2. cómo vamos a resolver este problema?

391 66 44
                                    

"Balvenie? Lagavulin? Or Martini?"

Estelle melirik kecil, mengabaikan tawaran pria yang duduk di sampingnya dengan cukup keras karena ia langsung bicara dengan bartender yang sedang berdiri tak jauh dari tempat mereka. "Berry infused water, please."

Yoongi membuang wajahnya sambil tertawa mendengar apa pesanan gadis itu. "Diet?"

"Thought you gonna talk about work, I'd better be sober, wouldn't we?" balasnya dengan konsistensi dingin yang baik sekali dan aksen Spanish yang sering Yoongi dengar di wilayah Britania Raya.

Pria itu melirik ke isi gelasnya yang baru saja disindir. "I'm really fine."

Minumannya datang, mencicipinya sedikit sebelum inisiatif meramaikan meja yang tiba-tiba hening; maksudnya, bukankah pria itu yang punya urusan dengannya? "Informasi apa yang kau butuhkan? Aku khawatir tidak bisa memberikannya padamu karena ketidaktahuanku pada apapun."

Keduanya naik ke bar yang berada di lantai 3 kelab karena tempatnya lebih tenang meski harus membayar lagi untuk berada disini. Minumannya lebih banyak dan berkualitas, itu yang Yoongi cari, tapi perempuan di sampingnya cuma memesan air mineral.

"Montesinos hanya menyia-nyiakan waktunya kalau begitu?"

Estelle terkekeh sambil memandangi bibir gelasnya. "Lebih kepada aku bukan Montesinos yang kau cari."

"Tapi lewat dirimu aku bakalan bisa bertemu dengan Montesinos yang kucari."

Kepalanya untuk pertama kali dia bawa menoleh sepenuhnya kepada pria berdarah Asia itu. Menelan salivanya dengan enggan, ia mencoba bicara tenang. "Aku tidak membutuhkan itu, aku tidak ingin ikut campur dengan masalah kerugian perusahaanmu. Kalian sudah memecatku maka urusan kita sudah—"

"Didn't we talk about work?"

Estelle berdecak. "Aku datang untuk mengingatkanmu jika diriku sudah bukan bagian dari KGarage karena sepertinya kau lupa dan terus menggangguku dengan ribuan email dan pesan itu."

Satu alisnya terangkat. "Tapi melihatmu senang terbebas dari KGarage sepertinya kau tidak benar-benar ingin bekerja disana, bukan? Seseorang memberimu perintah. Maka aku benar jika Montesinos punya maksud untuk menaruhmu disana?" Pria itu menaruh lintingan ganja di antara bibirnya, tapi kemudian teringat jika ucapannya belum selesai, ia pegang lagi batang rokoknya. "Nah, itu alasanku ingin bertemu denganmu."

Sepertinya Yoongi sudah terlalu menyampaikan fakta. Gadis itu takut jika lebih lama duduk disana lagi nanti seluruh tipunya bisa dikupas dan ia tak sempat melarikan diri dan terseret lagi dalam lingkaran yang tidak ada habisnya. Montesinos and all of their shits, cukup dengan omong kosongnya.

"Alasanku bertemu denganmu cuma untuk mengatakan bila aku sudah tidak ingin ikut campur." Estelle berdiri dari tempat duduknya, menyayangkan minuman yang biasanya ia selalu habiskan karena harganya yang mahal. "—dan carilah jawaban dari pertanyaanmu sendiri."

Gadis itu meninggalkannya begitu saja dan Yoongi hanya meratapi punggungnya yang menghilang dari lift tanpa melakukan apa-apa. Tangannya bergerak menyisir rambut ke belakang, berpikir jika semuanya akan sulit karena baru saja sumber paling bermanfaatnya hilang. Lalu sekarang harus apa?

"Kutebak rencanamu gagal." Hoseok mendekati lagi temannya itu dan duduk di kursi bar yang masih hangat. Ikut menyalakan rokok setelah menunggu tak begitu lama keduanya bicara tadi dari ujung ruangan. Tapi sepertinya hasilnya buruk. Gadis itu pergi dengan wajah tak bersahabat, Yoongi juga tak senang sama sekali. "Tidak mengejarnya dan memberi ancaman?"

"Haruskah aku melakukannya?"

Pria itu terkekeh. "Entahlah, biasanya itu yang dilakukan seseorang untuk mendapat informasi dari informan yang tak ingin bekerja sama."

Diablo [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang