🚫TANDAIN TYPO
Sabaaaaaaar
Rajin banget aku updatenya. Bingung sendiri deh
Kalau banyak typonya jangan marah ya, soalnya ini gak aku baca lagi. Karena anu...
#*#*#*#
Khafi membuka mata, dia melihat wajah Tama yang ada di atasnya. Laki-laki itu tampak tidur dengan tenang sambil memeluk tubuhnya
Khafi menyentuh kedua mata Tama "Kayak habis nangis" ucapnya
'Bang Rik?' Khafi kembali memikirkan Riki, bagaimana Riki? Apakah dia baik-baik saja
Khafi kembali menangis, hanya itu yang bisa dia lalukan sekarang. Dia ingin membangunkan Tama, namun Tama terlihat sangat lelah
Tangan Tama bergerak mengusap punggung Khafi "Riki gak mati, biarin Mas tidur nyenyak sebentar" ucap Tama tanpa membuka matanya
"Jangan nangis, Mas capek" Khafi menyentuh telinganya, dia tidak memakai alatnya sekarang namun dia mendengar suara Tama dengan jelas
Khafi mengeratkan pelukannya pada Tama dan kembali menutup mata, 'Khafi harap bang Rik baik-baik aja'
Yuan mengeratkan pegangannya pada tangan Gilang, Gilang juga langsung menatapnya. Remaja itu bangun 30 menit yang lalu
"Kenapa lo nangis terus?" Tanya Gilang. Bahkan saat pertama kali bangun. Gilang sudah melihat Yuan menangis
Yuan berdiri, dia memeluk Gilang dengan posisi yang tidak nyaman. Yuan tidak mengatakan apapun, dia hanya menangis sebisanya
"Kenapa Cil?" Gilang tidak mengerti, namun air matanya ikut mengalir merasakan tangisan Yuan yang tampak menyakitkan untuk di dengar
"Maaf gue gak bisa meluk lo" ucap Gilang, dia mengusap punggung Yuan
"Yuan, sudah. Kasian Gilang" Juna masuk bersama Gea
Yuan melepas pelukannya dari Gilang dan beralih memeluk Juna "Semuanya pasti baik-baik aja" Yuan menggelengkan kepalanya
Ini bahkan terlalu sakit
"Kenapa Ma?" Gea menggeleng sambil menghapus air mata Gilang
"Mama habis nangis juga?" Gilang menyentuh pipi Gea
"Kenapa Ma?" Tanya Gilang lagi
"Cepet sembuh Lang" ucap Gea
Jovan masuk ke dalam ruangan Khafi, anak itu tidak di infus. Dia hanya pingsan dan Jovan bersyukur dengan itu
Jovan mengusap kepala Tama dan Khafi dengan kedua tangannya. Jovan menundukkan tubuhnya untuk memeluk mereka
"Tolong tetap sama Ayah disini" ucapnya
"Tama" Tama membuka matanya, dia kembali menangis diam-diam
"Diem yah. Khafi lagi tidur" ucap Tama
Jovan mengangguk, dia menghapus air mata Tama agar tidak semakin banyak. Khafi mengangkat kepalanya
"Kenapa Mas Ta nangis?" Tanya nya
Khafi melihat ke arah wajah Jovan "Ayah juga nangis?" Tanya Khafi lagi
"Mas Ta kenapa?" Tama kembali menarik kepala Khafi untuk dia peluk
"Maaf Khaf" ucap Tama, tangisannya malah semakin kencang
'Kenapa semua orang nangis?'
Yuan duduk di lantai, dia berada di depan ruang rawat Gilang. Malam ini terasa lebih dingin dari biasanya
KAMU SEDANG MEMBACA
KHAFI [END]
Teen FictionYang mati tidak akan pernah hidup lagi "Gue gak pernah berusaha buat jadi dia, tapi kalian yang selalu beranggapan gue adalah dia" "Yang ditakdirkan mati akan selalu berakhir mati bang"