—Satu jam sebelumnya
Tepat pukul tiga sore bel pulang sekolah berbunyi. Semua teman-teman Keynara berhamburan ke luar kelas untuk pulang. Seperti biasa, Keynara kebagian mengumpulkan buku tugas teman-temannya ke ruang guru. Kali ini, dia mengumpulkan sendirian karena Diana belum masuk sekolah.
Saat Keynara sudah mengumpulkan buku dan hendak pulang, dia melihat Zolanda dan geng-nya bersandar pada dinding koridor yang sepi seolah mereka memang sengaja menunggu kedatangan Keynara.
Keynara memutar tubuh dan hendak melewati jalan lain, namun terlambat, teman-teman Zolanda terlebih dahulu menyadari keberadaannya dan menarik tubuhnya dengan sedikit kasar.
"Eitsss mau kemana lo cupu?"
"A-aku mau pulang..."
Kali ini Zolanda tertawa meremehkan. "Lo sekarang udah mulai ngelunjak ya?"
Keynara menatap Zolanda tak mengerti, "ngelunjak?"
"Ngapain lo tadi gabung sama Dirga cs? Pasti lo sengaja playing victim ya biar dapet empati dari Dirga?!"
Keynara menatap Zolanda tak mengerti, "m-maksud kamu apa?"
"Nggak usah sok bego! Lo pasti udah tau apa maksud omongan gue!"
"Lo harus dapet pelajaran supaya tahu dimana posisi lo di sekolah ini!" Ucap Zolanda dengan mata menyipit.
Keynara memekik saat ketiga teman Zolanda menyeretnya hingga langkahnya terseok-seok. Keynara bahkan memohon untuk di lepaskan tapi mereka seolah menulikan telinga dan tetap menyeret tubuh Keynara secara paksa.
Keynara membelalakkan mata, gudang. Ketiga teman Zolanda membawanya ke gudang. Keynara berusaha melepaskan diri namun gagal, ketiga teman Zolanda memegang tubuhnya dengan erat. Sedangkan Zolanda yang entah bagaimana caranya bisa mendapatkan kunci gudang segera membuka pintu gudang tersebut,
"Masukin cupu disana, girls!" Zolanda tertawa mengerikan.
Keynara menggeleng cepat mendengar mereka ingin memasukannya ke gudang yang sempit dan gelap itu.
"Aku mohon jangan!" Keynara berteriak.
Ketiga teman Zolanda mendorong tubuh Keynara dengan kasar hingga membuat Keynara tersungkur ke ubin yang kotor.
Sebelum Keynara sempat bangkit mereka sudah menutup pintu dari luar, bahkan Keynara masih sanggup mendengar tawa puas mereka.
Keynara menggedor pintu hingga tangannya terasa panas, lututnya yang terluka pun tidak dia hiraukan, yang terpenting sekarang adalah bagaimana cara keluar dari gudang ini.
Suara Zolanda dan ketiga temannya perlahan menghilang, mungkin mereka sudah pergi meninggalkan Keynara.
Keynara terisak kecil, dia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Gudang ini gelap dan sempit, hal itu mengingatkannya pada kejadian empat tahun lalu, saat dia di masukkan ke gudang secara paksa dan mendapat pelecehan.
"TOLONG!" Keynara menggedor pintu lagi.
Namun semua terasa sia-sia. Lama-kelamaan suara Keynara terasa serak, dia tidak bisa berteriak meminta tolong. Tangannya juga mulai lelah karena menggedor pintu terus menerus.
Keynara duduk di pojok ruangan dan menyembunyikan diri di antara kedua lututnya. Cukup lama Keynara berada di posisi itu hingga mengingat kalau dia punya ponsel dan bisa meminta bantuan pada seseorang,
Keynara segera mengambil ponsel di saku roknya. Pertama-tama, Keynara menyalakan senter di ponselnya karena dia takut gelap. Lalu dia menekan menu kontak dan hanya menemukan nomor Kaivan disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL OBSESSION
Teen FictionKaivan Aeron Aldrich. Laki-laki berhati iblis yang bersembunyi di balik wajah malaikat. Mabuk-mabukan, berkelahi, balap liar, bahkan bermain wanita, itulah kesenangannya. Hingga suatu malam ia dipertemukan dengan perempuan berpenampilan kacau bernam...