Beberapa anak BLACKHORSE kini sedang kumpul diwarung Bi Een, warung yang berada diseberang sekolah tempat biasa mereka membolos juga. Ini memang sudah waktu pulang sekolah namun mereka belum ada yang pulang kerumah.
Dafka kini duduk sambil memainkan handpone dan mengapit rokok disela - sela jarinya.
"Daniel ngajak lo balapan nanti malam," ucap Kenzie.
Daniel Stevano kerap disapa Daniel, dia merupakan musuh Dafka dan temannya. Dia juga mempunyai geng yang bernama Altar.
"Jam berapa?" tanya Dafka.
"Jam sepuluh!" langsung dibalas anggukan oleh Dafka.
"Geser guys, orang ganteng mau duduk," ucap Elthan yang baru bergabung membawa makanan.
"Bagusan juga muka monyet dari pada lo!" cibir Raga.
"Iri aja lo kudanil."
"Dasar jomblo dari lahir."
"Ngaca woi!" teriak Raga.
Dafka hanya memutar bola matanya malas, tak mau mendengar ocehan kedua temannya itu.
"Diam aja lo," tanya Nadeo kepada Dafka.
"Lagi males," ucapnya lalu beranjak pergi.
"Gue pulang dulu, nanti ketemuan di sana aja," pamitnya meninggalkan semuanya.
Akhirnya mereka semua kini pada pulang setelah kepergian Dafka tadi.
Diperempatan jalan pulang Dafka melihat cewek yang mendorong motor, merasa kasihan akhirnya Dafka menepikan motornya. Mendengar suara motor yang berhenti gadis itu menoleh kebelakang dan dia bisa mengenali siapa sosok laki – laki tersebut. Membuka kaca helm fullface dan benar saja dugaan gadis itu dia adalah Dafka, dan ternyata gadis yang ingin ditolong Dafka dalah Asya.
"Kenapa?" tanya Dafka dengan nada santai.
"Pake nanya lagi, udah diliat tadi gue ngapain," sindirnya.
"Ya kali aja lo lagi pengen dorong motor, iya kan," sahut Dafka.
"Kalo lo cuma mau gangguin gue mendingan lo pulang," gumam Asya yang sudah geram dengan Dafka.
"Yaudah, baru aja gue mau nolong lo," lanjutnya.
Membuka handpone mencari nomor seseorang dan langsung saja Dafka mengirim pesan pada orang itu.
"Ayo pulang, nanti motor lo gue yang urus," ujarnya. Dafka tidak mungkin membiarkan Asya mendorong motor sendirian.
"Ngga mau!"
"Emang lo mau disini terus sendirian, Hmm!!"
Tak mau beradu mulut lagi akhirnya Asya naik kemotor Dafka.
"Dimana Alamat rumah lo?" tanya Dafka sedikit berteriak.
"Jl. Anggrek no 05."
Kini keduannya telah sampai dihunian rumah Asya yang sangat megah. Asya langsung saja turun dari motor Dafka dan memberikan helm yang dipakainya tadi. Tak lupa dia berterima kasih kepada Dafka.
"Makasih," ucapnya dengan tulus.
"Iya, gue duluan ya" Dibalas anggukan oleh Asya.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, Dafka sudah siap dengan kaos hitamnya dan dibalut dengan jaket geng kesayangannya. Dia sudah siap duduk diatas motornya seraya berbincang - bincang dengan temannya.
"Dateng juga lo! gue kira lo takut," ejek Daniel.
Dafka hanya menyunggingkan senyum.
"Gue gabakal kalah untuk malam ini, jadi lo siap – siap aja," bisik Daniel pada telinga Dafka. Namun Dafka tak menghiraukan ucapan Daniel barusan.
Keduannya sudah bersiap digaris start, wajahnya yang tampan itu kini sudah tertutup oleh helm fullface.
Brumm! Brumm!
Deru suara knalpot menggebu diarena balapan.
"Are you ready?" tanya seorang Wanita dengan pakaian pendeknya.
TIGA!!
DUA!!
SATU!!
Pistol pun ditembakkan keatas. Semua motor melaju kencang membelah jalanan dengan kecepatan tinggi.
Dafka dan Daniel sama - sama menambah kecepatannya, terlihat kini keduanya tidak ada yang ingin kalah. Daniel selalu berusaha menghalangi jalan Dafka namun Dafka yang lihai berhasil menyerempet motor Daniel. Balapan kali ini cukup sengit dan menegangkan bagi yang menontonnya. Dafka tersenyum puas karena berhasil menyalip motor Daniel dan memimpin paling depan.
Beberapa meter didepannya, garis finish sudah terlihat didepan mata, dengan kecepatan ekstra Dafka menambah laju motornya. Hingga akhirnya Dafka bisa sampai lebih dulu kegaris finish itu.
Teriakan riuh para penonton dan temannya bersorak atas kemenangan Dafka malam ini. Memang kemampuan Dafka dalam balap motor tidak bisa diragukan lagi.
"Yuhuuu selamat daf, kemampuan balap lo emang perlu diacungui 10 jempol," seru Raga bersorak atas kemenangan Dafka.
"Keren bro, lo emang raja jalanan kita," tutur Nadeo.
"Thanks guys." Sambil tersenyum.
Daniel yang tak terima dengan kekalahan malam ini pun mengajak semua anak buahnya untuk cabut dari arena itu.
"Gue ga akan biarin lo gitu aja Dafka!" lalu pergi meninggalkan semuanya.
Dafka hanya tersenyum miring lalu turun dari motornya.
Diarena balapan ternyata ada Asya beserta 3 temannya yang juga menonton, iya benar saja Nadeo yang mengajak pacarnya dan kebetulan mereka lagi main kerumah Kaila. Asya yang sudah lama tidak menonton balapan pun mau - mau saja diajak menonton malam ini.
"Jago juga lo balapan," celetuk Asya melihat Dafka yang mendekat kearah mereka semua.
"Iya, kayanya mau nantangin lo juga habis ini!" sahut Dafka.
"Dih baru juga menang sekali udah sombong duluan."
"Gimana kalo kita taruhan aja?"
"Kalo kalah, lo harus jadi pacar gue."
"Oke, kalo gue menang lo harus jadi babu gue."
"Deal!" keduanya.
Semua yang ada disana tidak percaya dengan ucapan mereka barusan, apalagi temannya Asya sangat tidak percaya dengan tantangan konyol yang dibuat Dafka. Asya yang merasa tertantang mau - mau saja lagian dirinya sudah lama tidak balapan motor seperti itu. Terakhir kali mungkin waktu dirinya masih kelas satu Sma.
Setelah puas berbincang - bincang akhirnya mereka semua memutuskan untuk pulang kerumah karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFKA [ON GOING]
Teen Fiction"Gimana kalo kita taruhan aja?" "Kalo kalah, lo harus jadi pacar gue." "Oke, kalo gue menang lo harus jadi babu gue". "Deal!" Keduanya.