaemin yang akan membersihkan piring bekas mereka makan.

"Kau sudah memasak biar aku yang mencuci." Ucap Jaemin melepaskan cekalan tangan Jeno, melanjutkan membawa bekas piring mereka ke wastafel kemudian mencucinya. "Mandilah, bau mu busuk."

Jeno menyerngit kemudian mengendus bau nya, tidak dia tetap wangi. Tapi apa daya bila nyonya sudah berkata Jeno pun langsung naik ke atas untuk mandi.

Jeno selesai mandi senyumnya semakin mengembang saat tau ada baju di kasur mungkin Jaemin yang menyiapkan untuknya.

Jeno menuruni tangga, Jaemin sudah di depan televisi dengan setoples camilan dipangkuannya.

Jeno mendekati Jaemin "Aku ada rapat hari ini. Terima kasih mengijinkan aku menginap. Semangat jika kau ada job nanti." Jeno mengecup kening Jaemin cukup lama.

Sebenarnya Jeno masih ingin berduaan dengan Jaemin, kalau rejeki mungkin ia bisa cuddling dengan Jaemin. Sayang sekali Jeno sudah berjanji akan memimpin rapat. Jeno sudah mengambil sebagian besar pekerjaan ayahnya sebagai CEO, sebentar lagi ia akan menggantikan posisi sang ayah. Ia sudah menemukan matenya tidak mungkin ia terus bergantung pada sang ayah, mungkin sebentar lagi ia akan menikahi omeganya, Na Jaemin. Ah Jeno merasa seperti sepasang suami istri dengan Jaemin jika seperti tadi dengan Jaemin.

Mereka sudah menyelesaikan ujian akhir tinggal menunggu kelulusan. Jadi Jeno bekerja di perusahaan sang ayah, sedangkan Jaemin semakin sibuk dengan job modelingnya.

Jaemin hari ini tidak ada jadwal pemotretan. Jika ia tetap di apartemen ia yakin pasti akan mati bosan.

"Ah waktunya mengunjungi Black Side." Monolog Jaemin dengan senyum liciknya.

Jaemin berlari menuju kamar untuk mandi.
"Nah perfect, heran ganteng banget" monolog Jaemin depan kaca.

Jaemin mengendarai mobil Buggati Divo dengan kecepatan di atas rata-rata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin mengendarai mobil Buggati Divo dengan kecepatan di atas rata-rata. Ah dia merasa bebas.

 Ah dia merasa bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Buggati Divo)






































Hai hai kakak ada aku lagi. Hehe
Banyak yang req double up.
Jadi kali ini aku double up. Yeeeay 🎉🎉
Terimakasih banyak untuk dukungannya.
Jangan lupa vote dan komen.

My Queen OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang