19. KEGEP

232 13 0
                                    

Gue ngerasa goblok setelah mengingat-ingat ucapan gue sendiri. Ngapain juga gue ngomong kayak gitu ke Dirga? Gue jadi merasa jadi cowok posesif. Padahal gue dan Keynara gak ada hubungan apa-apa.

Tapi gue gak sepenuhnya salah kan ngomong gitu? Bayangin aja, gue udah kayak orang gila biar bisa nyampe secepetnya ke sekolah buat nyelametin Keynara dan setelah sampe disana gue malah di suguhin pemandangan mereka lagi mesra mesraan. Kan anjing banget! Gue bukannya cemburu, najis banget gue cemburu sama cewek modelan dia. Tapi gue cuma kesel. Walaupun awalnya gue cuma penasaran sama Keynara dan pengen nidurin tuh cewek, tapi entahlah,- belakangan ini gue merasa kesel aja kalau ngelihat dia deket sama cowok lain. Dia gak boleh jadi milik cowok lain sebelum gue bisa dapetin dia. Yah setidaknya bisa bawa dia ke ranjang gue dan ngehilangin rasa penasaran gue tentang itu cewek.

Gue emang bajingan, gue tau itu. Lagian gue udah pernah ketemu sama cewek modelan dia. Awalnya aja sok polos, sok manis, tapi lama kelamaan jangan di tanya, sifat aslinya bakal keluar juga. Lagian semua cewek itu sama aja. Kalo nggak suka cowok berduit ya suka cowok ganteng.

Setelah adegan tarik tarikan sama Dirga tadi, gue membawa Keynara pulang ke apartment gue. Dia kelihatan anteng banget di mobil dan gak ngucapin satu patah katapun. Biasanya kan ada aja protesnya, yang harus jaga toko lah, yang harus belajar lah, yang harus ini itu, pokoknya banyak banget deh alasannya. Tapi kali ini dia kelihatan diem, dan kalau gue perhatiin sedari tadi dia cuma nunduk sambil mainin jarinya.

Dia kenapasih? Masih takut sama gue? Emang gue se-Mengerikan itu di matanya?

Nggak beberapa lama kita sampai di apartemen gue. Keynara ngintilin gue dari belakang. Gue pun juga gak ngomong apa-apa setelah kejadian tadi. Mungkin itu yang ngebuat Keynara takut dan gak berani bersuara.

Gue melirik Keynara yang terdiam di depan pintu. "Ngapain lo disitu? Sini lo!"

Keynara terlihat kaget, wajahnya ketakutan. Dan dengan langkah ragu dia mendekati gue yang sedang duduk di sofa.

Gue menarik dia agar duduk di pangkuan gue. Wajahnya langsung memerah tapi dia masih gak berani protes.

"Lo beneran kekunci di gudang atau itu semua cuma drama biar lo bisa caper ke Dirga?" Tanya gue menatap wajah Keynara.

Wajah Keynara memucat. "A-aku gak ada niat caper sama Dirga. Ngapain aku telfon kamu kalau cuma mau caper ke Dirga?"

Gue meneliti wajahnya dan enggak menemukan kebohongan disana. "Terus siapa yang ngunciin lo di gudang?"

Keynara langsung menunduk diam. Dia hanya menggigit bibirnya dan gak menjawab pertanyaan gue.

"Lo tuli apa gimana? Lo pikir gue ngomong sama tembok?" Ulang gue sedikit emosi.

Tubuh Keynara bergetar ketakutan. Dia ingin menjawab namun bibirnya terkatup lagi.

Gue mengelus pipi Keynara dari samping dan melepas kacamata yang menghalangi pandangan gue ke wajahnya. "Kalau lo gak bilang, gue telanjangin lo sekarang juga."

Keynara menahan tangan gue yang hampir mencapai kancing seragamnya.

"Zo...landa," ujarnya sangat pelan.

Gue mengangguk. Lalu tatapan gue turun ke arah lutut Keynara yang lecet dan berdarah.

Gue menggeram tanpa bisa di cegah. Dasar cewek sialan, awas lo besok bitch!

"Lutut lo kenapa?"

Keynara ikut memandang ke bawah. Kelihatannya dia juga enggak menyadari luka nya sendiri. "T-tadi di dorong terus jatuh."

Tanpa berkata-kata gue mengangkat tubuh Keynara dan mendudukkan cewek itu di sofa sebelah gue. Dia menatap gue bingung,

"Sebentar biar gue ambilin obat." Ucap gue.

DEVIL OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang