[COMPLETED]
Banyak orang mengatakan, menjadi bungsu itu menyenangkan. Orangtuamu akan memanjakanmu dan kakakmu akan menyayangimu dengan caranya sendiri. Tetapi mengapa Jaemin justru merasa bahwa menjadi bungsu adalah malapetaka? Ayahnya selalu menun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin melangkahkan kakinya dengan hati berdebar melewati setiap lukisan yang dipajang. Park Chanyeol berada di depannya, berjalan sembari berbincang dengan seorang pengunjung lainnya. Ya, Jaemin dan Park Chanyeol sedang mengunjungi pameran lukisan dimana lukisan milik Chanyeol, Renjun, Jaemin, dan bahkan ketiga teman baru Jaemin di sanggar ikut terpajang disana.
Sejujurnya Jaemin jelas sangat terkejut ketika Renjun memberinya kabar bahwa seminggu lagi ia akan ikut ayah Renjun ke sebuah pameran lukisan. Tadinya Jaemin merasa sungkan karena ia bahkan baru melukis satu lukisan dan itupun menjadi milik Chanyeol sendiri. Tapi Renjun hanya menjawab dengan senyuman kecil, seolah kata-katanya tidak terbantahkan.
"Jaemin-ah, apakah tidak masalah kalau kutinggal sendiri sebentar? Ada yang harus aku bicarakan dengan Direktur," kata Chanyeol sembari menunjuk jempolnya ke arah pintu yang terbuka di seberang ruangan. Beberapa orang yang memakai jas rapi tampak melangkah kesana. Jaemin yang sedang asyik melihat sebuah lukisan hutan tropis yang unik segera mengalihkan pandangan dan menganggukan kepalanya.
"Tidak masalah, ahjussi," kata Jaemin sambil tersenyum. Chanyeol mengacak rambut Jaemin perlahan lantas berbalik dan berlari kecil, bergabung dengan beberapa orang yang Jaemin yakini, pasti para petinggi perusahaan penting. Jaemin memutuskan untuk kembali melangkah sembari melihat-lihat lukisan yang membuatnya tertarik.
Rasanya menyenangkan sekaligus menenangkan ketika matanya tertuju pada setiap kanvas dengan goresan cat air membentuk berbagai macam gambar yang indah. Pemandangan bukit, gunung, taman bunga, bahkan hingga goresan random yang justru terlihat sangat menarik. Mungkin Jaemin akan mencoba melukis abstrak nanti.
Ketika tiba pada sebuah lukisan yang tampak familiar, senyum yang semenjak tadi terpatri di wajahnya menghilang seketika. Lukisan yang sangat ia kenali, lukisan yang lebih dari sekedar bermakna. Lukisan yang membuatnya mendapat kesempatan berada disini saat ini, sekaligus lukisan yang melukai dirinya karena kemarahan sang ayah. Ya, lukisan yang kini berada di hadapan Jaemin adalah lukisan pertama miliknya yang memenangkan kontes melukis di Universitas. Sebuah lukisan pemandangan bunga sakura dengan latar biru langit dan beberapa kelopaknya yang berterbangan.
Sesuatu yang sangat mengganggunya adalah nama pelukis yang tertulis di bawah lukisan itu. Kim Heechul. Bukankah nama yang tertulis di bawah lukisan adalah nama pelukis asli bukan pembelinya? Bahkan lukisan miliknya yang telah dibeli Chanyeol juga bertuliskan namanya dan bukan Park Chanyeol.
Jaemin teringat cerita Renjun yang menunjukkan bahwa seseorang menjatuhkannya dari atas jembatan. Orang yang bersamanya terakhir kali adalah pelukis Kim Heechul. Kemungkinan terbesar orang yang berusaha membunuh dirinya adalah pelukis itu. Jaemin benar-benar yakin lukisan itu miliknya. Tanda tangan yang selalu ia tinggalkan, JMin, jelas-jelas tertulis di ujung kanan lukisan.
Lantas Jaemin bergeser pada lukisan di sebelahnya yang rupanya juga memiliki tag nama Kim Heechul. Ia tertegun ketika menemukan tanda tangan pelukis yang berbeda disana. Ketika ia bergeser lagi hingga ke lukisan bagian ujung, seluruh lukisan dengan nama Kim Heechul yang berderet di dinding sisi ini memiliki tanda tangan pelukis yang berbeda.