Setelah kepulangan temannya, dafka merebahkan tubuhnya disofa. Saking nyamananya, ia tidak sadar ketiduran disofa itu dengan kondisi televisi yang masih menyala.
Drrtt...
Getaran pada handpone, membuat dirinya terbangun.
Tertera nama sang mama pada handpone miliknya,"ganggu aja", ucapnya lalu menekan tombol merah, karena dia enggan untuk mengangkatnya.
Setelah tertidur disofa dia beranjak menuju kamarnya, dan memilih untuk melanjutkan tidurnya. Tapi dia baru sadar bahwa belum mengganti pakaian lalu beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan seluruh badannya.
Selesai mandi dia membuka handpone dan mengirimkan pesan kepada sesorang.
082347****** : jangan lupa besok malam ya cantik, see you!
Dafka baru saja mengirim pesan kepada Asya, dia mendapatkan nomornya dari Kaila melalui Nadeo. Tidak lama kemudia handpone Dafka Kembali berbunyi menandakan pesan masuk.
Tingg..
Asya monster : y
Melihat itu Dafka tertawa sendiri, dia tidak sabar untuk balapan besok.
Jam menunjukkan pukul 9 malam. Dia berniat pergi keluar membeli nasi goreng untuk makan malam hari ini. Jarak tempat nasi goreng dari apartemennya sangat dekat, hanya 5 menit saja. Motor Dafka sudah terparkir didepan, dan dia langsung memesan 1 porsi nasi goreng beserta 1 gelas es teh.
"Ini nasi goreng nya sama es teh nya den Dafka," ucap mang Dito seraya menyodorkannya yang berada didalam nampan.
"Iya mang, makasih ya," jawab Dafka. Dafka melahap makanan yang sudah ada didepannya. Dirinya sudah biasa makan di kaki lima, walaupun dia orang kaya, Dafka selalu makan ditempat yang berada dipinggir jalan seperti ini. Selesai makan dia menyodorkan satu lembar uang berwarna merah kepada penjual.
"Ambil aja mang kembaliannya," ucap Dafka, lalu beranjak pergi untuk pulang ke apartemen lagi.
*
Asya merutuki diri sendiri telah mengiakan taruhan Dafka. Dia menatap langit langit kamarnya, memikirkan bagaimana jika nanti kalau dirinya yang kalah. Dia memutar posisi tubuh ke kanan, lalu mengambil ponsel yang tidak jauh dikepala. Asya membuka handponenya lalu membuka grup chat.
4LIFERS
Asya: guys!
Kaila: ada apa calon bu ketua.
Audie: kenapa sya?
Asya: calon bu ketua matamu!
Asya: gimana ya kalo gue kalah nanti:(
Raina: ya, lo jadi pacarnya Dafka lah! Mau apa lagi.
Kaila: terima tantangan dong.
Asya: heh Raina diam ya lo! Ingat lo punya hutang cerita sama kita.
Audie: gimana kalo nanti sore kita kerumah Asya.
Kaila: gas!
Raina: berangkat.
Asya mematikan handpone nya, memilih untuk tidur dan enggan memikirkannya lagi. Mau bagaimana pun dia harus terima dengan hasilnya nanti.
Beberapa jam kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Kaila, Audie, dan juga Raina sudah sampai dirumahnya Asya. Mereka kini sudah berada dikamarnya, dan pemilik kamar masih bergelut dengan gulingnya.
"Woi Asya, bangun udah malam ini!" teriak Raina bohong.
Merasa terusik tidurnya, Asya membuka matanya perlahan sembari mengumpulkan nyawa untuk berpikir.
"Hoamm..., enak banget gue tidur," Asya menguap lalu menatap semua temannya. Setelah semua nyawanya terkumpul dia beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
Tak butuh waktu lama, Asya keluar dari kamar mandi dengan muka yang sedikit segar.
"Jadi gimana persiapan lo," tanya Kaila membuka pembicaraan.
"Gue ga banyak persiapan, gue kan udah jago," sahutnya dengan nada sombong.
"Yeah, giliran tadi aja lo bilang gimana nanti kalo kalah," sambung Raina.
"Pede aja dulu, iya ga?" lalu dibarengi dengan gelak tawa mereka semua.
Kini giliran mereka yang menagih cerita kepada Raina. Cerita bagaimana Raina bisa pacaran sama Kenzie wakil ketua geng BLACKHORSE.
Raina mulai menceritakan awal mula mereka kenal sampai bisa pacaran. Ketiga temannya itu fokus mendengarkan ceritanya, hingga tidak terasa waktu sudah mulai malam.
*
Balapan akan segera dimulai, Asya sudah datang bersama dengan temannya. Berpakaian serba hitam, membuat kecantikannya itu kian bertambah. Tak lama kemudian Dafka berserta rombongannya menghampiri mereka semua.
"Gimana, sudah siap jadi ibu ketua belum? Celetuk Dafka, sembari tertawa.
"Udah siap jadi babu gue, belum? Sahut Asya. Keduanya saling tersenyum meremehkan.
Mereka sudah menaiki motornya masing masing. Didepan nya sudah berdiri seorang Wanita dengan pakaian seksi yang memberi aba aba.
Ready...?
Tiga...
Dua...
Satu...
Bendera merah berkibar, tanda balapan sudah dimulai.
Asya mengendarai motor dengan cepat, sedangkan Dafka masih tertinggal dibelakangnya. Asya tersenyum dibalik helm full face nya, karena dia yang memimpin didepan. Pada belokan pertama Dafka sudah menambah kecepatan laju motornya, dan siap mendahului Asya. Dafka tertawa ketika sudah berhasil mendahuluinya, kini dirinya yang memimpin didepan.
Asya tidak terima dengan Dafka yang berada didepan, dan ingin menyalipnya. Dafka dapat melihat dari pantulan kaca spion motor, melihat Asya yang ingin menambah kecepatannya, sontak saja membuat dirinya tidak mau kalah. Kini garis finish sudah terlihat beberapa meter darinya. Dengan segala kecepatan akhirnya Dafka sampai pada garis finish duluan, dan disusul Asya beberapa menit kemudian. Sorak gemuruh kegembiraan terdengar ricuh, walaupun mereka sudah tahu siapa yang akan menang, tapi tidak menutup kemungkinan Asya juga akan menang.
"Bentar lagi official ibu ketu nih," goda Raina. Semua yang ada diarena ikut tertawa, melihat wajah Asya yang sudah merah.
"Bentar lagi makan gratis nih," sambung Elthan.
"Makan mulu pikiran lo," timpal Kenzie.
Kini mereka semua tertuju pada Asya, sehingga membuat dirinya tidak enak.
"Kenapa pada lihatin gue sih?"
"Gimana sama taruhan nya masih ingat kan," sahut Dafka membuka pembicaraan.
"Taruhan yang mana ya, perasaan gue ga pernah bikin taruhan sama lo."
"Jangan lupa ingatan sya, gaboleh curang." Kaila mengompori.
"Mau jadi pacar apa jadi istri," celetuk Dafka. Ucapannya itu kini makin menjadi jadi.
"Iya, gue ingat. Puas lo! Ngarep banget gue jadi istri lo!"
Mereka tertawa senang, iya senang menjahili Asya.
"Peluk dong, kan udah jadi ibu ketua, iya ga guys."
Mereka semua berteriak menyuruh Dafka dan Asya untuk berpelukan. Membuat keduanya saling bertatapan, hingga akhirnya Dafka menghampiri Asya dan memeluknya. Kehebohan pun kian bertambah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23:30 yang artinya 30 menit lagi sudah berganti hari. Mereka semua sudah siap untuk pulang kerumah masing masing. Namun, Dafka dia tidak akan langsung pulang, dirinya akan mengantarkan Asya terlebih dahulu. Sedangkan motor yang dikendarai Asya tadi, akan dibawa orang suruhannya Dafka.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
DAFKA [ON GOING]
Teen Fiction"Gimana kalo kita taruhan aja?" "Kalo kalah, lo harus jadi pacar gue." "Oke, kalo gue menang lo harus jadi babu gue". "Deal!" Keduanya.