APPARITION
Sebenarnya, seberapa jauh kesamaan hantu dengan manusia?
Apa mereka bisa berpikir dan mengingat semua pengalaman mereka ketika masih hidup? Apa mereka juga merasakan seperti layaknya manusia?
Tidak ada yang tau, ya?
Itu lah. Kenapa pengetahuan manusia mengenai hantu masih saja begitu minim padahal kemajuan teknologi tinggi?
Kenapa manusia masih memilih untuk memperbanyak keyakinan domestik tentang hantu karena tidak bisa menjelaskan dengan logika dan pembuktian dari pada mencoba melakukan pembuktian dengan teknologi-teknologi terkini?
Begini. Jika saja pengetahuan manusia tentang hantu sudah lebih banyak, Killian tidak akan bingung dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Pertanyaan; Apa Ervest bisa tahu apa yang sedang dia kerjakan sekarang? Tau kah dia kalau Killian sedang membalaskan dendamnya kepada para Salim, menyelamatkan kakaknya, dan mencoba untuk membuatnya tenang di atas sana?
Pasalnya, pertanyaan-pertanyaan seputar hantu seperti itu makin mencokol saja di kepalanya. Apalagi sejak kemunculan Ervest di dekatnya menjadi lebih intens dalam hal kuantitas dan makin hari makin tak memandang tempat. Terakhir, wanita itu muncul di depan wajahnya ketika ia tengah mencukur jenggotnya dan gara-gara hal itu janggutnya luka.
Pasalnya, lagi, semua pertanyaan itu hanya sanggup ia simpan dan jawab sendiri di kepalanya. Belajar dari kesalahan menceritakan pengalamannya kepada Oliver yang hanya menghasilkan tanggapan tak memuaskan, Killian memilih tidak lagi membahas hal seputar hantu dengan orang lain dari pada ia kesal sendiri. Dia hanya mencari informasi dari jurnal-jurnal yang mengangkat isu tentang hantu walaupun tidak pernah ada statement jelas juga pada kesimpulannya, sehingga dia terpaksa merasa cukup hanya dengan jawaban rumpang yang ia dapat.
Tentu saja, terkadang, di satu waktu dia bisa tiba-tiba sangat ingin mencetuskan pertanyaan semacam itu kepada siapapun yang sedang berada di dekatnya. Untungnya, belum pernah terjadi lagi setelah Oliver.
Tapi paling tidak, ada satu hal yang Killian pegang sebagai keyakinan saat ini, bahwa sosok yang selalu menghantuinya itu punya pemikiran dan pengalaman yang sama dengan Ervesten. Itu saja cukup untuk saat ini.
Sebenarnya, ada satu lagi pertanyaan yang kerap kali muncul secara tiba-tiba di kepalanya. Ini tidak terlalu substantif, tapi apa sosok seperti itu juga butuh makanan? Mengingat ternyata sosok itu bisa dengan mudah bergerak, dan, mengingat setiap benda yang bergerak membutuhkan energi-mau itu energi yang berasal dari dalam benda itu atau dari luar benda itu sendiri. Maka seharusnya wajar kalau Killian mempertanyakan, Dari mana asal energinya?
Jika energi itu berasal dari dalam, maka-ini karena Killian menganggap sosok itu menyamai sosok manusia-energinya bersumber dari makanan. Atau, kemungkinan yang absurd, di dadanya terpasang semacam arc reactor seperti milik Iron Man-sebelum serpihan besi di dekat jantung Tony Stark dikeluarkan tentu saja-yang menjadi sumber kekuatannya? Mungkin saja, kan? Mungkin dengan teknologi yang lebih sederhana, tetapi sulit dijelaskan-yang biasa disebut keajaiban.
Lalu, jika energi itu berasal dari luar, memang apa yang bisa menggerakkannya dan membuatnya dapat mengkopi pemikiran Ervesten?
Killian menoleh dan saat itu juga pemikiran melanturnya lantas pergi ketika pintu di sebelahnya bergeser pelan. Sungguh pelan. Saking pelannya membuat dia berpikiran, bahwa orang yang membukanya seakan tidak ingin menimbulkan suara derit sama sekali seolah takut mengganggu orang lain yang berada di dalam rumah.
Bastian muncul dari dalam rumah begitu pintu itu terbuka, dengan kolor dan kaos lengan pendek santai yang sungguh padu dengan wajah kusutnya. Sejenak, lelaki itu membalas tatapan Killian yang dengan santai menyandarkan punggungnya pada dinding kayu dan kedua tangan tersimpan di saku celana pendeknya sampai Killian terusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
¡BONNY GHOST! #KILLER02
General FictionBagaimana jika seseorang yang sudah jadi abu muncul lagi di hadapanmu? Udah bikin cover