🚫TANDAIN TYPO
Update ke 2x nya hari ini
++²
100 komen lebih next#*#*#*
Gilang juga lelah, Yuan terus mengeluh karena sudah 3 hari ini tidak ada kabar sama sekali dari Khafi maupun Riki
"Gue bukan cenayang Cil. Gue gak tau, demi Allah" Gilang mengangkat tangannya
"Bang Khaf liburan kemana sih? Itu om-om ngajak bang Khaf kemana" Yuan tampak kesal. Mengingat wajah Tama saja membuatnya kesal
"Padahal kan udah seminggu lagi UAS" imbuh Gilang sambil menggelengkan kepala
Gilang meniup kuah seblaknya, dia tidak menghiraukan ocehan Yuan lagi. Yuan menepuk punggung Gilang dengan keras karena merasa di abaikan
"Lo seblak muluk anjing! Gue aduin sama bang Rik!" Kesal Yuan
"Mulut lo! Ah males gue!" Gilang mendorong Yuan agar menjauh
"Lo nya ngeselin!" Yuan menarik mangkuk Gilang
"Ya kesel boleh! Tapi gak boleh ngumpatin gue gitu! Gak sopan! Gue lebih tua!" Protes Gilang
Brak
Gilang langsung berdiri, dia berdiri di depan Yuan untuk berjaga-jaga saat pintu rumah di buka dengan kencang
Rasa kesalnya tiba-tiba hilang
"Mana Riki?!" Dhena datang dengan wajah angkuhnya
"Elah nenek lampir doang" Gilang kembali duduk dengan santai
"Bang Rik? Gak ada" jawab Yuan
Dhena berjalan mendekat. "Gue udah nanyak baik-baik sama kalian! Mana Riki?!" Teriak nya
"Gak ada! Lo ngerti bahasa manusia gak sih?!" Yuan mulai kesal
"Gimana mau ngerti? Dia kan nenek lampir" Gilang menatap Dhena
"Lo tuh!" Tangan Dhena terangkat ingin menampar Gilang
"Mikir kak, tangan lo jauh lebih kecil dari tangan gue. Gue bahkan bisa patahin tangan lo sekarang" Dhena berusaha menarik tangannya dari Gilang, Gilang memegang pergelangan tangannya dengan kuat
Byur
Gilang memundurkan tubuhnya tanpa melepas tangan Dhena. Yuan menyiram Dhena dengan kuah seblak milik Gilang
"Anjing! Panas! Lo keterlaluan tau gak?! Gue bisa ngelaporin lo!" Terlihat wajah Dhena yang tampak semakin merah
Yuan menyiramnya dari leher hingga kuah yang masih sedikit panas itu mengalir terus kebawah tubuh Dhena
Kali ini seblak Gilang terasa lebih berguna
"Yaudah nih biar gak panas" Gilang mengambil es teh nya, dia menuangkan es teh nya dari ujung kepala gadis itu
Dhena membuka mulutnya dengan mata yang terpejam. Dia tidak menyangka bahwa Gilang dan Yuan akan melakukan hal ini padanya
"Lepasin gue!" Dhena terus memberontak
Yuan mendekatkan wajahnya dengan Dhena "Mau nangis ya kak? Yah masak gitu doang mau nangis" ejek nya
Wajah Dhena semakin pengar, tampak hampir meneteskan air matanya. Hal itu membuat Gilang langsung tertawa menjulurkan lidah nya
"Lang ayo bawa ke taman belakang" Yuan memainkan alisnya ke arah Gilang
Gilang langsung menarik Dhena sesuai perintah Yuan. Rumah mereka benar-benar kosong tidak ada orang disana kecuali mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAFI [END]
أدب المراهقينYang mati tidak akan pernah hidup lagi "Gue gak pernah berusaha buat jadi dia, tapi kalian yang selalu beranggapan gue adalah dia" "Yang ditakdirkan mati akan selalu berakhir mati bang"