FIVE

184 23 3
                                    

"KELUAR KALIAN! AKU TAU KALIAN ADA DISINI!" Suara teriakan itu membuat Zhang Hao dan Hanbin kembali merasa ketakutan.

"Hahaha kalian tidak akan bisa lari dariku!" Taerae berjalan santai sambil membawa pisau yang ada di tangannya.

"Matthew. Cari mereka disana." Ucap Taerae sambil menunjuk kearah semak-semak yang di tempati Zhang Hao dan Hanbin sekarang.

"Pelan-pelan saja Matthew. Biarkan mereka merasakan nya dulu." Lanjut Taerae.

"Orang yang datang dengan sendirinya tanpa di harapkan itu bodoh bukan? Tapi kalian tenang saja, untuk ku kalian itu sangat spesial." Taerae mulai bersiul merdu dan berjalan pelan di sekitar tempat persembunyian Zhang Hao dan Hanbin.

"Tetap tidak mau keluar? Keluar sendiri atau aku yang akan membuat kalian keluar dengan pistol ini." Matthew berkata demikian setelah melihat ada siluet orang di balik semak-semak yang berada di depannya.

Hanbin dan Zhang Hao hanya pasrah dan terus merapalkan do'a. Mereka bingung, jika mereka berlari bisa-bisa mereka terkena tembakan pistol, tapi jika mereka tetap disini, keadaan juga semakin memburuk. Lantas, harus bagaimana?

"KAK TAERAE!" Panggil Gunwook yang tiba - tiba datang sambil membawa belati di tangannya. Oh jangan lupakan juga, dia membawa sebuah jantung di tangan satunya. Entah jantung apa itu.

"Ini jantung lelaki tadi yang sudah berhasil aku ambil. Kakak suka kan? Ayo kita pulang sekarang kak! Kita nikmati jantung ini bersama." Ucap Gunwook seraya menarik tangan Taerae sedikit memaksa.

"Siapa kau? Berani memerintah ku? Jangan anggap aku bodoh bitch."

"UNTUK KALIAN BERDUA! Kalian tetap tidak mau keluar? Aku tau dimana posisi kalian sekarang. Pilih keluar sendiri atau aku akan menembakkan peluru ini acak di antara kalian berdua. Akan aku pastikan jika kalian berdua tidak mati, aku hanya akan memilih salah satu diantara kalian yang harus mati hahaha."

Zhang Hao dan Hanbin yang mendengar itu semakin bingung dan ketakutan. Apa yang harus mereka lakukan? Tidak mungkin mereka menyerahkan diri begitu saja kan? Tapi jika tidak, psikopat itu akan menembakkan peluru acak ke arah salah satu dari mereka. Salah satu dari mereka akan menjadi korban, atau lebih sial nya mereka berdua yang akan menjadi korban.

Mau lari pun juga tidak ada celah, saat ini Matthew masih tetap menodong kan pistol kearah semak-semak yang mereka tempati. Di tambah lagi dengan Taerae yang saat ini bergerak mengeluarkan sniper dari belakang tubuhnya.

"Kak Taerae, ayo kak aku mohon sekali ini saja, dengarkan aku kak sekali ini saja aku mohon." Gunwook kembali memohon kepada Taerae.

Gunwook yang mengingat bahwa dia membawa shout gun di belakangnya, dia segera mengeluarkan shout gun itu dan di todongkan ke depan kepala Taerae. Taerae yang melihat itu hanya menatap datar kepada Gunwook. Sedangkan Matthew yang melihat itu, langsung menodongkan pistol nya kearah Gunwook.

"Sok keren kamu sekarang?"

"Kak Taerae! Tolong kak! Sekali ini saja! Biarkan mereka pergi atau kak Taerae yang akan jadi korban nya?!"

"Hahaha kamu lucu sayang, mana bisa begitu?"

Sedangkan Hanbin dan Zhang Hao yang berada di semak-semak sudah merencanakan kepergian mereka. Mereka merasa ada celah yang tepat saat ini untuk kabur. Mereka tidak tau siapa Gunwook itu, tapi mereka sangat berterima kasih karena telah mengulur waktu agar mereka bisa pergi dari situ.

1... 2... 3...

Hanbin dan Zhang Hao segera keluar dari semak-semak itu dan berlari sekencang-kencangnya. Taerae yang mendengar suara gaduh itu segera melesatkan peluru pistol yang ada ditangannya kearah mereka. Jangan lupakan kecekatan Taerae untuk mengambil shout gun yang berada di tangan Gunwook. Gunwook sedikit lengah saat menatap kepergian Zhang Hao dan Hanbin hingga dia kehilangan shout gun di tangannya. Taerae segera menghampiri Zhang Hao dan Hanbin yang terlihat berhenti berlari.

"Kamu jangan bodoh Gunwook! Kamu melawan kak Taerae sama saja seperti mengundang kematian mu sendiri!"

Matthew berteriak kepada Gunwook dan segera menyusul Taerae.

"Tunggu aku kak!"

Tiba-tiba, suara pistol terdengar merdu di telinga para pemuda itu. Salah satu dari mereka terlihat kaget dan segera memegangi dadanya yang mengeluarkan darah terus menerus. Lelaki itu terlihat semakin lemah, tapi masih bisa menahan dirinya untuk tidak jatuh.

'Aku harus memberitahukan kebenarannya sebelum aku mati.'

"Ka-kau peng-hianat." Ucap lelaki itu.

Gunwook tidak memperdulikan Matthew yang terlihat kesakitan didepannya. Pasalnya, saat Matthew ingin berlari menyusul Taerae, Gunwook segera menarik Matthew yang sudah ada didepannya hingga Matthew terjatuh menghadap dirinya. Tak perlu waktu yang lama dia segera mengambil alih pistol yang berada ditangan Matthew dan di detik itu juga Gunwook langsung melesatkan peluru itu tepat mengenai dada Matthew.

Suara tembakan kedua terdengar kembali. Membuat salah satu diantara mereka tertawa akan kepuasan nya.

-
-
-
-

RintaZhang

UNREAL ERROR [BINHAO] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang