Aku repost salah satu cerita ku di sini
Selamat membaca####
Aruna menggeliat malas di atas karpet tebal yang ia hamparkan di sudut kamar kosnya. Sayup-sayup terdengar suara radio yang memenuhi ruangan kecil itu. Penyiar bernama Juno itu adalah teman setia Aruna sejak ia di pecat dari pekerjaannya tiga bulan lalu. Sesekali dia akan memberikan komentar kepada para pujangga yang mengirimkan pesan untuk sang kekasih hati. Maklum saja, Aruna itu single di usia yang telah dua puluh tujuh tahun itu.
Sebenarnya Aruna telah memasukkan beberapa berkas lamaran tapi dia tak kunjung mendapatkan hasil. Dan kenapa di setiap lowongan kerja harus ada batas usia maksimal dua puluh lima tahun dan Aruna sudah dua puluh tujuh tahun. Berpenampilan menarik. Penampilan Aruna sangat menarik kalau dia berdandan tapi sayang, Aruna akan berdandan maksimal pada saat kencan dan saat kerja saja.
Dan Aruna sekarang menjadi pengacara, pengangguran banyak acara dengan hobi menstalking Instagram sang mantan menggunakan akun palsu. Bisa malu dia kalau ketahuan oleh sang mantan pacar yang lebih memilih si cewek ular itu. Kalau Aruna mengingat lagi, darah Aruna serasa mendidih dan dia ingin menginjak-injak si cewek ular lalu di kubur yang dalam. Hobi baru nya itu tercetus sejak dirinya dan sang mantan bubar setahun lalu setelah merajut tali kasi hampir dua tahun lamanya.
"Malam mas Juno, gue Devan mau request lagu akad yang payung teduh dong. Salam spesial untuk kesayangan gue yang bentar lagi bakalan gue lamar."
Suara penyiar yang membacakan pesan dari Devan membuat Aruna kesal. Cuma satu nama Devan yang ia tahu dan benar dia lah sang mantan. Aruna kesal, secepat itukah Devan melamar Siska? Padahal mereka telah lama berpacaran dan dia tak kunjung di lamar oleh Devan saat itu. Hingga masuklah Siska di kehidupan mereka dan Devan berhasil pindah ke lain hati. Membayangkan wajah penuh senyum licik Siska membuat Aruna geram. Seharusnya dia yang di sana, dia yang merasakan kebahagiaan bukan nelangsa begini.
"Pasti si cewek ular itu kesenangan di lamar Devan, ish kesal gue gak ikhlas rasanya," umpat Aruna kesal. Aruna mengambil ponselnya dan berniat menstalking Instagram sang mantan. Saat sedang asyik-asyiknya kepo tiba-tiba ponsel Aruna berbunyi dan ternyata panggilan dari sahabatnya, Naya.
"Masih hidup lo," Ucap Naya saat Aruna baru menyentuh tombol hijau.
Aruna berdecak. "Iya masih lah," sahut Aruna kesal.
Naya cekikikan senang. "Santai, gue ada berita buat lo. Gue ada kerjaan tapi kerjaannya jadi baby sitter, mau gak lo?"
"Baby sitter?" Aruna bimbang. "Gak ada yang lain?"
"Dengar dulu baik-baik. Gaji nya besar loh kalah sama gaji karyawan. Gaji bulanan enam juta belum termasuk bonus bulanan dan bonus tahunan. Syaratnya mesti lulusan sarjana, IPK minimal tiga koma dua, sayang anak-anak dan harus tinggal di sana," jelas Naya semangat. "Gue tahu bentar lagi masa sewa kos lo habis apalagi penghuni dompet lo cuma lima lembar uang merah."
Aruna masih bimbang. Itu yang mencari jasa baby sitter, mau ngasih anak-anak atau mau cari karyawan sih. Mesti gitu lulusan sarjana dan IPK yang lumayan tinggi. Aruna masuk kedalam kategori itu tapi tetap saja ada rasa bimbang.
"Pasti yang sewa jasa gue itu bapak-bapak gendut gitu." Aruna bergidik ngeri membayangkannya.
Naya di ujung sana berdecak kesal dengan fantasi Aruna yang terlewat tinggi. "Lo mau kerja atau gak sih," kata Naya jengkel. "Gak mungkin lah yang cari jasa baby sitter om-om gendut, ya kali gue umpan kan teman gue ke kandang piranha."
"Zaman sekarang kudu waspada, Nay," Ucap Aruna membela dirinya.
"Dengarkan gue baik-baik sekali lagi. Gue dapat informasi dari Abang gue, bos dia lagi butuh banget sitter yang tepat. Bos nya ganteng, duda dan tajir melintir loh, Run. Nyesal tujuh turunan kalau lo nolak kerjaan ini. Kerja lo cuma ngasuh anak doang bukan bantu buatkan anak juga."
"Ishh omongan terakhir lo itu, Nay. Kalau malaikat lewat trus diaminkan bisa berabe gue."
Naya cekikikan mendengar protes Aruna di ujung sana. Ya bodo amat mau malaikat lewat dan mengaminkan mana tau bisa memperbaiki keturunan dan bisa memperbaiki keuangan, kenapa gak.
Aruna berpikir keras, kalau sampai akhir bulan ini dia belum juga mendapatkan pekerjaan yang layak bisa jadi dia akan pulang kampung. Dan emak nya akan senang hati mengawinkan dirinya dengan tuan tanah yang udah punya istri tiga dan masih berniat ingin menambah istri lagi. Membayangkan saja Aruna sudah tak kuat. Tawaran kerja jadi baby sitter terdengar sangat menggiurkan, ibarat sedang kehausan trus tiba-tiba hujan turun. Keajaiban dunia.
"Halo Aruna, ngayal jangan ketinggian dulu." Suara Naya menyentak lamunan Aruna sesaat.
"Emangnya si duda istrinya kemana, Nay?" Aruna harus bertanya jangan sampai dia di bilang pelakor atau sejenisnya. Berhubung yang akan menyewa jasanya adalah seorang duda, keren dan kaya pastilah banyak kembang-kembang yang sukarela menawarkan dirinya pada si kumbang.
"Kata Abang gue, istri bos udah meninggal makanya dia cari orang yang berpendidikan gitu. Katanya dia gak mau cari baby sitter di agen gitu, takut anaknya entar kenapa-kenapa."
Aruna memainkan ujung rambutnya. Emang benar sih belakangan ini kerap terjadi kasus kekerasan pada anak oleh pengasuhnya sendiri. Miris sih memang. Aruna pun mengambil dompet nya dan memeriksa isinya. Dan isi penghuni dompetnya hanya tersisa lima lembar uang seratus ribu. Apalagi isi ATM nya juga semakin kurus karena udah lama gak di kasi makan.
"Jadi apa keputusan lo, Run?" Tanya Naya greget.
"Mengingat dan menimbang isi dompet yang menipis serta ATM gue yang semakin kurus kering kayak orang gila malnutrisi. Dengan ini Aruna Cantika menyatakan bahwa akan melamar menjadi baby sitter untuk anak si duda keren." Dengan lantang Aruna menyuarakan sumpahnya dan membuat Naya tertawa ngakak di ujung sana.
Aruna bisa mendengar kalau Naya sedang memukul bantal menyalurkan ketawanya yang tak kunjung reda. Kalau Devan bisa move on dia pun juga harus bisa move on. Dan Naya berharap kalau dia mendapatkan kehidupan yang layak dan bisa menggemukkan lagi isi ATM nya seperti dulu lagi.
"Oke, bentar lagi gue kirim alamatnya. Ingat gaji pertama jangan lupa traktir gue-"
"Aman itu," potong Aruna cepat. Karena dia tahu kalimat setelahnya itu apa.
"Gue belum selesai ngomong udah main potong aja," dumel Naya dan Aruna mengabaikan ocehan Naya.
"Gue matiin ya teleponnya. Gue mau bobok cantik, besok mau ketemu dengan calon majikan baru dan penampilan gue harus maksimal. Byeee." Aruna mematikan sambungan teleponnya dan dia terkekeh kecil pasti Naya di sana sedang mencak-mencak, biarin.
Selamat datang pohon uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter random
ChickLitAruna, dua puluh tujuh tahun. Single, pengacara alias pengangguran banyak acara. Hobi stalking instagram karena belum bisa move on dari mantan pacar. Apa jadinya jika Aruna di pemalas menjadi baby sitter dari balita bernama Ken yang super aktif? ...