7. KENANGAN

15 3 0
                                    

"Assalamualaikum," ucap seorang gadis yang baru saja memasuki ruangan bernuasa serba putih serta bau obat yang menyengat dihidung

Mendengar ada seseorang masuk kedalam ruangan itu sambil mengucap salam, sontak membuat perempuan paru baya yang bernama SARAH pun langsung menoleh kesumber suara yang tadinya sedang menghadap kearah ranjang

"Waalaikumsalam, Eh, nak rainy udah datang?" Jawab sarah sembari menunjukkan senyum manisnya menatap rainy yang pada saat itu masih berdiri didepan pintu

"Hehehe, iya bun. Rainy baru datang" Setelah berkata seperti itu, rainy pun langsung berjalan mendekati ibundanya bintang untuk menyalami tangannya

Melihat seorang gadis yang baru saja beberapa hari dia kenal menyalami tangannya itu, refleks membuat sarah mengembangkan senyum hangatnya sembari menatap rainy yang kini sedang menatap seseorang yang tengah berbaring tak sadarkan diatas ranjang rumah sakit itu. "Ohiya bun, bagaimana keadaan bintang sekarang? Ada kemajuan?" Tanya rainy sembari menatap sarah dengan sorot mata yang gemetar

Kini sudah terhitung dua minggu lebih semenjak kejadian mengerikan itu terjadi, namun sampai sekarang lelaki yang memiliki nama bintang itu masih saja setia menutup matanya seolah tidak ada tanda tanda untuk dia membuka matanya.

Rasa sakit yang masih rainy rasakan itu, selalu saja menghantui rainy disaat dirinya melihat keadaan bintang yang dibantu oleh alat alat medis untuk sekedar bertahan hidup.

"Tidak ada kemajuan sama sekali. Tapi kita harus terus tetap berdoa kepada yang maha kuasa untuk kesembuhan bintang" jawab sarah dengan nada yang lembut seolah sedang menyemangati gadis yang berada dihadapannya itu

Mendengar jawaban yang dilontarkan oleh sarah secara lembut itu, sontak membuat rainy langsung menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah sarah yang kini sedang tersenyum lembut kearahnya itu.

Rasa bersalah yang selalu menghantui rainy itu, bagaikan bayangan yang selalu mengikuti tuannya kemana saja. Karena sikap yang rainy dapatkan oleh kedua orang tua bintang itu malah makin membuat rainy merasa bersalah atas kesialan yang selalu mengikutinya walaupun anak mereka sudah dibuat celaka oleh gadis yang mereka baik-in ini.

Iya, setelah beberapa jam bintang dinyatakan koma oleh pihak rumah sakit. Kedua orang tua bintang pun langsung datang kerumah sakit yang sudah merawat anak mereka itu setelah mendapatkan telpon dari angkasa

"Maaf, bun." Lirih rainy sembari mendongakkan kepala untuk menatap wajah perempuan paru baya yang dihadapannya itu

"Untuk?" Tanya sarah yang bingung saat mendengar penuturan rainy yang berulang kali meminta maaf kepada dirinya bahkan suaminya

"Karena udah buat anak bunda kayak gini." Jawab rainy yang lirih sembari kembali menundukkan kepalanya

"No, sayang. Bunda udah bilang bukan, ini semua bukan kesalahan kamu tapi emang udah takdir bintang aja kayak gini jadi kamu jangan menyalahkan diri sendiri." Ucap sarah seraya mengangkat dagu rainy untuk kembali menatapnya

"..."

"Kan udah bunda bilang juga, jangan minta maaf terus. Karena bunda dan ayahnya bintang nggak menyalahkan kamu sama sekali kok atas apa yang terjadi pada bintang karena ini memang udah takdir dari yang maha kuasa, rainy." Lanjut sarah

"..."

"Udah ya, jangan dibahas lagi. Bunda nggak mau ya lihat sedih atau nangis lagi seperti waktu itu jadi ayo senyum kalau nggak senyum entar cantiknya hilang loh." Gurau sarah sembari tersenyum

"Ih, bunda mah." Ucap rainy seraya menunjukkan senyum lebarnya pada sarah yang kini sudah tersenyum hangat menatap rauny

"Iya udah kalau gitu, bunda titip bintang bentar ya karena bunda mau nyusul ayahnya bintang dikantin." Pamit sarah pada rainy

ANTARA TRAUMA DAN KESEMPATAN KEDUA (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang