Keynara sedang duduk di salah satu bangku green house. Green house itu sendiri adalah taman sekolah yang isinya bermacam-macam tanaman.
Keynara termasuk salah satu orang yang ikut andil menanam tumbuhan disana. Satu minggu yang lalu ia menanam tulip, dan sekarang bunga itu sudah mulai tumbuh.
Sebenarnya tujuan Keynara datang ke green house bukan hanya melihat pertumbuhan bunga yang ia tanam melainkan juga untuk mencari ketenangan. Karena menurut Keynara, hanya ditempat ini dia bisa diterima dengan tulus. Tidak ada tatapan mencemooh, tidak ada kata-kata kasar untuknya,- disini sepi. Keynara selalu menggunakan tempat ini untuk menyendiri atau sekedar membaca novel yang ia pinjam dari perpustakaan.
Keynara menatap novel yang ada di pangkuannya. Sejak pertama kali melihat judul di sampul depan novel tersebut Keynara sudah tertarik membacanya,
The guardian prince.
Keynara pernah berangan, apa hidupnya bisa sesempurna novel yang ia baca? Meski tak semua berakhir bahagia tapi setidaknya tokoh yang ada di dalamnya pernah merasakan kebahagian.
Seharusnya menjalani kehidupan di dunia nyata justru lebih menyenangkan bukan? Mungkin, bagi sebagian orang hidup memang terasa menyenangkan. Tapi bagi Keynara, hidup adalah perjuangan. Hidup adalah bagaimana cara untuk bertahan di hari esok, bagaimana cara menghadapi dunia yang terkadang sedikit kejam padanya.
Keynara tidak pernah bilang kalau dia tidak menikmati hidupnya. Ia justru selalu bersyukur karena Tuhan masih menghadirkan orang-orang baik di sekitarnya, orang-orang yang masih perduli melebihi keluarganya sendiri.
Tapi Keynara hanyalah seorang remaja biasa, kadang dia juga merasa sedih melihat teman-temannya masih memiliki orangtua yang menyayangi mereka, sedangkan dia tidak.
Keynara tidak munafik. Dia juga menginginkan kasih sayang orangtuanya.
"Aduhh!" Keynara meringis saat merasakan seseorang mencubit lengannya,
Keynara menoleh, dia menemukan Diana berdiri di sampingnya dengan wajah ditekuk.
"Kok lo tega ninggalin gue di kelas sendirian sih? Gue bete tau dengerin orang ghibah mulu." Diana mencebikkan bibir kesal,
"Maaf. Kamu tadikan lagi ngobrol sama Reza, aku gak enak mau ngajak kamu pergi."
Diana menarik nafas jengah, "gue pikir lo ilang kemana Key, gue khawatir tau sama lo. Gue kira lo di bully lagi."
Keynara tersenyum mendengar perhatian teman sebangkunya itu.
"Ikut gue yuk Key."
"Kemana?"
"Lapangan. Dirga cs lagi latian basket buat pertandingan besok!" Ucap Diana dengan semangat.
Dirga adalah kapten basket di sekolahnya. Dan Diana kelihatan naksir dengan laki-laki itu.
Dirga adalah laki-laki berdarah campuran indo-jerman. Banyak perempuan yang rela melakukan apapun agar Dirga membalas cintanya. Tapi dari kabar yang beredar Dirga adalah heart breaker. Tidak sembarang perempuan bisa menjadi kekasih kapten basket di sekolahnya itu.
"Ayoo Key!" Keynara langsung tersadar dari lamunan saat Diana menarik tangannya.
"Ehm kamu duluan aja nanti aku nyusul."
"Yahh kok gitu?"
"Aku mau ke UKS dulu, ngambil obat. Kepalaku pusing."
"Lo sakit?" Diana menempelkan tangannya di dahi Keynara.
Keynara mengangguk kecil. Keynara terpaksa harus berbohong dengan Diana karena alasan sejujurnya tidak bisa ikut adalah; Kaivan menyuruhnya datang ke rooftop pada jam istirahat kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL OBSESSION
Teen FictionKaivan Aeron Aldrich. Laki-laki berhati iblis yang bersembunyi di balik wajah malaikat. Mabuk-mabukan, berkelahi, balap liar, bahkan bermain wanita, itulah kesenangannya. Hingga suatu malam ia dipertemukan dengan perempuan berpenampilan kacau bernam...