4. TERPERANGKAP

669 52 3
                                        

Kaivan menyeret Keynara menuju ruangan VIP lain dan tak lupa menguncinya.

Keynara mendadak ketakutan, perempuan itu hanya menunduk dan tak berani menatap Kaivan.

Jari Kaivan berada di dagu lancip Keynara dan menariknya keatas. "Gue tau pasti itu lo. Dari tubuh lo..." Lalu Kaivan menghirup aroma tubuh Keynara. "Aroma lo, gue hafal semuanya."

Keynara hanya diam karena tidak mau mengacau di hari pertamanya bekerja.

"Gue udah nyari lo seminggu ini, dan akhirnya kita ketemu disini. Sekarang bilang ke gue, hukuman apa yang pantas lo terima karena udah berani nampar seorang Kaivan?" Kaivan menatap wajah cantik itu dengan sorot tajam dan... penuh hasrat.

"A-aku minta maaf. Aku mohon jangan ganggu aku..."

Kaivan tersenyum miring. Dia masih tidak percaya, apakah ini perempuan angkuh yang sama pada malam itu? Perempuan yang berani mengangkat tangannya di wajah Kaivan?

Kaivan menyusuri wajah mulus Keynara dengan jarinya, "lo kerja disini?"

Jantung Keynara berdegup kencang. Di antara kondisi menegangkan ini, Keynara masih mengucapkan rasa syukur pada Tuhan karena Kaivan tidak mengenalinya sebagai salah satu siswi di sekolahnya.

"I-iya."

"Cuma waiters atau... merangkap jadi wanita penghibur juga?"

Keynara berusaha untuk tidak menampar Kaivan. "Aku cuma waiters disini."

Kaivan mengangguk percaya, walaupun dalam hati sangat yakin kalau perempuan di depannya juga bekerja sebagai call girl.

"Gue bisa buat lo di berhentiin kerja disini. Asal lo tau aja, tempat ini punya kakak sepupu gue." Bisik Kaivan dengan suara serak.

"Aku mohon jangan..."

Kaivan tak berhenti menyeringai, kelihatannya bermain-main dengan perempuan ini menyenangkan juga. "Kalau lo nggak mau gue aduin, lo harus cium gue."

Mata Keynara membulat. Dia terlihat ingin protes namun ucapan Kaivan selanjutnya membungkam mulutnya,

"Kalau lo nggak mau juga nggak papa. Siap-siap aja angkat kaki darisini."

Keynara menggeleng. "Enggak! O-oke aku akan cium kamu!"

Kaivan tersenyum penuh kemenangan. Laki-laki itu menyentuh bibirnya dengan sensual. "Lo harus cium gue sampai gue balas ciuman lo. Kalau lo gak berhasil, lo akan tetep keluar dari kerjaan ini."

Keynara terus berdoa dalam hati.

Keynara tidak tau cara mencium laki-laki dengan benar. Bahkan mengingat ciuman pertamanya dulu membuat tubuh Keynara bergetar ketakutan. Waktu SMP, laki-laki bernama Gading dan Calvin sempat menciumnya dengan paksa hingga bibirnya berdarah. Bahkan mereka sempat meremas dada Keynara juga.

Keynara menggeleng, mengusir memory memilukan itu. Saat ini fokusnya hanya pada Kaivan.

Keynara berjinjit dan meremas bahu Kaivan dengan gugup, lalu perempuan itu mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibir keduanya.

Bibir Kaivan terasa lembut dan manis. Keynara membuka bibirnya dan melumat bibir Kaivan dengan gerakan amatir. Disisi lain Kaivan sudah menahan gairahnya sejak perempuan di depannya menautkan bibir mereka untuk pertama kali. Dan saat perempuan itu melumat bibirnya, pikiran Kaivan sudah buntu. Yang dia inginkan sekarang hanya membalas ciuman perempuan di depannya dengan kasar dan menuntut.

"Hmmphh..." Keynara memekik saat Kaivan memeluk pinggang dan menekan tengkuknya guna memperdalam ciuman mereka. Bahkan Kaivan tidak sungkan menggigit bibir Keynara agar terbuka dan menjelajahi isi mulut Keynara satu persatu.

DEVIL OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang