CHAPTER 8 ◈ Start Making Allies

89 3 0
                                    

          TATAPAN serius Luca membuat mereka terdiam namun tetap tenang—atau mencoba untuk tetap tenang. Mereka tahu jika Luca sudah seperti ini bisa dipastikan akan ada hal penting yang disampaikan. Akhirnya Luca pun memberitahu perihal berita tersebut tanpa ada yang ditutupinya. Luca bahkan meminta Anya untuk ikut menjelaskan semuanya agar mereka tidak menganggap ini hanya semacam gertakan omong kosong. Wajah tenang mereka perlahan mulai berubah.

          “Aku tidak mau percaya padanya.” Enzo tiba-tiba berujar dan menjadi yang pertama untuk merespon apa yang sudah disampaikan oleh Luca.

          “Aku tidak berharap bisa langsung dipercaya, tapi aku harap kemarahanku pada Gruzinsky yang brengsek bisa dimengerti. Kemarahan karena dikhianati oleh keluarga.” Tidak, Anya sadar, sejak dulu Gruzinsky bukanlah keluarganya.

          “Bagaimana kalau kau memberikan bukti yang lebih kuat tentang hal ini? Kau tahu, kupikir mafia Rusia dikenal sebagai pembohong yang sangat baik.” Kata-kata Enzo penuh dengan racun.

          “Kuakui aku mungkin pandai berbohong, tapi kenyataannya aku tidak berbohong sama sekali dan tidak ada kebenaran yang setengah-setengah jika itu yang ingin kau katakan.” sahut Anya seraya melirik Enzo yang hendak mengatakan sesuatu. “Kalau kau tidak percaya, lakukan saja sedikit riset tentang Osip Pechkin. Seorang anggota mafia Rusia yang dibunuh beberapa hari yang lalu. Bertanyalah dan lihat siapa yang disalahkan oleh mafia Rusia itu.”

          “Aku mendengar tentang dia. Mereka memang faktanya menyalahkan mafia Italia.” Kali ini Carla angkat bicara, suaranya tenang.

          “Ya, memang faktanya mereka sendiri yang membunuhnya. Dia hanyalah seorang teman. Seorang teman sejati. Dia mati agar Gruzinsky bisa menyalahkan kalian mafia Italia. Bahkan dia mengirimku untuk memata-matai Luca sehingga ketika aku melakukannya maka dia akan segera menghabisiku. Dia bisa menyalahkan kalian para mafia Italia tentang hal ini. Ini akan memberinya lebih banyak alasan untuk berperang melawan kalian semua. Secara keseluruhan, dia menang.” Anya menjelaskan panjang lebar.

          Enzo sampai menghela nafas. Dia tidak suka berada di posisi ini.

          “Kita mungkin mengambil risiko dengannya, tapi jika apa yang dia katakan itu benar, kita bisa memanfaatkannya untuk keuntungan kita.” Luca berkata sambil memandang Anya sekali. Matanya sekali lagi penuh perhitungan.

          “Aku punya saran.” Enzo berkata dengan tegas.

          Anya diam-diam memperhatikan tato yang muncul dari tangan Enzo yang menghilang di bawah lengan kemejanya saat dia membawa anggur ke bibirnya dan menenggak minumannya dalam satu tegukan.

          “Ya, tentu. Kita terbuka untuk saran.” Luca berbicara sehingga Enzo mengangguk.

          “Jika mereka sudah bekerja sama dengan mafia Prancis kenapa kita tidak bekerja sama dengan mafia Jerman? Dua mafia penuh melawan satu? Ini membuat kita kalah jumlah.” Enzo berbicara dan ia ada benarnya di sana.

          Dari informasi yang Anya peroleh, mafia Italia mempunyai hubungan yang baik dengan mafia Jerman maupun Jepang. Tapi karena yang hadir malam ini hanyalah mafia Jerman, maka mereka memutuskan untuk melakukan kerja sama. Kemungkinan besar kedua keluarga kriminal itu tidak ingin segera membongkar satu sama lain.

          “Kalian semua tahu betapa aku suka membuat marah orang yang kubenci. Bekerja sama dengan mafia Jerman adalah ide yang sangat bagus.” kata Luca yang membuat Enzo menyeringai, begitu pula dengan Dante.

          Ada apa dengan pria mafia dan menyeringai? Tidakkah mereka tahu cara tersenyum dengan benar?

          Itu adalah sesuatu yang membuat penasaran tapi menurut Anya tersenyum palsu pun bisa menunjukkan emosi dan menunjukkan emosi tidak berhasil di mafia.

Darker Than NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang