My Birthday #1

179 37 6
                                    

Lika liku tanpa jeda, mungkit pahit dirasa, tapi siapa sangka, harapan terbaik tersemat disetiap doa.

-Anonim.

The My Birthday by Kiki Aulia Rahmah.

Happy Reading :)
***

Miftah berjalan tergesa gesa menyusuri koridor sekolahnya, gadis berwajah bulat itu beberapa kali berdecak kesal. Ini akibat dia menangis semalaman, sehingga ia terlambat berangkat ke sekolah.

Kelas XI DPIB 1
Wali kelas : Ibu Mardhia Sari S.Pd

Papan kayu bertuliskan nama kelas itu membuat Miftah menghela nafas lega, pintu belum tertutup, menandakan bahwa kelasnya kali ini jamkos. Miftah melangkah masuk, mendudukkan diri dibangku nya, paling pojok belakang dekat jendela yang mengarah langsung ke lapangan basket.

Alina, teman sebangku nya menoleh kearah gadis yang baru saja duduk itu. Alina menggeleng tak habis pikir dengan Miftah, meski terkesan bar-bar dan pemalas, Miftah salah satu murid Cerdas di SMK Jaya Bangsa, ia pernah memenangkan juara 1 lomba olimpiade fisika dan membuat struktur perumahan.

"Kenapa lagi sih Qeel?"

"Biasa Ridjaya Shiddiq." Jawab Miftah.

Alina hanya diam jika Miftah sudah menyebut ayahnya dengan nama.

"Kantin yuk! Lo belum sarapan kan? Hari ini jamkos sampai pelajaran ke dua."

Miftah menoleh semangat kearah Alina, "Seriusan dua mapel jamkos?" Tanya Miftah.

Alina mengangguk, gadis dengan rambut yang dikuncir itu beranjak dari duduknya.

"Ayoo."

Miftah ditarik paksa oleh Alina untuk mempercepat langkah, mereka berjalan beriringan menuju kantin sekolah.
Sampai dikantin, Miftah langsung mencari tempat duduk, membiarkan Alina memesan makanan untuk mereka.

Miftah mengeluarkan ponselnya, membuka sosmed sebentar kemudian beralih ke game online, Mobile Legend.

Tak berapa lama, Alina datang membawa satu nampan yang berisi dua porsi cilok dan dua teh hangat. Miftah mendongkak, mengernyit bingung kearah Alina.

"Tumben lo gak makan nasi." Tanya Miftah, mengambil mangkuk cilok dan teh hangatnya.

"Gue udah makan dirumah. Jadi ngemil aja."

Miftah hanya mengangguk, kemudian melahap makanannya. Miftah memang jarang makan nasi, ia lebih suka makan roti atau mie daripada nasi, bahkan gadis dengan rambut berwarna dark blue itu bisa kenyang dengan memakan satu potong keju mozarella.
Jika dibilang blasteran, Miftah tidak memiliki darah negara asing, karena orangtua nya yang memang asli Banjarmasin. Namun, ada darah Belanda yang dimiliki kakeknya.

"Syaqeel."

Miftah dan Alina mendongkak, menatap Aldi yang berdiri disamping meja mereka.

"Kenapa?" Tanya Miftah.

"Lo dipanggil Bu Sanah, disuruh ke kantor."

 My Birthday [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang