🥨Perihal 25

494 70 15
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sejak kecil Jihoon tidak pernah hidup susah. Keluaraganya mapan, dan punya banyak uang jadi bukanlah hal sulit bagi Jihoon mendapatkan apa yang dirinya mau. Bahkan jika dia meminta helikopter untuk mengantarnya sekolah, Ayah Jaehyun mungkin akan mengabulkannya.

Sampai akhirnya Junghwan lahir.

Jihoon memandang sengit pertumbuhan sang adik yang entah kenapa menjadi lebih dibanggakan oleh Ayah Jaehyun.

"Adek menang lagi tahun ini, rencana nya mau Ayah belikan apa?"

Jihoon berumur 17 tahun saat Junghwan kecil mulai ikut Taekwondo dan membuat Ayah Jaehyun sumringah mendengar prestasi si bungsu.

Bukannya Jihoon tidak mencoba sih.

Dia pernah menaruh Junghwan didalam kardus dan hampir membuat adiknya dikirim ke Korea Utara, kalau saja Bunda Rose tidak membuka kardus yang mau dibawa tukang paket itu.

Pernah juga Jihoon membuat kalung kertas bertuliskan, GRATIS! AMBIL AJA kepada Junghwan saat dia membawa adiknya berbelanja di mini market.

Tidak satupun berhasil, Junghwan masih ada dirumah. Tumbuh menjadi kebanggaan Ayah, namun seiring berjalannya waktu Jihoon sadar dia adalah kesayangan Bunda Rose, oke jadi mereka impas.

Sampai kemudianㅡ

"Limit? Ayah jangan ngelantur deh."

Ayah Jaehyun menggeleng. "Ayah udah berkali-kali peringatin kamu, sekali lagi kamu beli barang yang nggak guna... Ayah bakal kasih Limit di kartu kamu."

"Tapi itu bukan barang nggak guna, Ayah! Itu sepatu baru Jiji!"

"Ji, kamu udah dewasa. Seharusnya daripada kamu hambur-hamburin uang kayak gini... Kamu cari juga uang buat kamu sendiri." Nasehat Ayah Jaehyun membuat Jihoon terkekeh.

"Ayah nyuruh aku kerja?"

"Kamu udah waktunya mencari uang sendiri, Ji. Kamu sudah 25 tahun, dan Ayah nggak mungkin menanggung kamu selamanyaㅡ!"

"AYAH MAU BUANG JIJI?!"

"Jiㅡ maksud Ayah nggak gituㅡ"

"Kenapa? Karena Junghwan ya? Ayah kan memang lebih sayang sama Juju ketimbang sama Jiji!" Pekik Jihoon dramatis.

Ayah Jaehyun menghela nafas berat, memegangi pelipisnya. Sesekali memperhatikan raut wajah kesal dan sedih Jihoon.

Not The Guilty - Treasure00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang