32. Black Side

2.4K 262 17
                                    


Jaemin tiba di depan markas Black Side setelah menempuh 45 menit perjalanan, menunjukkan kartu akses yang pernah di berikan Guanlin. Jangan tanya darimana Jaemin tau lokasinya, koneksi Jaemin dimana mana. Tapi ini jadi rahasia Jaemin.

Tok
Tok
Tok

Ada tiga orang di ruangan tersebut sepertinya mereka membicarakan hal serius. "Masuk"

"Maaf mengganggu tuan, diluar ada yang ingin bertemu." Ucap salah satu bawahan.

"Siapa?"

"Dia tidak mengatakan namanya, tapi ia punya akses kesini. Dia bilang sudah punya janji."

Mereka bertiga menyergit, siapa yang datang sedangkan satupun dari mereka tidak ada yang punya janji temu.

"Suruh dia masuk." Ucap yang paling tua.

"Baik tuan." Kemudian sang bawahan membungkuk lalu pergi memanggil sang tamu.

Tok
Tok

Setelah mengetuk pintu Jaemin menyembulkan kepalanya ke dalam, oh ada tiga orang batin Jaemin.

Jaemin masuk dengan berwibawa dagunya di angkat ke atas. Meskipun memakai pakaian casual tapi tata krama yang di tunjukkan sangat bagus.

"Jaemin!" Yang paling muda kaget.

"Oh hai Alin." Jaemin melambai pada Guanlin, ekpresi yang tadinya berwibawa berubah menjadi tengil.

Dua orang lain yang berada di dalam terkejut apa ini salah satu pemuas Guanlin yang meminta pertanggung jawaban. Pasalnya hal seperti ini sering terjadi. Yang paling tua berdehem, Tuan Lai Jinjing.

"Sepertinya aku tak dibutuhkan disini, aku akan kerumah sakit. Bye cantik."  Si sulung Lai Bingwen berpamitan pergi sebelum itu ia menyempatkan mengedipkan sebelah matanya pada Jaemin.

"Apa maumu?" Tanya tuan Lai to the point.

"Aw apa aku tidak dipersilahkan duduk." Oh lihatlah betapa tengilnya bocah satu ini. Tanpa dipersilahkan Jaemin sudah duduk di samping Guanlin.

Guanlin memijat pangkal hidungnya, pusing dengan kelakuan omega cantik ini.

"Siapa kau? Salah satu pemuasnya?" Tanya tuan Lai pada Jaemin dengan menunjukkan dagunya pada putranya.

Jaemin menegakkan duduknya "Na Jaemin Saverius. Dan aku bukan kekasihnya." Ucap Jaemin dengan menjulurkan tangan nya pada tuan Lai.

"Ah si bungsu Nakamoto?." Setelahnya Tuan Lai tertawa keras "Kau ingin bodyguard. Tidak kusangka putraku terpikat padamu sampai memberimu kartu akses kemari."

Guanlin dan Jaemin melotot kan matanya mendengar penuturan tuan Lai.

Karena tak mendapat balasan jabatan tangan Jaemin memundurkan tangannya kemudian bersandar pada sofa. Seenaknya sekali omega ini.

"Oh ayolah tuan itu hanya permintaan konyol Daddyku." Ucap Jaemin kesal.

Guanlin menghadap ke arah Jaemin "Sudah ku bilang, aku sedang mencarinya." Ucap Guanlin.

Jaemin berdecak "kau terlalu lama, aku tidak hanya membutuhkan senjata tapi juga pasukan." pada kalimat terakhir Jaemin menoleh pada tuan Lai.

Seakan mengerti bahwa Jaemin ingin bernegosiasi dengannya tuan Lai menyahut "Apa yang ku dapat." Ucap tuan Lai dengan smirknya.

"Baba!" Guanlin melototkan matanya.

"Ah saya suka sistem bisnis seperti ini." Jaemin bersendekap "Jalur perdagangan selatan." Ucap Jaemin dengan senyum liciknya.

Seketika dua orang yang berada di ruangan itu terkejut, pasalnya sangat susah melakukan transaksi gelap di jalur perdagangan selatan.

"Guanlin keluarlah." Tuan Lai memerintah putranya.

My Queen OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang