ASSERTION
"Anaknya masih belum menghubungiku."
Tjahaja yang mulai risih mendengar kalimat tersebut—karena setiap hari dalam satu minggu ini selalu mendengarnya berkali-kali—akhirnya menatap lurus sang mantan suami yang tengah mempraktikkan gerakan yoga paling dasar dibantu Jerry Young—yoga coach pribadinya—di belakang rumah tapaknya di Tanglin. Mengenai apa yang terjadi di antara mereka dan anak bungsunya semenjak tiga bulan yang lalu, ia menyalahkan pria ini yang merusak sendiri hubungannya dengan anak bungsu mereka dan itu dilakukannya atas kemauannya sendiri. Kini mendengar pria ini terus mengeluh tentang anak bungsunya yang tidak juga menghubunginya, tak ayal cuma membuatnya ingin tambah menyalahkan.
"Kamu bilang dia akan segera menemuiku karena dia ingin mendekati Ariawan, kan. Mana?"
Oh, fitnah apa lagi itu?
Sejauh ingatannya, dia hanya berkata bahwa Killian sedang berusaha membujuk Putut Ariawan supaya tidak membantu Tierry—yang mana adalah menantu pria itu—menyelesaikan masalahnya di Elephant Star yang sekarang kepemilikan terbesarnya dipegang oleh Killian. Bagaimana bisa berita tersebut diartikan menjadi seperti yang dikatakan oleh mantan suaminya itu tadi?
Tjahaja memang sempat mengarahkan Killian supaya dia menghubungi Pradjati saat anaknya itu meminta bantuan padanya supaya dibukakan jalan untuk mendekati Ariawan beberapa minggu yang lalu. Tapi dia melakukan hal itu hanya karena ia ingin mengetahui reaksi anaknya jika harus berurusan dengan ayahnya. Dan sesuai dugaannya, anak itu masih terlalu dingin jika menyangkut Pradjati.
Lagi pula, yang mereka bicarakan ini Killian. Pradjati tahu sendiri watak anak bungsunya itu. Sekali merasa kecewa, dendamnya akan panjang pada orang yang membuatnya kecewa. Sedang 60 pukulan dan 21 tendangan yang Pradjati gunakan untuk mengirim anaknya ke ICU kemarin—yang sungguhan dihitung dengan melihat rekaman cctv—dengan dalih hukuman karena mencoreng nama keluarga mereka, apa dia pikir tidak kelewatan dan tidak membuat anaknya kecewa berat padanya?
"Aku nggak pernah bilang dia akan menemuimu," sangkal Tjahaja setelah Pradjati kembali meminta jawaban. "Aku cuma memberitahumu, anak kita membuat tuntutan untuk anak sah-nya Iksan Salim dan dia mau mendekati Ariawan. Nggak ada perkataanku yang mengatakan dia akan menemuimu, wong aku tahu dia pasti memilih cari cara lain dari pada minta bantuanmu."
Jika saja tidak ada orang lain di antara mereka, Tjahaja pasti sudah mengungkit tindakan fatal pria itu lagi agar dia bungkam. Tapi sejujurnya, bukan hanya karena ada orang lain di sini. Dia sendiri juga sudah lelah mengungkit tindakan kelewatan mantan suaminya itu. Dadanya sendiri nyeri tiap kali mengungkit hal itu.
Sudah puluhan kali ia ungkit pun, ia masih tidak menyangka sama sekali Pradjati tidak main-main memukuli anaknya hingga koma. Alasan yang dikatakan pria itu bahkan lebih tidak disangka-sangka. "Dia membuatmu kecewa."
Sebagai catatan, pria itu memang buta dengan cinta sejak dulu. Apa saja yang mengganggu dan menyakiti Tjahaja akan dia bereskan seperti membasmi nyamuk. Termasuk siapapun yang merusak nama baik keluarga mereka—sesuatu yang selama ini dijaga Tjahaja dengan banyak pengorbanan.
Pemikiran jika, tanpa sadar, bagi suaminya nama baik mereka jadi lebih penting dari pada nyawa anaknya ini lah yang menghantuinya.
Di kursi tempat ia duduk, Tjahaja mengambil botol air minumnya. Sementara itu, di atas matras, Pradjati berkutat dengan pose balasana—di mana ia duduk bersimpuh di atas kedua kakinya, badannya membungkuk penuh ke depan hingga kening menempel di matras, dan tangannya terjulur lurus ke depan—yang menyulitkannya untuk mengobrol.
Setengah jam kemudian, sesi Pradjati baru selesai. Pria tinggi tegap itu berterimakasih kepada Jerry Young, kemudian mendekati Tjahaja yang masih duduk tak jauh dari matrasnya, tengah membaca majalah. Di beranda belakang rumah tapak itu, beberapa bangku dari tanah liat dengan ukiran khas Bali berjejer di sepanjang dinding dengan tiga meja kaca yang di tempatkan saling berjarak. Jerry Young bergabung dengan mereka dan bercengkrama tentang mode selama beberapa saat, sebelum akhirnya pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
¡BONNY GHOST! #KILLER02
General FictionBagaimana jika seseorang yang sudah jadi abu muncul lagi di hadapanmu? Udah bikin cover