3. Apparition

678 63 29
                                    

APPARITION

"You look sooooooo terrible."

Killian menipiskan bibir begitu kalimat penuh ejekan itu terlontar dari mulut Gwen yang baru saja membuka pintu Audi A8 miliknya.

"Thank you, eh," tanggap Killian dengan muka datar menahan kesal. Wanita itu terlihat menawan seperti biasa dan secara tepat mendeskripsikan keadaannya pagi ini yang sungguh tidak ia harapkan akan diperjelas orang lain karena itu menyebalkan.

Lebih menyebalkannya lagi, wanita itu malah berlama-lama berdiri di depan pintu menatapnya, bukannya lantas masuk dan duduk di sebelahnya supaya mereka bisa langsung berangkat ke Sentosa tanpa lebih banyak percakapan yang membuatnya makin kesal lagi.

"Sepertinya, kamu sampai nggak tidur semalam saking kesalnya harus datang ke acara ini bersamaku, ya," imbuh wanita itu masih hanya berdiri di luar mobil, seakan memang berharap ribut dulu dengan Killian sebelum mereka meninggalkan hotel tempatnya menginap semalam.

Sayangnya, Killian tidak memiliki cukup energi untuk meladeni orang lain pagi ini meskipun tidak ada yang benar dari perkataan Gwen. "Just sit, Gwen! Quickly and quietly!"

Setelah tertawa memesona akibat bentakan itu, Gwen pun duduk di kursi penumpang dengan senang hati. Untungnya, wanita itu menuruti perkataan Killian tanpa bersuara sama sekali meskipun tawa tetap menghiasi wajahnya.

Killian mengeluarkan glasses dari dashboard dan mengenakan benda keluaran Ralph Lauren tersebut untuk menutupi kondisi matanya yang memang seburuk komentar Gwen ketika Gwen memasang seat belt.

"Tampan."

"Shut up!"

Baru setelah kacamata hitam terpasang di atas hidungnya, Killian mengemudikan mobilnya meninggalkan gedung The Ritz Carlton. Gedung di mana pernikahan Ervesten digelar beberapa bulan yang lalu.

"Aku lupa memberitahumu kemarin. Setelah acara resepsi nanti, malamnya ada after party di kawasan yang sama. Aku sudah terlanjur bilang pada Ayusita kalau aku akan di sana sampai acara selesai."

Killian tidak membagi fokusnya dari jalanan dan hanya mendengarkan perkataan Gwen tanpa merespon. Ia tidak memiliki agenda sama besok pagi, jadi meski sebenarnya cukup enggan, dia juga tidak ada keinginan untuk menolak rencana wanita itu.

"Aku sudah memesankanmu baju ganti dan memesan kamar untuk istirahat." Gwen menoleh untuk mengamatinya dengan cermat selama beberapa saat, setelah itu ia terkekeh. "Kamu benar-benar butuh tidur."

Memang. Killian membenarkan kepada dirinya sendiri.

Semalam ia memang tidak bisa tidur meski alasannya bukan karena pagi ini ia harus menghadiri pernikahan teman Gwen dengan wanita itu. Ia bahkan tidak memikirkan hal itu sama sekali. Apa yang menyesaki pikirannya semalam hanya kemunculan Ervest di kamarnya.

"Sepertinya, aku juga harus memberitahumu—sekedar untuk mengatakan saja, kalau kita akan bertemu banyak kenalanku dan juga kenalanmu di sana."

Ia tidak bisa berhenti memikirkan perkataan wanita itu, apalagi hal ngeri yang dilakukannya. Dan matanya pun ikut-ikutan tidak mau terpejam karena dia sadari sendiri, dia masih berharap untuk melihat sosok itu lagi di kamarnya.

"Karena kamu sendiri mengiyakan permintaan ibumu semalam, dan pagi ini tidak kabur dan mau menjemputku, kuanggap kamu sudah tahu konsekuensinya."

Tidak bisa dipungkiri, dia sangat takut dengan sosok Ervest semalam. Kepalanya sungguh berputar 360 derajat seakan sendi lehernya sudah berganti. Seumur-umur, Killian baru sekali melihat adegan mengerikan seperti itu, dan ia bisa menyimpulkan, tinju mematikan ayahnya ternyata tidak terlalu traumatis jika dibandingkan dengan menyaksikan wanita itu memutar kepalanya hingga suara tulang-tulang retak terdengar nyaring di dalam kamarnya yang luas.

¡BONNY GHOST! #KILLER02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang