Chapter 5

253 15 1
                                    

 

            Setelah malam itu dimana aku menghubungi Adelia, aku sedang membuat strategi untuk mempertemukan mereka secara tidak sengaja. Tapi bagaimana ya?  Mas Rega saja akhir-akhir ini sudah jarang pulang.  Aku mengiriminya sebuah pesan.

            Mas kok nggak pernah pulang?

            Sudah setengah jam pesanku tidak dibalas olehnya. Kemana sih Mas Rega? Tidak lama sebuah panggilan dari Mas Rega muncul di layar ponselku.

            “Hallo…”ucapku membuka pembicaraan.

            “Kangen sama Mas?”tanyanya terdengar menggoda.

            “Enggak kok.”ucapku sedikit berbohong. Ya aku merindukannya juga. “Mas kenapa nggak pernah pulang?”

            “Mas lagi banyak kerjaan, Nay. Jadi Mas belum sempat pulang menemui kalian.”ucapnya terdengar lelah.

            “Jangan terlalu capek, Mas. Nanti sakit. Istirahatlah bila ada senggang.  Mama pasti khawatir kalo Mas sakit nantinya.”ucapku sambil merebahkan diriku di tempat tidur.

            “Kalo kamu nggak khawatir kalo Mas sakit?”tanyanya penuh harap.

            “Ehm, ya khawatirlah Mas. Mas Rega kan kakakku…”ucapku pelan.

            “Mungkin sabtu ini  Mas pulang.”ucapnya berat.

            “Yaudah kalo gitu, Mas jangan lupa makan dan jaga kesehatan ya… Bubey…”ucapku sebelum mematikan sambungan telepon.

             Aku segera mandi dan bersiap-siap berangkat kerja. Tidak boleh terlambat masuk kerja. Aku menguncir rambutku dengan rapi. aku memakai lipbalm dan pensil alis. Aku lebih suka terlihat natural.

            Mas sudah didepan rumah kamu.

            Pesan dari Mas  Davi membuatku segera berlari turun ke lantai bawah dan menemuinya. Sebelum itu aku pamit terlebih dahulu pada Mama dan Papa, tak lupa membawa bekal untuk makan siang.

            “Maaf Mas jadi nunggu lama.”ucapku ketika duduk disamping bangku kemudi.

            “Nggak apa-apa.  Yuk berangkat, nanti kamu telat.”ucapnya sambil menyalakan mesin mobilnya.

            “Mas, makasih ya udah anterin aku…. hati-hati dijalan ya.”ucapku sebelum turun dari mobil Mas Davi.

            “Yes, dear. Semangat ya kerjanya. Nanti sore aku jemput kamu.”ucapnya sebelum melajukan mobilnya.

            Aku segera masuk ke perpustakaan dan tidak sengaja bertabrakan dengan Bu Maudy. Tatapannya terus menatap mobil Mas Davi. Kenapa sih?

            “Pagi Bu Maudy…”sapaku pada Bu Maudy yang masih memandang mobil Mas Davi yang sudah semakin jauh.

            “Eh, Nay.. duh panggil Maudy aja, nggak usah pake embel embel Bu. Saya kan masih muda hehehe…”ucapnya sambil tertawa.

            “Ibu liatin apa sih?”tanyaku penasaran.

            “Kalo kamu masih manggil saya Bu, saya nggak akan jawab pertanyaan kamu.”ucapnya sok marah.

THIS IS LOVEWhere stories live. Discover now