Chapter 4

278 18 1
                                    

            Semenjak hari itu, Mas Davi semakin bersikap manis padaku. Akankah ia takut kalau aku akan marah lagi padanya? Entahlah, yang pasti aku senang akan perlakuan manisnya padaku.

            “Ehem…”aku segera menoleh ke sumber suara itu.

            “Mas Rega?!”ucapku kaget, sejak kapan dia berada dibelakangku.

            “Gimana kabar kamu? baik?”tanyanya sambil ikut duduk di sebelahku.

            “Yah seperti yang Mas liat, aku baik-baik aja.”ucapku lalu pura-pura fokus pada film yang sedang kutonton.

            “Mas seneng dengernya…”ucapnya sambil menghela nafas. “Ohya, Mama kemana? Mas cari dikamarnya nggak ada.”ucapnya sambil menoleh padaku.

            “Mama lagi pergi sama Papa ke rumah Tante yang di Bandung.”

            “Nginep disana?”

            “He’eh….”jawabku singkat.

            “Kamu ditinggal sendiri?”tanya Mas Rega lagi.

            “Enggak kok, ada mbok Ning dibelakang.”ucapku, lalu segera bangkit masuk kamar.

            “Mas nginep malam ini dirumah.”ucapnya yang membuatku langsung menoleh kearahnya.

            “Ngapain, Mas?”

            “Mas nggak akan biarin kamu sendirian dirumah.”

            “Kan udah aku bilang kalo aku nggak sendiri, ada mbok Ning disini.”ucapku lalu segera masuk kamar tanpa menoleh lagi padanya.

            Aku segera merebahkan tubuhku diatas tempat tidur, lalu mengecek ponselku. Ada 3 missed call dari Mas Davi. Baru akan menghubungi balik, Mas Davi sudah terlebih dahulu menelponku.

            “Ya Mas?”

            “Nanti malam Mas kerumah ya?”

            “Ehm…..”

            “Kenapa? nggak boleh ya?”tanyanya sambil menghela nafas.

            “Bukan gitu….. tapi ada Mas Rega dirumah.”ucapku pelan.

            “Ngapain dia disana?”

            “Ini kan rumah dia, Mas. Ya dia bebas kapanpun mau kesini.”

            “Hshh……”

            “Kenapa Mas?”

            “Nggak apa-apa. Nanti Mas tetep kerumah kamu.”

            “Tapi  Mas janji nggak akan bertengkar lagi dengan Mas Rega ya?”tanyaku hati-hati.

            “Memangnya kenapa? Kamu khawatir sama  dia?”tanya Mas Davi terdengar cemburu.

            “Bukan gitu maksud aku,  Mas… aku sayang kalian berdua. Aku nggak mau kalian menyakiti diri kalian sendiri dengan bertengkar yang nggak bakal ada ujungnya.”

            “Yasudah. Mas akan datang jam 8. Bye….”ucapnya sebelum menutup sambungan telepon.

            Aku membuka jendela kamar dan memandang kearah taman yang terlihat dari sini. Tidak sengaja mataku menangkap siluet seseorang. Aku mengenal siluet itu, itu Mas Rega. Sedang apa dia disana? Tidak biasanya dia suka berada disana. Wajahnya terlihat murung. Sebenarnya apa yang sedang ia pikirkan? Haruskah aku menghampirinya?      

THIS IS LOVEWhere stories live. Discover now