SIX

186 22 0
                                    

"HANBIN!! HANBIN!" Zhang Hao berteriak histeris karena melihat perut Hanbin yang tiba-tiba mengeluarkan darah karena terkena tembakan pistol dari Taerae.

"Hahaha kena juga kan? Oh ternyata sedari tadi aku mengejar kalian berdua ya? Wah kenapa si manis ini terus menangis? Jangan menangis sayang, kamu tidak akan mati di tanganku. Lihat lelaki yang kau panggil Hanbin itu, dia sudah dekat dengan ajal nya." Taerae berucap manis sambil berusaha menjauhkan pelukan Zhang Hao dari Hanbin.

"Pergi kau! Sialan! Kenapa ingin membunuh kita?! Kita tidak punya salah denganmu! Kita tidak pernah berurusan denganmu!" Zhang Hao berkata seraya menghempaskan tangan Taerae yang terus berusaha menjauhkan dirinya dari Hanbin.

Sedangkan Hanbin hanya melihat interaksi mereka dengan tatapan sayu. Dia ingin melawan psikopat itu tapi perut dia sangat sakit. Darah terus mengalir dari tubuhnya. Sulit untuk bergerak bahkan hanya untuk berbicara.

"Kalian merasa tidak bersalah? Kalian salah. Hanya saja kesalahan kalian itu tidak nyata." Taerae tersenyum sangat manis dan menatap Hanbin, Zhang Hao secara bergantian.

"BRENGSEK KAU PSIKOPAT BAJINGAN!" Zhang Hao segera melepaskan pelukannya kepada Hanbin dan mulai menendang badan Taerae tanpa henti.

"Dasar si manis keras kepala. Sepertinya mulut manis mu ini harus di jahit agar tidak mengeluarkan kata-kata umpatan padaku lagi nantinya." Taerae berkata demikian dan dengan cepat menarik Zhang Hao menjauh dari Hanbin yang masih tetap tergeletak di tanah.

"Ja-jangan bawa ka-k H-ao ku!" Hanbin berucap terbata-bata.

"Oh masih mampu bicara kamu? Sini aku jahit juga sekalian. Kalian sepasang kekasih ya? Pantas saja sama. Sama-sama manusia jahat."

"JAHAT? BUTA MATA LO HAH?! Lepaskan Hanbin!" Zhang Hao kembali berteriak kala dia melihat Hanbin yang di seret oleh Taerae.

Zhang Hao terus menarik tangan Taerae dan mencoba melawan nya agar melepaskan Hanbin yang terlihat semakin tersiksa. Bagaimana tidak? Perut yang sedari tadi mengeluarkan darah kini di injak-injak pelan oleh Taerae, selain itu Hanbin juga di seret diatas tanah yang penuh dengan bebatuan ini. Coba bayangkan bagaimana rasa sakitnya.

Zhang Hao yang melihat pistol menggantung di saku celana Taerae itu pun segera mengambil nya, tapi pergerakan itu terhenti saat dengan tiba-tiba tangan Taerae mencekal tangannya dengan keras. Zhang Hao kesakitan karena memang cekalan tangan Taerae itu tidak main-main. Zhang Hao yang berusaha melepaskan dirinya dari Taerae itu tidak menyadari bahwa Hanbin mulai bergerak dan mendekati dirinya. Begitupun dengan Taerae yang tidak sadar kalau dia membiarkan Hanbin terlepas dari genggamannya.

"Oh shit!" Taerae mengumpat kala dia mengetahui Hanbin berhasil menusuk sebelah kakinya.

Ya benar. Hanbin melakukan itu. Dia yang hanya bisa bergerak sedikit demi sedikit itu berhasil menemukan sesuatu yang mungkin bisa membantunya. Dia menemukan sebuah batu yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil tapi mempunyai sisi yang lancip. Tak perlu berlama-lama, Hanbin segera menusuk kan batu itu pas di tengah-tengah salah satu kaki Taerae. Membuat Taerae mengumpat kepadanya.

Taerae murka. Tapi dia tidak marah.

Taerae terkekeh menatap kakinya yang mulai mengeluarkan darah segar. Tapi dia membiarkan nya saja. Atensi dia tetap kepada Zhang Hao yang sedari tadi berusaha melepaskan diri darinya.

"Aku akan membawa kekasih mu ini pergi bersamaku ya Bin? Han-bin?" Taerae berucap dengan nada tenang nya kepada Hanbin.

"TIDAK! AKU TIDAK MAU IKUT DENGANMU! PSIKOPAT GILA! SIALAN! LEPASKAN AKU DAN JANGAN SAKITI HANBIN LAGI!" Zhang Hao kembali berteriak dan meronta tidak karuan.

Hanbin tidak diam. Dia kembali bergerak. Hanbin melemparkan beberapa batu yang dia kumpulkan kearah wajah Taerae. Tidak peduli bagaimana dengan rasa sakit nya, saat ini yang terpenting adalah keselamatan Zhang Hao, dia tidak akan membiarkan psikopat itu membawa Zhang Hao pergi darinya.

"RASAKAN INI SIALAN!"

Pada akhirnya, Taerae sudah tidak bisa menahan kesabaran nya untuk menghadapi Hanbin. Tanpa berpikir dua kali, Taerae berhasil melesatkan peluru shout gun nya kepada Hanbin. Ya. Tepat mengenai kepala Hanbin.

"H-Ha-nbin?" Zhang Hao yang melihat kejadian singkat itu terdiam beberapa saat.

"KAK TAERAE MAAF!" Suara tembakan keempat kembali terdengar. Gunwook. Dia melakukannya kepada Taerae, dia menembakkan pistol nya pas mengenai kepala Taerae hingga membuat sang korban mati di tempat saat itu juga.

Ah jangan lupakan satu korban lagi yang mati di tempat setelah beberapa detik sebelum Taerae mati.

"HANBIN!! HANBIN BANGUN BIN BANGUN!" Gunwook yang mendengar teriakan itu segera menghampiri Zhang Hao yang menangis di depan Hanbin yang terbaring lemah dengan muka yang sangat pucat.

"KAMU JAHAT BIN! KAMU JAHAT! AKU SUDAH MENGATAKAN KALAU KITA AKAN KELUAR DARI SINI BERDUA! KENAPA KAMU TIDAK MENDENGARKAN KU?!" Tangis Zhang Hao semakin pecah dan memukul-mukul dada Hanbin pelan.

"Aku mohon Bin, bangun. Jangan tinggalkan aku sendirian Bin." Zhang Hao menggoyangkan tubuh Hanbin kencang berharap Hanbin nya itu akan segera bangun.

"Kak maaf. Aku telat datang. Sehar-"

"KAU! KAU PEMBUNUH! BAJINGAN! KENAPA KAU MELAKUKAN INI PADA KITA?! " Zhang Hao yang sedang terlarut dalam kesedihan tiba-tiba berteriak marah kepada Gunwook.

"Dengarkan penjelasan ku d-"

"ORANG SEPERTI MU TIDAK PANTAS UNTUK DIDENGAR KAN! KAU PANTAS UNTUK MATI!" Zhang Hao mengambil pisau yang tergeletak begitu saja di dekatnya. Mungkin pisau itu jatuh dari saku Taerae beberapa saat yang lalu. Zhang Hao ingin membunuh Gunwook sekarang juga.

Gunwook hanya diam. Tidak melawan bahkan tidak ada niat untuk menghindar. Dia terbayang-bayang akan perkataan Matthew beberapa saat yang lalu.

-
-
-
-

RintaZhang

UNREAL ERROR [BINHAO] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang