Suhu planet ini rendah. Permukaannya pun seperti terbentuk dari bongkahan es. Anehnya, berwarna ungu kebiruan. Seperti memar pada kulit manusia. Warna darah dengan konsentrasi oksigen rendah. Semoga saja bukan jelmaan manusia yang mati akibat hipotermia.
Di antara atmosfer yang lapang, topi biru muda berlambang ombak melayang.
"Ish, topi aku!" seru si empunya topi, yang duduk di atas bola air raksasa. Tanpa topi, rambut halusnya berkibar ditiup angin. Helai putih menyempil di antara surainya yang legam. "Fio!"
"Ambil sendiri kalau mau!" balas anak perempuan yang suaranya melengking.
Rupanya topi itu terbang bukan karena ditiup angin, melainkan dikendalikan dengan kemampuan telekinesis milik si gadis, Fiolet. Pada usianya yang kesebelas, gadis periang itu senantiasa antusias terhadap hal-hal baru. Termasuk menjajal kemampuan telekinesis yang entah ia dapat dari mana. Ia sudah mencoba menggerakkan banyak benda. Mulai dari bebatuan planet aneh ini sampai topi milik teman barunya.
"Jadi orang jangan malas, Kak Air!" godanya lagi.
Boboiboy Air, pemuda yang topinya dirampas, menghela napas melihat tingkah teman barunya (yang sedikit banyak mengingatkannya pada karakter salah satu elemental yang lain). Bukan malas, ia hanya tidak mau buang-buang tenaga untuk meladeni bocah yang lebih muda. Menurutnya, kejahilan seperti itu tidak mesti dibalas dengan reaksi yang berlebihan. Dengan tetap tenang, justru akan membuat lawan lelah dan menyerah dengan sendirinya.
Akan tetapi, Fio adalah anak yang tidak kenal lelah. Sekarang, perempuan itu malah memakai topi biru muda hasil rampasannya. Rambut bagian atas ia ikat sedikit untuk kemudian dikeluarkan dari belakang topi. Sementara sisanya dibiarkan jatuh menutupi pundak.
"Gimana, aku keren, gak?" tanyanya sembari bergaya, satu tangan berkacak pinggang dan satu lagi membentuk gestur peace.
"Iya." Air menjawab singkat. Walau terkesan asal jawab, Air tidak berbohong. Meski warna biru muda kontras dengan kaos dan celananya yang gelap, perempuan itu justru terlihat keren. Setelannya seperti style yang sedang ngetren. Gayanya sudah seperti superwoman yang siap membela kebenaran dan menghajar preman.
"Huh!" Fio mendengkus sebal. Ia gemas dengan pemuda yang begitu pasif itu. Kedua manusia itu sangat kontras. Fio yang hiperaktif layaknya manusia yang kelebihan tenaga. Kebalikannya, Air terlihat seperti manusia yang tidak punya tenaga. Ia bahkan memilih menunggangi bola airnya alih-alih berdiri di atas kaki sendiri. Fio jadi ingin membagi sebagian tenaganya buat Kak Air.
Iseng, Fio memusatkan konsentrasi untuk mengendalikan bola air itu. Ia mengepalkan tangan, fokus, dan ... berhasil!
"Waa!"
Akibat bola airnya diambil, Air hampir jatuh kalau tidak cepat memosisikan tangan dan kakinya sebagai tumpuan. Pahlawan super itu menggerutu. Tidak puas merampas topi, bocah itu juga merampas bola airnya. Ia memutuskan memberi sedikit pelajaran.
"Bobola air!"
Splash!
Fio menggunakan topi sebagai tameng. Sekarang, ia tertawa penuh kemenangan melihat lawannya mulai bergerak. Anak itu mencoba duduk di atas bola air. Ternyata rasanya senyaman ini!
Splash! Splash!
Air mengeluarkan sedikit serangan lagi. Yang berhasil dihindari Fio. Mereka terlibat permainan kecil hingga Fio merasa cukup. Mendekat ke Air, ia menunjukkan isyarat untuk berhenti.
Sekarang, Air yang tersenyum penuh kemenangan. Dengan tangkas, ia kembali menaiki bola air itu. Dengan kuasanya, ia menambah ukuran bola air raksasa itu supaya bisa membawa dua orang.
"Ish, nanti datang musuh sungguhan, tenaga kau habis pula!" tegur Air.
"Gak akan!" tekan Fio. "Aku kan overpower," sesumbarnya.
Tak ingin berdebat, Air hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan, entah ke mana.
"Kak, aku boleh nyanyi, enggak?" Fio rupanya masih punya sopan-santun.
Air diam sebelum menjawab, "Suka-suka kau lah."
Dengan demikian Fio mulai bernyanyi. "Bersediaa ... pergi mengembaraa~"
Air memejamkan mata. Bukan tidur---entah kalau nanti ketiduran---ia hanya ingin menikmati ketenangan sejenak. Tak ada yang tahu kalau beberapa detik kemudian alien datang merusuhi mereka, bukan?
"Jangan takutkan langit yang gelap~"
Suasana planet ini sebenarnya mencekam. Cakrawalanya temaram. Atmosfernya dingin. Penampakannya aneh. Ada tumbuhan tetapi bukan tumbuhan. Ada hewan seperti ubur-ubur tetapi melayang.
Bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada tempat dan situasi, tetapi berasal dari dalam hati. Maka Fiolet bisa suka cita bernyanyi.
Bahwa ketenangan sebenar bukan berasal dari kondisi sekitar, melainkan terletak pada pikiran. Maka di telinga Air, suara cempreng pun menjelma melodi pengantar tidur yang menenangkan.
Ketika perbedaan takmenjadi penghalang untuk saling memahami, di situlah letak keindahan menjadi manusia yang diciptakan untuk saling berbagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Students in Galaxy
FanfictionBagaimana jika Rina dan murid-muridnya dari "Panggil Aku Mbak Saja" bertemu dengan ketujuh pecahan kuasa Boboiboy. Ketika seorang pemalu bertemu seorang pendiam. Ketika si mager bertemu si hyper. Ketika sumbu pendek bertemu keras kepala. Ketika pemi...