Halooo berapa lama aku gak muncul?
Tandain TYPO
#*
"Papa gak perlu ngambil" Yuan memakai sepatunya tanpa melihat ke arah Juna
"Terus siapa yang mau ambil kalau bukan Papa?" Tanya nya, hari ini adalah pembagian raport tengah semester
"Bisa ambil sendiri, ini gak terlalu penting" Yuan melewati Juna begitu saja
"Mau sampai kapan kamu begini? Kamu mau musuhan sama Papa? Sampai kapan?" Yuan menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Juna
"Sampai bang Gavin dateng"
Juna menghela nafas pelan, Yuan tetap mengungkit saat Juna memaksa abangnya untuk melakukan operasi
"Eh, bentar gue belum pamit sama bokap lo" Gilang yang semula akan masuk langsung di tarik keluar oleh Yuan
"Nanti tante Gea yang ambilin ya" Gilang mengangguk, "Bokap lo gak bisa lagi?" Yuan mengangguk singkat
Gilang membawa motornya seperti biasa, tidak terlalu mengebut saat membawa Yuan bersamanya. "Cil habis dari sekolah jalan-jalan yuk" ajaknya
"Kemana?" Yuan memajukan kepalanya untuk mendengarkan Gilang
"Terserah lo. Gue bosen dirumah, dirumah lo juga bosen" Ucap Gilang
"Eh ke warung kak Jihan aja gimana?" Tanya Gilang, Yuan tampak berpikir sejenak "Tapi nanti kak Jihan nangis" jawabnya
"Gak akan, kalau kita makan banyak kak Jihan gak akan nangis Cil. Ayok deh gue pengen ayam gepreknya kak Jihan" pintanya
"Terserah lo" motor Gilang masuk ke dalam kawasan SMAN BANGSA 01
Sudah banyak orang tua yang datang untuk mengambil raport anak-anak nya. Yuan tampak seperti biasa, tidak melihat siapapun kecuali Gilang yang ada di sebelahnya
"Hampir telat" Yuan menoleh ke samping, mendapati Riki dengan setelan kemeja hitamnya
"Bang Rik ngapain?" Tanya nya heran
"Ngambil raport lo lah, masak nyari jodoh" Riki mengacak rambut Yuan
"Gak perlu, gue bisa ambil sendiri. Bang Rik kuliah aja sana" usirnya
"Libur kuliahnya, jadi kesini aja" jawaban Riki tampak terlalu santai
"Yuan udah dewasa. Semuanya bisa sendiri! Bang Rik pulang aja" Yuan berdecak kesal
"Galak amat lo sama gue, lembutan dikit dong. Lo gak liat tuh temen-temen lo pada liatin gue? Pasti pada bilang astaga abang Yuan ganteng bangeet" Riki berbicara dengan nada seperti mengejek dan itu semakin membuat Yuan kesal
"Gantengan bang Gav" Yuan melepas rangkulan Riki dan menarik Gilang agar mengikutinya
"Bocil setan, makin lama makin gak bisa dibaikin. Adek lo tuh Gav, gentayangin aja! Dia kan penakut" Riki menatap ke arah langit sambil berceloteh
"Banyak yang berubah dari Yuan Gav" Riki selalu kehabisan kalimat jika berhadapan dengan Yuan
Yuan seperti bukan anak kecil yang sering merengek meminta sesuatu atau bahkan menangis saat Riki ganggu. Yuan tampak sangat berbeda semenjak kepergian Gavin
"Kenapa lo gitu sama bang Riki? Gak kasian?" Gilang sesekali menoleh ke belakang melihat ke arah Riki
"Lo belain bang Rik? Lo temen gue apa bang Rik?" Gilang langsung menunjuk Yuan
'Yuan mau belajar dewasa, tanpa bang Rik... tanpa bang Gavin. Yuan bisa sendiri' Yuan menunduk sesekali menghela nafas
"Jangan nunduk nanti nabrak, lo tenang aja gue akan selalu milih lo daripada orang lain" Gilang menepuk punggung Yuan untuk meyakinkan
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAFI [END]
Teen FictionYang mati tidak akan pernah hidup lagi "Gue gak pernah berusaha buat jadi dia, tapi kalian yang selalu beranggapan gue adalah dia" "Yang ditakdirkan mati akan selalu berakhir mati bang"