Mereka langsung bergerak sembunyi di belakang meja dengan sangat hati-hati agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun. Hingga beberapa detik setelah mereka sembunyi, tiba-tiba saja ada seorang lelaki yang membuka pintu ruangan yang Hanbin dan Zhang Hao tempati dengan sangat kasar. Mereka hanya berdiam diri tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun. Zhang Hao dan Hanbin memandangi lelaki yang mengenakan jubah hitam itu dari balik meja. Zhang Hao menatap Hanbin seakan bertanya,
'Siapa itu?'
Dan Hanbin yang mengerti pun membalas tatapan itu dan membalas dari dalam hatinya,
'Aku juga tidak tau.'
"Aku seperti mendengar suara dari sini sejak tadi?" Lelaki itu membuka suara.
"Tapi siapa? Tidak mungkin ada orang lain yang masuk kan?" Lanjutnya.
"GUNWOOK! CEPAT KESINI!" Teriak orang itu tiba-tiba membuat Zhang Hao dan Hanbin menjengit kaget.
"Iya kak kenapa?" Tanya orang yang sepertinya bernama Gunwook itu."Yang ku panggil Gunwook. Kenapa kau malah kesini Matthew?" Ah ternyata lelaki kecil itu bernama Matthew.
"Gu-Gunwook sed-dang berusaha mengambil jantung lelaki i-itu bos."
Zhang Hao dan Hanbin yang mendengar itu memelotot kan matanya kaget. Keringat mulai membasahi peluh mereka. Badan mereka langsung terasa lemas.
'J-jantung ap-apa? Lelaki? M-manusia?' Batin Zhang Hao.
'Hah?! Mengambil jantung? Lelaki? Apa maksudnya itu?' Batin Hanbin.
"Bagus. Apa kau sudah mengurus wanita jalang itu Matthew?"
"Be-belum b-bos. Baru saja aku akan mengambil ginjal nya tapi bos memanggilku kesini. M-maaf b-bos mm-aaf." Matthew membungkuk kan badannya 90°.
Hanbin dan Zhang Hao semakin terkejut. Bagaimana tidak? Tangan dari seseorang yang bernama Matthew itu penuh dengan darah. Bahkan darah itu menetes di lantai tempat dia berdiri sedari tadi. Hanbin dan Zhang Hao telat menyadari nya karena mereka benar - benar tidak mengerti dengan situasi ini.
'Siapa lelaki pemakai jubah itu sebenarnya? Kenapa pria yang bernama Matthew itu terlihat sangat ketakutan?' Batin Hanbin lagi.
"Yayaya sudah tidak apa. Bawa wanita itu kesini. Ayo kita urus dia disini saja. Aku sangat malas berada di atas, anjing itu sangat berisik."
"Baik bos."
'Aku tau kalian ada dan aku mengakui kebodohan kalian'
Keringat semakin deras mengucur dari kedua tubuh lelaki yang sedari tadi bersembunyi di balik meja. Mereka saling menggenggam tangan dan terus merapalkan do'a. Zhang Hao, dia meneteskan air matanya karena benar - benar takut akan apa yang dia dengar barusan. Bagaimana kalau mereka ketahuan? Mereka ingin segera pergi dari sini, tapi lelaki pemakai jubah itu sama sekali tidak beranjak dari tempatnya.
Hanbin berusaha menenangkan Zhang Hao dengan mengelus pelan punggungnya, kemudian memikirkan cara bagaimana bisa keluar dari tempat itu sebelum mereka ketahuan. Hanbin tidak bisa berpikir jernih karena ketakutan sangat mendominasi dirinya saat ini. Saat pikiran Hanbin sedang berkelut, tiba-tiba suara lelaki itu terdengar kembali.
"Taruh di meja itu."
Jantung Hanbin dan Zhang Hao semakin berdetak kencang, mereka melihat ada seorang lelaki yang berbeda dari lelaki tadi yang bernama Matthew sedang menggendong mayat perempuan. Mayat itu dibawa menuju kearah meja yang sedang mereka gunakan untuk bersembunyi. Zhang Hao dan Hanbin semakin panik tak karuan, Hanbin segera membisikkan sesuatu pada Zhang Hao dan mereka langsung berlari sekencang mungkin untuk keluar dari tempat itu.
"Kita lari secepat mungkin dari sini kak! Jangan menolehkan kepala sedikit pun kebelakang! Kita harus tetap fokus kedepan!" Hanbin berteriak kepada Zhang Hao yang sudah berlari di depannya sambil terus berlari.
"Sudah kuduga. Pasti ada bajingan lain disini."
"Kejar. Jangan biarkan mereka lolos."
Lelaki berjubah itu segera mengambil beberapa senjata seperti pisau, pistol, dan beberapa senjata lainnya. Lelaki yang bernama Matthew pun melakukan hal yang sama, dia segera mengambil senjata dan mengejar Hanbin dan Zhang Hao yang sudah berlari. Tinggal satu lelaki yang sedari tadi hanya diam, dia terlihat kebingungan dan sekaligus ketakutan.
"Kak Taerae! Hentikan kak! Sudah kak! Aku mohon jangan lagi!" Lelaki yang sedari tadi diam itu akhirnya membuka suara dan segera menahan pergerakan seorang yang dipanggil Taerae dari belakang.
"MINGGIR!" Taerae menghempaskan keras pelukan yang menahannya dengan cepat, dan dia berteriak marah hingga lelaki dibelakangnya itu terjatuh. Mengabaikan rasa sakit nya karena terjatuh, dia kembali berdiri untuk menahan Taerae.
"Kak Taerae.... Gunwook mohon. Sudahi semua ini, kasihani lah mereka, lepaskan mereka kak. Jangan seperti ini..... Gunwook mohon."
Taerae tidak memperdulikan lelaki yang bernama Gunwook itu dan dia segera berlari menyusul Matthew, Zhang Hao dan Hanbin. Gunwook yang ditinggalkan pun segera mengambil hanya satu senjata yang dia punya, shout gun. Dia mengambil senjata itu dan segera berlari menyusul Taerae.
Setelah cukup lama Hanbin dan Zhang Hao berlari, mereka bersembunyi di balik semak-semak yang terlihat aman untuk sementara menghindari psikopat itu. Mereka kembali mengatur nafas yang terengah-engah, Zhang Hao kembali menangis. Hanbin yang melihat itu membawa Zhang Hao kepelukannya. Berusaha menenangkan kekasihnya.
"Kak Hao, maafin Hanbin ya? Sudah membawa kak Hao ke situasi seperti ini." Hanbin berkata sambil mengusap rambut Zhang Hao lembut.
"Tidak Bin. Aku yang salah. Seharusnya aku tidak mengajak kamu jalan-jalan tadi." Zhang Hao terus menangis di pelukan Hanbin.
"Berdo'a saja ya kak? Semoga kak Hao selamat dan bisa kembali pulang."
"Kamu bicara apasih? Kita harus pulang bersama! Aku tidak mau tau! Hanbin harus pulang bersama Zhang Hao!"
"Aku tidak yakin kak, aku merasa tid-"
"Sssttt jangan di teruskan. Kamu berkata seperti itu seakan-akan aku nanti pulang tanpa dirimu. Aku tidak mau tau. Kamu harus terus bersamaku selamanya. Tidak ada bantahan." Kata Zhang Hao panjang lebar.
'Aku tidak yakin kak. Bagaimanapun juga aku harus menjaga mu selalu. Aku tidak akan membiarkan mu terluka, biarkan diriku saja yang terluka.'
Batin Hanbin sambil terus menatap dalam kearah Zhang Hao yang masih nyaman bersandar di dadanya.
"Kak Hao? Maafkan Hanbin jika Hanbin tidak bisa menjaga kak Zhang Hao selamanya ya."
"Bicara seperti itu sekali lagi aku puk-"
-
-
-
-RintaZhang
KAMU SEDANG MEMBACA
UNREAL ERROR [BINHAO] END
Bí ẩn / Giật gân- END - "Pergi kau! Sialan! Kenapa ingin membunuh kita?! Kita tidak punya salah denganmu! Kita tidak pernah berurusan denganmu!" "KATAKAN YANG SEBENARNYA! JANGAN MEMBUAT SKENARIO LAGI SEOK MATTHEW!" ⚠️ FIKSI ⚠️ bxb ; BinHao ⚠️ Short Story ⚠️ Thr...