7. Kecurigaan yang Terbukti

2.5K 190 7
                                    

Aku ada sedikit pengumuman buat kalian. Mulai minggu depan, jadwal tayang Yuta di Wattpad hanya 2x dalam seminggu.

Kalau mau tetap baca Senin-Jumat, kalian bisa baca di Karyakarsa dengan akun Elle Wang. Di sana pun masih gratis kok.

Untuk info jadwal update lebih lanjut, bisa cek di instagrm ellewangstories.

***

Sebenarnya, sejak hari pertama bertemu, Dani sudah memiliki perasaan berbeda terhadap sosok guru Zanna. Apalagi setiap kali perempuan itu memanggilnya 'Ann', caranya mengucap terasa sangat akrab di telinga Dani. Alhasil, selama lima hari terakhir, Dani terus mengamati wanita itu secara diam-diam untuk menemukan jawaban atas kejanggalan yang dia rasa. Makin diamati, Dani makin merasa jika perempuan ini mirip sekali dengan Yuta dan hari ini kecurigaannya terbukti. Semua keanehan yang membuat Dani bertanya-tanya akhirnya terjawab.

"Saya bukan Maharani," bantah Yuta panik. Mendengar Dani memanggilnya Maharani dan menyadari dia merespon begitu saja, seketika itu juga tubuh Yuta gemetar. Hanya perlu satu minggu bagi Dani untuk menyadari penyamarannya. Semudah itu dirinya bisa ketahuan. Bagaimana nasibnya setelah ini?

"Enggak usah ngelak lagi. Gue tau banget ini tuh lo." Dani langsung mengulurkan tangan untuk mencekal lengan Yuta, seolah-olah dia takut wanita itu akan menghilang begitu saja jika tidak ditahan. "Lo ke mana aja selama ini, Ta? Gue kangen."

Setengah mati Yuta berusaha untuk tetap tenang dan menjawab, "Ngg ... ma-maaf, tapi saya bu-"

Namun, Dani tidak membiarkan Yuta menyelesaikan kata-katanya. "Masih mau bohong juga."

"Saya harus pulang," bisik Yuta panik sembari berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Dani.

Alih-alih melepasnya, Dani mencekal Yuta makin kuat. "Kita harus bicara, Ta."

"Please, Ann," pinta Yuta dengan nada memohon yang sangat. Dia sadar Dani tidak bisa dibohongi terus. Lagi pula, memang dia adalah seorang pembohong yang buruk. Predikat jujur terlalu melekat kuat dengan dirinya.

Dani mengulurkan tangan ke arah tas Yuta. "Mana HP lo?"

"Buat apa?" tanya Yuta gusar.

"Sini!" desis Dani memaksa.

Lucunya, Yuta menurut begitu saja.

Dani menerima ponsel Yuta, memasukkan kontaknya di sana, lalu mengirim pesan ke nomornya sendiri. Setelah itu, dia mengembalikan ponsel Yuta kepada sang pemilik. "Temui gue di tempat ini nanti malam. Lo harus dateng, oke?"

Yuta melihat alamat yang Dani tuliskan dengan perasaan tidak karuan.

"Lo tenang aja, enggak akan ada orang lain yang tau soal ini," ujar Dani menenangkan.

Yuta memandangi wajah Dani dan menemukan kesungguhan di sana. Meski sudah sekian lama tidak bertemu, nyatanya Dani masih tidak berubah. Perhatian dan kepeduliannya masih sebesar dahulu dan entah mengapa Yuta bisa percaya. Dia yakin Dani tidak akan menjebaknya. Namun, bukan berarti Yuta tidak khawatir sama sekali.

"Ini tempat siapa?" tanya Yuta ragu-ragu.

"Tempat gue."

"Gimana kalau ada yang tau?"

"Enggak akan," sahut Dani yakin. "Lo tenang aja."

Meski Dani sudah menjamin tidak akan ada yang tahu, masih ada kekhawatiran Yuta yang lainnya. "Ann, aku enggak bisa ninggalin rumah terus-terusan."

"Alasannya?"

Yuta ragu-ragu sejenak, kemudian menjawab apa adanya, "Anak aku nunggu."

"Ah, iya! Tadi lo bilang punya dua anak." Seketika itu juga Dani teringat. "Jadi, beneran lo punya anak selain Zanna?"

Selamat Tinggal LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang