BEGITU obrolan itu selesai, Anya langsung keluar dari ruang kerja milik Gruzinsky. Di perjalanan kembali menuju ke kamarnya, Anya mendapati seorang pria dengan wajah pucat pasi dan terlihat panik berlari kencang. Sudah bisa dipastikan bahwa kabar buruk sedang terjadi.
“Hey, tenanglah.” Anya sengaja menghentikan orang itu. “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Nafas pria itu tersengal-sengal. “Satu orang kita baru saja dihabisi.”
Mendengar hal tersebut membuat Anya langsung mengajak pria itu kembali menuju ke ruangan Gruzinsky. Anya hampir tak percaya jika pria itu mengatakan bahwa rekan mereka dihabisi di wilayah mereka sendiri, namun setelah melihat wajah pucatnya yang terlihat sangat panik, dia pun akhirnya mempercayainya. Jarang sekali, bahkan nyaris tak pernah ada musuh yang berani meneror langsung ke wilayah mereka.
“Apa kau tahu siapa yang dihabisi?” tanya Anya begitu mereka hampir sampai.
“Dia adalah Osip.” jawab pria itu yang sepertinya masih mengingat detail yang terjadi sebab ia tampak gemetar. “Dia tertembak di bagian kepala saat kami sama-sama berjaga seperti biasa di pos penjaga.”
Anya hanya mengangguk. Malang sekali nasib Osip. Dia adalah salah satu orang yang cukup akrab dengan Anya di sini. Mereka sering mengobrol jika bertemu. Anya mencurigai siapa pelakunya. Pikirnya hanya ada dua, yaitu Gruzinsky sendiri atau para mafia Italia itu. Tapi untuk apa tujuannya itu sampai menghabisi seseorang yang tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang penting. Osip hanyalah pria biasa yang menjalankan tugasnya. Tidak ada yang istimewa dari pekerjaan yang dilakukannya, kecuali dia pria yang cukup baik ketimbang sepuluh orang pria yang selalu setia menjadi pengikut Gruzinsky yang brengsek.
“Apa-apaan ini? Siapa yang berani lancang masuk ke dalam ruanganku tanpa mengetuk terlebih dahulu?” Gruzinsky tampak sangat kesal begitu melihat pintu ruangannya terbuka lalu muncul salah satu anak buahnya bersama Anya yang merasa ingin memukul wajahnya sampai babak belur.
“Osip baru saja dihabisi. Dia ditembak di kepala.” kata Anya tanpa basa-basi lagi.
“Apa?” Gruzinsky yang entah sedang berakting atau bagaimana terlihat terkejut.
“Ya, itu benar. Kemungkinan besar pelaku utamanya adalah mafia Italia.” kata pria itu yang Anya sendiri lupa siapa namanya.
“Dasar mereka bajingan keparat!” Gruzinsky terdengar jengkel.
Rasanya Anya ingin sekali benar-benar menghajar wajah Gruzinsky sampai babak belur, mematahkan tulangnya sampai remuk dan menguras habis darahnya. Dia semakin mencurigainya sebagai pelaku sebenarnya yang telah menghabisi Osip. Tapi kenapa Gruzinsky sampai melakukan itu? Apakah karena Osip selalu bersikap baik pada Anya? Itu terdengar tidak masuk akal.
“Bajingan Italia itu memang harus diberi pelajaran.” kata Gruzinsky sembari ia keluar dari ruangannya.
Apakah benar mafia Italia yang melakukannya? Dia tampak emosional dengan cara yang meyakinkan. Namun Anya tak ingin mempercayainya begitu saja. Gruzinsky itu tipe orang yang tidak bisa dipercaya karena mungkin dia agak gila. Lihat saja Anya tetap akan membalas semua perbuatannya ini.
Mereka melangkah keluar bersama-sama dari mansion yang megah ini dan begitu indah. Tapi menikmati pemandangan indah dari mansion ini berakhir begitu Anya melihat lebih dekat tubuh tak bernyawa seorang Osip yang malang. Mereka kini berada di bagian luar gerbang mansion di mana ada pos penjaga. Anya tidak ingin menunjukkan emosi apapun di wajahnya. Dia tetap tenang. Segala emosinya dia pendam jauh di dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darker Than Night
AcciónAnya Alexeeva merupakan seorang assassin yang bekerja untuk mafia Rusia mendapati jika dirinya berada dalam skenario yang telah disusun oleh bosnya sendiri, yaitu menyingkirkannya. Keinginan besar Anya untuk balas dendam semakin besar begitu bertemu...