🚫TANDAIN TYPO
Hari ini sedikit tidak mood karena (alasannya ada di akhir) heeeem
Komennya harus banyak ya, ya gitu lah pokoknya
#*#*#*#
"Kenapa bang Rik malah lebih mikirin lego nya!" Teriak Khafi
Khafi melihat sela tangan Riki yang digunakan untuk menutupi hidungnya mengeluarkan darah
"Lo disini aja" Riki berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar ruang rawat Khafi
"Jangan kesini" Khafi menghentikan langkahnya yang ingin membuka pintu kamar mandi saat mendengar ucapan Riki
"Bang Rik gak papa?" Tanya nya
"Iya, jangan berdiri disana. Licin" Khafi kembali mundur, menuruti ucapan Riki
Khafi tetap berdiri disana, menunggu Riki hingga keluar dari kamar mandi. Khafi menatap wajah Riki yang langsung memucat
"Bang Rik sakit ya?" Riki menggeleng
"Kenapa?"
'Mampus gue' Riki terkejut saat mendengar suara Jihan
"Bang Rik mimisan" ucap Khafi pada Jihan
"Kok bisa? Lo mah! Gue kan udah sering ngingetin obatnya!" Omel Jihan. Dia dengan cepat menyuruh Riki untuk duduk
"Ayo ke Dokter Han aja" Riki langsung menggeleng
"Gue gak papa. Mungkin cuma kurang tidur doang" Riki menahan tangan Jihan yang akan menariknya untuk menemui Dokter Han
"Lo tuh kecapean Rik! Semalem Gue tau lo bangun buat ngerjain tugas kuliah lo kan? Katanya lo nyuruh orang buat ngerjain?" Kesal Jihan
"Ada beberapa tugas yang harus gue kerjain sendiri Jihan. Udah jangan marah-marah" Riki mengelus rambut Jihan
"Bang Rik kalau sakit mending istirahat aja. Lagian gue juga udah sembuh" ucap Khafi, berjalan mendekati mereka
Khafi mengambil tas kecil Riki "Ini obatnya" Khafi memberikannya pada Riki
"Obatnya banyak. Bang Rik sakit apa?" Tanya nya
"Gue gak sakit" Riki menyuruh Khafi agar duduk disampingnya
Jihan berdecak mendengar jawaban yang Riki berikan pada Khafi
Riki melihat Khafi yang menunduk "Kenapa?" Tanya nya
"Bang, lo boleh gak disini kok. Lo gak harus selalu nemenin gue disini, kan ada ayah sama Mas Tata" ucap Khafi
"Lo ngusir gue?" Khafi dengan cepat menggeleng
"Tapi lo sakit, pasti gara-gara capek ngurusin gue, nyariin gue juga dari pas hilang itu" tutur Khafi
"Terus sekarang ngurusin gue disini yang nyusahin terus" imbuhnya dia semakin menunduk
"Gue gak sakit Khaf. Kalaupun gue sakit ya harus tetep disini" ucapnya
"Kenapa?" Tanya Khafi sambil menatapnya bingung
"Obatnya disini" Tengan Riki memegang kepala Khafi
Jihan mengusap punggung Riki, membuat laki-laki itu menoleh. "Kenapa Ma?" Tanya nya sambil tersenyum
"Apaan sih lo? Mau gue tonjok ya?" Jihan menatap Riki terkejut
"Bercanda. Marah-marah terus dia Khaf, iya kan?" Khafi mengangguk. Khafi menyandarkan kepalanya di bahu Riki
"Bang Rik jangan sakit, harus bantuin susun legonya sampai selesai. Terus nanti kalau mau sesuatu gimana? Gue masih takut sama Mas Tata. Nanti dimarahin lagi, teriak-teriak lagi. Capek" keluhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAFI [END]
Teen FictionYang mati tidak akan pernah hidup lagi "Gue gak pernah berusaha buat jadi dia, tapi kalian yang selalu beranggapan gue adalah dia" "Yang ditakdirkan mati akan selalu berakhir mati bang"