CHAPTER 14 [END]

491 16 0
                                    

Malam semua. Selamat bermalam minggu!

Hidupku teramat bahagia bersama Mas Davi.  Kebahagiaanku bertambah juga karena kehadiran jagoan kecil kami, Kevin Edgar Pratama. Dia sudah berusia lima tahun dan hobinya bermain sepak bola. Mas Davi merasa senang karena ada teman bermain bola dan itu membuatku kesal karena mereka jadi mencampakkanku seperti sekarang ini. Hff.
"Kalian kapan berhenti mainnya sih?Emangnya gak laper?"teriakku pada mereka yang masih asik mengoper bola.
"Iya sayang sebentar ya...."ucap Mas Davi tanpa menoleh padaku. Aku mencebikkan bibir kesal. Lalu meninggalkan mereka yang masih asik dengan bola kesayangannya!
Aku mendumel sambil menyiapkan makan siang, lalu meletakkan piring dengan rapi di atas meja hingga tidak sadar bahwa mereka sudah selesai bermain. Aku mengacuhkannya, maksudku mengacuhkan Mas Davi.
"Kev, sini duduk di deket Bunda..."ucapku pada jagoan kecilku. Kevin menurut dan duduk disebelahku. Kutuangkan nasi beserta sayuran kesukannya ke piring dan meyuapinya dengan telaten.
"Bun, Ayah jago banget deh main bolanya...."ujar Kevin setelah mengunyah habis makanannya. Aku hanya menganggukkan kepala menanggapinya. Mas Davi berdehem dan mencolek lenganku. Aku mengabaikannya.
"Nah pinter, makannya habis... sekarang kamu bobo siang ya."ucapku, lalu membawa Kevin kedalam gendonganku dan membawanya ke kamar.
Kuusap kepala Kevin dengan sayang, kutatap wajahnya yang sangat mewarisi wajah Ayahnya... hingga akhirnya dia tertidur dalam pelukanku. Akupun ikut tertidur dikamarnya.
Begitu aku terbangun, kurasakan sebuah pelukan posesif. Kutolehkan kepala dan melihat Mas Davi sedang tertidur sambil memelukku. Sejak kapan aku pindah ke kamar? Mas Davi pasti memindahkanku ke kamar.
Aku berbalik badan dan memandangi wajahnya yang sedang tertidur, wajahnya begitu damai saat tertidur. Aku mengelus hidung mancungnya dan menciumnya kilat. Lalu tersenyum, sudah menjadi seorang istri dan ibu dari Kevin membuatku teramat bahagia.
"Udah gak marah lagi?"tanyanya sambil membuka matanya. Aku terkejut dan segera menjauh dari tubuhnya. Dia dengan sigap menarikku kedalam pelukannya. "Jangan marah lagi ya, aku sedih....."ucapnya setengah merajuk. Aku tertawa kecil mendengarnya berkata seperti itu.
"Iya, aku udah gak marah lagi."ujarku sambil mendongakkan wajahku ke arahnya. Dia tersenyum manis dan mengecup keningku lama.
"Makasih ya sayang..."jedanya sambil mengusap kedua wajahku, "Makasih udah mau menerimaku menjadi pendamping hidup kamu.... terima kasih juga telah memberikan Kevin dalam kehidupanku... dan terima kasih karena telah bersabar dengan segala sikapku selama ini. I love you, Nayla Edgar Pratama...."lirihnya pelan, lalu mencium bibirku lembut.
--
Kami bertiga sedang duduk di ruang tamu sambil menonton kartun kesukaan Kevin, apalagi kalau bukan Naruto....
"Yah, naruto jago ya..."ucap Kevin sambil mencolek lengan Mas Davi.
"Iya dong, naruto kan ninja terhebat!"ucap Mas Davi sambil mencubit pipi Kevin dengan gemas.
"Bun, hinata cantik ya bun... kayak temenku..."ujar Kevin lagi dengan mata berbinar. Aku dan Mas Davi menoleh bersamaan.
"Siapa?"tanyaku dan Mas Davi berbarengan.
"Namanya Cacha, Bun... temenku di sekolah."ucapnya sambil terus menatap ke layar televisi.
"Ohya? Cantikkan mana sama Bunda?"tanyaku penasaran.
"Hm.... cantikkan Bunda sih. Tapi dia juga gak kalah cantik, Bun..."ujarnya sambil menoleh sekilas padaku.
"Kalo dimata Ayah sih, cuma Bunda yang paling cantik!"ucap Mas Davi sambil mencuri ciuman di pipiku. Aku tersipu malu mendengarnya, Mas Davi merangkul bahuku sedangkan Kevin duduk dipangkuanku.
"Iya... Bunda memang paling cantik sedunia!"teriak Kevin sambil memelukku erat. Mas Davi ikut memelukku dengan erat.
"Makasih ya kesayangannya Bunda....."ucapku sambil mencium puncak kepala Kevin dengan sayang.
--
"Bundaaaaa, tadi aku kasihin bekel aku ke Cachaaa...."teriaknya begitu aku menjemputnya di sekolah.
"Ohya? Terus kamu gak makan?"tanyaku cemas. Dia menggeleng pelan tapi tetap tersenyum. Anakku lucu dan menggemaskan sekali.
"Besok bunda bawakan dua bekal ya, satu untuk kamu dan satu lagi untuknya.."ucapku sambil menggandeng lengannya.
Begitu ingin memasuki mobil, ada yang memanggil Kevin dengan lantang. Kulihat ada seorang wanita yang menghampiriku sambil menggandeng lengan anak perempuan yang sangat cantik.
"Bun, itu Cacha!"ucap Kevin sambil menarik ujung bajuku. Cantiknya anak kecil itu....
"Pagi... anda Bundanya Kevin?"tanya wanita paruh baya yang kuyakini lebih tua dariku namun masih terlihat sangat cantik. Terlampaui cantik.
"Iya... apakah anda Mamanya Cacha?"tanyaku penasaran.
"Iya, perkenalkan nama saya Allisa..."ucapnya lembut. Aku mengangguk lalu tersenyum.
"Nama saya Nayla... senang bisa bertemu dengan anda."ucapku ramah.
"Saya mau mengucapkan terima kasih karena Kevin sudah memberikan bekalnya untuk Cacha..."ucapnya dengan tulus.
"Tidak perlu berterima kasih, besok akan saya buatkan bekal untuk Cacha juga..."ucapku dengan senang hati.
"Ah tidak perlu, nanti merepotkan."ucapnya tidak enak hati.
"Tidak apa-apa....."ucapku, lalu berucap lagi, "Kalau begitu saya pergi dulu ya, sampai ketemu lagi..."ucapku, lalu meninggalkan mereka yang masih berdiri didepan pagar.
---
Malam datang begitu cepat, kulihat Mas Davi memasuki ruang tamu dengan menenteng tas kerjanya. Dia terlihat begitu lelah, aku segera menghampirinya...
"Mas... sudah makan?"tanyaku lembut.
Dia menggeleng lalu mencium keningku dengan sayang, "Belum.. mau makan masakan kamu."ucapnya, lalu menarikku ke kamar. Kusiapkan baju untuknya dan segera turun untuk memanaskan masakanku untuknya...
"Hm, wanginya enak...."ucap sebuah suara dibelakangku. Aku tau itu suara Mas Davi.
"Ayo mas makan dulu, aku udah masakin masakan kesukaan kamu."ucapku sambil menuangkan nasi ke piringnya.
"Makasih ya sayang..."ucapnya lalu makan dengan lahap. Aku hanya diam dan hanya melihatnya makan.
"Kamu kenapa gak makan?"tanyanya sambil menaikkan satu alisnya.
"Gak laper, mas...."ujarku pelan.
"Aku suapin ya?"tanyanya dengan lembut.
Aku menggeleng, "Aku lagi males makan...."
"Makan ya.... buka mulutnya...."ujarnya sambil mendekatkan sesendok penuh capcay ke mulutku.
Akhirnya aku membuka mulutku dan mengunyah makanan yang masuk kedalam mulutku. "Kamu harus makan sayang... nanti sakit."ucapnya sambil terus menyuapiku.
"I-iya...."ucapku sambil mengunyah sayuran yang berada didalam mulutku.
"Perut kamu buncit ya sayang..."ucapnya sambil mengelus perutku. Aku tersinggung mendengarnya, masa sih? Jadi aku gendut gitu?
"Maksud mas, aku gendut?"tanyaku tidak suka.
"Bukan gitu maksud mas...."jedanya sejenak, "Apa kamu hamil lagi?"tanyanya pelan.
Aku terkejut dengan pertanyaannya, "Hm, masa sih mas?"tanyaku kebingungan.
"Kamu udah datang bulan?"
Aku menggeleng, "Aku udah telat datang bulan sih mas... tapi apa benar aku hamil?"ucapku dengan ragu.
"Besok kita cek ke dokter kandungan..."ucap Mas Davi sambil mencium keningku dengan sayang. "Lebih baik kita tidur ya. Sudah malam."ucapnya sambil menggendongku kedalam kamar.
--
"Selamat ya bu pak, usia kandungannya sudah memasuki minggu keempat..."ucap dokter padaku dan Mas Davi. Mas Davi menggenggam jemariku erat dan tersenyum bahagia.
"Terima kasih ya, dok...."ucap kami berdua secara bersamaan.
Begitu keluar dari rumah sakit, aku ingin sekali makan Ramen.
"Mas... aku ingin makan Ramen..."rajukku sambil bergelayut manja dilengannya.
"Kamu mau makan Ramen? Yaudah kalau begitu kita makan Ramen!"ujarnya sama antusiasnya denganku.
Begitu sampai dirumah, Kevin berlari memeluk kakiku.
"Bun... abis dari mana?  Kok Kevin gak diajak?"
"Bunda abis dari rumah sakit, sayang..."
"Siapa yang sakit, Bun?"
"Gak ada yang sakit sayang..."ujarku sambil berjongkok dihadapannya.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang kakak..."ucap Mas Davi sambil mengelus kepala Kevin.
"Beneran Bun?"tanyanya antusias. Aku mengangguk.
"Disini ada dedek bayi..."ucapku sambil meletakkan tangan mungil Kevin di perutku.
"Asikkkk, Kevin bakalan punya adik!"teriaknya kesenangan.
Aku bahagia, teramat bahagia saat ini.... terlebih berada dalam pelukan Mas Davi dan juga Kevin.
"Makasih ya sayang... buat semuanya... I love you."bisik Mas Davi lalu mencium bibirku kilat. Aku tersenyum bahagia.
"Love you too....."balasku sambil mencium puncak kepala Kevin dengan sayang.
乂❤‿❤乂
End. Dikarenakan kurang peminatnyaaa. Btw tunggu kisah Kevin yaaaaa di cerita selanjutnya!
Baca juga karyaku yg lain; Cinta datang terlambat & Kara.
Sabtu, 13 Juni 2015❤
(Salam hangat dariku, Rindingdong)

THIS IS LOVEWhere stories live. Discover now