Sudah dua puluh menit mereka bertiga hanya saling bertatap tatapan sambil diam. Hingga akhirnya Alka yang mulai jengah memulai pembicaraan.
"Lo ada hubungan apa sama Kaivan?"
Keynara hanya menatap Alka, bingung harus menjawab apa.
"Bentar, kalo dilihat dari deket gini, dia kayak mirip seseorang deh Al." Selatan menatap Alka meminta pendapat.
Alka mengangguk menyetujui ucapan Selatan. Lalu mereka berdua menatap Keynara dengan intens hingga membuat wajah Keynara memerah.
"Gue inget! Wajah Keynara mirip banget kayak cewe yang pernah diajak Kaivan ke balapan! Bener, kan?" Alka histeris.
"Ah! Berarti lo waiters yang sama waktu di kelab itu juga, ya?" Hardik Selatan menatap Keynara.
"Enghh— iya," Keynara rasa wajar kalau Alka dan Selatan tidak mengenalinya, karena pada saat menjadi waiters di kelab, dia di haruskan berpenampilan menarik dan menggunakan makeup sedikit tebal. Dan waktu Kaivan mengajaknya ke balapan, Kaivan juga membelikannya pakaian yang cukup seksi serta membawanya ke salon agar gaya rambutnya diubah.
"Ngapain kalian ada disini?" Suara berat seseorang menginterupsi pembicaraan mereka.
Keynara bernafas lega ketika melihat Kaivan sudah kembali. Jadi, dia tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan kedua teman Kaivan.
"Ah curang lo Kai! Padahal gue kan yang mau deketin Keynara duluan, ternyata lo udah nyolong start." Alka berdecak kesal.
Keynara tertegun mendengar ucapan Alka, sedangkan Kaivan hanya menatap Alka datar.
"Bacot." Balas Kaivan ketus. "Pergi lo berdua dari apart gue, main masuk sembarangan aja kayak maling!"
"Eitss tidak semudah itu, Ferguso! Lo belum kenalin kita sama pacar baru lo, loh." Alka kembali bicara tanpa rasa takut.
Kaivan menggeram rendah. Laki-laki itu menatap Keynara dengan sinis. "Dia bukan pacar gue! Dia cuma salah satu koleksi gue, nanti kalau udah bosen juga gue buang!"
Ucapan tak berperasaan Kaivan membuat hati Keynara mencelos.
Melihat raut sendu Keynara, Selatan yang awalnya diam buru-buru menimpali,
"Jangan mainin hati anak orang. Dasar titisan firaun lo!" Selatan membela Keynara karena menurutnya Keynara tidak seperti perempuan yang bersama Kaivan sebelumnya.
"Bukan. Kaivan itu titisan dajjal." Alka berbisik pelan membenarkan tuduhan Selatan.
Kaivan terlihat tak perduli. "Sekarang kalian udah tau, kan? Pulang sana, ganggu orang aja!"
"Ehem, maksud lo ganggu lo berduaan sama Keynara, ya?" Alka cekikikan.
"Cihh di sekolah belagak kasar sama Keynara, ternyata di luar sekolah di embat juga anak orang masih polos," cibir Selatan.
Habis sudah kesabaran Kaivan menghadapi kedua temannya. "Ngomong sekali lagi gue jahit mulut kalian berdua!"
Alka dan Selatan bergidik ngeri.
"Gue mau numpang makan di tempat lo. Bosen gue sama masakan koki dirumah," ucap Alka.
"Dasar orang miskin. Makan aja masih numpang!" Kaivan mencibir Alka.
Alka tidak menghiraukan ucapan Kaivan, matanya melirik bungkusan di tangan Kaivan dan mengambilnya secara paksa. "Makanannya buat gue ya Kai. Gue laper!"
Kaivan berdecak dan mengambil kembali bungkusan di tangan Alka. "Ini buat Keynara! Gue cuma beli satu. Kalau lo laper ya beli makan lah tolol. Jangan bisanya minta minta mulu ke gue. Lo pikir gue bapak lo?" Bukannya pelit, masalahnya Kaivan tadi hanya membeli sebungkus nasi goreng seafood untuk Keynara.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL OBSESSION
Novela JuvenilKaivan Aeron Aldrich. Laki-laki berhati iblis yang bersembunyi di balik wajah malaikat. Mabuk-mabukan, berkelahi, balap liar, bahkan bermain wanita, itulah kesenangannya. Hingga suatu malam ia dipertemukan dengan perempuan berpenampilan kacau bernam...