My Birthday #9

35 17 0
                                    

"Kalo lo perlu rumah, gue siap jadi rumah tempat lo pulang. Gak usah dipendam sendiri lagi, ya?"

-Aldian Rafa Putra

My Birthday by Kiki Aulia Rahmah

***

Aldi meletakkan tubuh Miftah di brankar UKS, cowok itu mengambil minyak kayu putih di kotak P3K. Dilihatnya tidak ada yang menjaga di UKS hari ini.

"Woilah, yang tugas hari ini siapa?" tanya Andita.

"Mbohh, ra ngurus." balas Alina, mendekat kearah Aldi yang dengan telaten mengoleskan minyak kayu putih di hidung dan kepala Miftah.

Aldi sepeduli itu sama Syaqeel. Apa dia suka? -- batin Alina.

"Lin!" panggil Andita, menggoyangkan bahu Alina.

Alina menoleh kearah Andita dan Zhara yang ada disampingnya. "Apa?"

"Toilet bentar yuk." ajak Andita.

"Sama Zhara sana." balas Alina.

"Dia nya gak mau. Ayo temenin gue."

Alina mendelik malas, kemudian mengikuti Andita ke arah toilet. Membiarkan Zhara didalam UKS bersama Aldi dan Miftah. Zhara hanya terkekeh kecil melihat wajah kesal Alina, gadis itu beralih ke brankar sebelah, merebahkan diri dan memainkan ponselnya sembari menunggu Miftah sadar.

Aldi memijit kepala Miftah, mencoba menyadarkan gadis itu dengan merileks kan saraf saraf yang ada dikepala nya. Tidak sampai satu menit, Miftah mengerjapkan matanya, memonitor seluruh ruangan dan mengingat kejadian sebelumnya.

Detik kemudian, Miftah tersadar bahwa ada Aldi disebelahnya. "Lo ngapain?" tanya Miftah.

"Nolongin elo lah. Pingsan begitu." ucap Aldi.

"Ooh" balas Miftah.

Aldi memyerahkan minyak kayu putih ditangannya kearah Miftah. "Nih, kali aja lo masih pusing."

Miftah menyambut minyak kayu putih itu, menatap Aldi sekilas kemudian mengangguk. "Makasih."

"Hm"

Hening, keduanya tidak saling berbicara, Zhara yang berada di brankar sebelah ikut diam tanpa peduli kepada mereka berdua. Tertutup tirai, Zhara memberikan ruang kepada mereka berdua.

"Qeel, lo tuh sebenernya kenapa?" tanya Aldi.

Miftah menggeleng. "Gak, gue gak kenapa kenapa."

"Bohong lo! Gak ada kata gapapa dari cewek tuh. Hafal gue." balas Aldi.

"Pantes, kan lo buaya." tukas Miftah.

"Lah, ngawor ni anak satu. Enggak ya! Gue tipe yang setia."

"Setiap tikungan ada." lanjut Miftah, melanjutkan kalimat Aldi.

Aldi memicingkan matanya kesal. "Terserah deh."

Miftah terkekeh kecil, kemudian menghela nafas ketika ia merasakan sesak didada nya.

 My Birthday [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang