Ternyata udah lama banget gak upload 😂😂😂
Maafkan aku
****
Nugra berkutat dengan beberapa dokumen yang memang sengaja ia bawa dari kantor kemarin malam. Sore nanti dia ingin meluangkan waktunya bermain bersama Ken. Sudah lama sekali Nugra tak bersenang-senang dengan anak semata wayangnya itu. Nugra meletakkan pulpennya di atas meja ketika melihat sekelebat bayangan melintas. Nugra berdecak, tak mungkin ada hantu siang-siang begini kalaupun ada, hantu-hantu itu pasti akan takut dengan Aruna. Ya mengingat Aruna punya lebih dari seribu cara untuk membuatnya kesal.
Sudah lebih tiga jam dia berada di perpustakaan dan dia butuh udara segar mendinginkan kepalanya yang menguap. Rina, pembantu yang bertugas memasak itu biasanya suka membuat cemilan yang enak. Kali ini cemilan apa yang akan dibuat oleh Rina, Nugra jadi penasaran.
"Rina, hari ini kamu buat cemilan apa?" Tau-tau Nugra telah sampai di dapur dan melihat Rina sedang mencuci peralatan dapur.
"Saya buat brownies tuan, tadi tuan Ken ingin brownies," jawab Rina sembari menghentikan pekerjaannya.
Nugra berjalan menuju kulkas dan melihat brownies dengan toping yang lucu diatasnya sudah pasti Ken amat sangat menyukai kue itu.
"Besok kurangi gulanya, agak sedikit manis," komentar Nugra setelah memakan satu potong kecil brownies. "Aruna kemana dan tadi saya melintas di ruang bermain Ken, Ken juga tidak ada."
Rina mendadak kaku. Rina jadi bingung, Aruna pergi di saat tak tepat.
"Kamu tahu kalau dimana Aruna berada, Rin?" Nugra sekali lagi bertanya. Rina tak mungkin tak mengetahui keberadaan Aruna.
"A..anu tuan, hmm itu Aruna sedang berada di kebun belakang," jawab Rina terbata-bata.
"Bersama Ken?" Tebak Nugra dan Rina mengangguk.
Tanpa menunggu reaksi Rina, Nugra segera bergegas menuju kebun belakang rumahnya. Dia ingat, kebun itu ditanami beberapa jenis buah-buahan saat istrinya masih hidup. Tak hanya pohon buah-buahan tapi juga beberapa tanaman obat juga ditanam di sana.
"Bibi, Ken mau yang itu."
Nugra dapat mendengar suara anaknya. Kali ini apalagi yang Aruna lakukan.
"Itu masih mentah Ken, gak enak," sahut Aruna.
Nugra telah berada di samping Ken dan menatap tajam ke arah Aruna yang berada di atas pohon mangga. Astaga, demi apa ada cewek seperti Aruna?
"Aruna, turun," perintah Nugra murka. Wajah Nugra telah memerah menahan rasa kesalnya pada Aruna. Jadi sekelabat bayangan yang dia lihat tadi adalah bayangan Aruna ternyata.
"Saya belum dapat mangga yang matang tuan, sabar bentar lagi." Aruna malah bernegosiasi dengan majikannya.
"Turun Aruna," perintah Nugra sekali lagi.
Tukk.
Sebuah mangga jatuh menimpa kepala Nugra dan membuat Nugra mengaduh. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Aruna.
"ARUNAAA, TURUN SEKARANG JUGA." Nugra tak peduli jika Ken akan menangis mendengar dia berteriak seperti itu.
Aruna dengan berat hati turun dari batang pohon yang lumayan tinggi itu. Padahal dia belum dapat banyak buah mangga yang matang. Kapan lagi Aruna bisa makan buah-buahan segar dan gratis pula seperti sekarang. Biasanya kan dia suka mengambilnya mangga yang ada di kulkas Naya jika ia berjumpa ke rumah sahabatnya itu.
Aruna akhirnya berhasil menjejakkan kakinya di atas tanah. Tangan kanannya menenteng kantong plastik berisi enam buah mangga yang sudah tampak mulai menguning.
"Tuan muda yang mau mangga loh, tuan." Sebelum Aruna dimarahi lebih baik dia membuka suara duluan.
Nugra menatap Aruna tak percaya. Sejak kapan anaknya suka mengkonsumsi buah-buahan seperti ini. Ken lebih suka makan makanan yang manis seperti coklat ataupun permen.
"Serius loh." Aruna mengulang pembelaannya karena dia dapat menebak kalau tuan besar tak mempercayai dirinya.
"Nanti sore jangan lupa," ucap Nugra sambil membawa Ken dan meninggalkan Aruna yang kesal karena dikacangi. Makan kacang mah enak kalau dikacangi, ish Aruna jadi meradang.
***
Aruna menatap ponsel miliknya. Ide gila terlintas dalam pikiran sesatnya kali ini. Hanya Naya yang dapat menolong seorang tunawisma seperti dirinya. Biarlah Naya mengamuk padanya, Aruna akan terima demi kelangsungan hidup ATM nya kelak.
Akhirnya Aruna mencari kontak Naya dan menekan tombol hijau di layar ponselnya. Pada dering kedua, Naya menjawab panggilan Aruna. .
"Lah tumben lo telp gue," ucap Naya di sebrang sana setelah menjawab telpon Aruna."Assalamualaikum dulu," ucap Aruna kesal karena Naya itu kebiasaan.
Naya berdecak di ujung sana. "Assalamualaikum wahai penghuni surga," ucap Naya berlebihan. "Ngapain lo telp gue?" Naya menanyakan lagi takut Aruna kelupaan.
"Please kali ini lo mesti bantuin gue," ucap Aruna sembari memohon pada Naya.
Naya mendengus kesal. "Gue kayaknya mencium aroma-aroma tidak menyenangkan ya di sini."
Aruna tertawa kecil. "Cuma lo teman gue yang bisa di ajak gila, Nay. Misi yang bakalan lo emban menyangkut hidup mati gue," ucap Aruna dramatis.
"Kali misi apalagi? Lo udah dapat kerjaan yang menyenangkan loh Aruna. Makan ya tinggal makan, mau tidur udah disediakan, ibarat nih ya lo itu makan gaji buta," cecar Naya mengingat beberapa keistimewaan dari pekerja Aruna.
"Gue udah sering buat bokapnya Ken marah ke gue, terakhir kali gue enggak sengaja numpuk kepala dia pakai mangga."
"APAAA LO BILANG?" jerit Naya.
Aruna harus menjauhkan ponselnya dari suara Naya yang luar biasa frekuensinya. "Gue gak sengaja elahh."
"Emang apa misinya kali ini?" Naya jadi penasaran dengan tugas yang diberikan Aruna. Timpuk kepala bos aja berani, gak mungkin Aruna tak punya ide yang lebih hebat jika dia meminta bantuan Naya.
"Lo mesti pura-pura nabrak Ken," ucap Aruna lancar dan tanpa beban.
Naya terkejut. "A..apa, coba ulang sekali lagi," pinta Naya takut jika dia salah dengar.
"Lo mesti pura-pura nabrak Ken pakai mobil lo," ulang Aruna mantap.
"Gila lo, Aruna." Naya tak habis pikir rencana apalagi yang akan dilancarkan oleh Aruna. Naya lupa jika Aruna telah berbulan-bulan menjadi stalker demi Devan.
"Lo setuju kan, gue tunggu di taman kompleks perumahan sore ini. Awas kalau lo gak datang. Semua koleksi oppa-oppa Korea lo bakalan gue bumi hanguskan," ucap Aruna kejam sambil terkekeh bak tokoh-tokoh antagonis.
Aruna harus menyelamatkan harga dirinya dengan mengorbankan Naya sebagai tumbalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
babysitter random
ChickLitAruna, dua puluh tujuh tahun. Single, pengacara alias pengangguran banyak acara. Hobi stalking instagram karena belum bisa move on dari mantan pacar. Apa jadinya jika Aruna di pemalas menjadi baby sitter dari balita bernama Ken yang super aktif? ...