Chapter 8

300 17 2
                                    

            Setelah Mas Davi mengantarku pulang kerumah, hatiku merasa tenang. Tenang karena dia mau menerima keputusanku. Tenang karena dia mau menungguku. Tenang karena dia mau memperjuangkan cintanya untukku. Hanya untukku seorang.

            Aku segera menemui Mas Rega, aku ingin melihat keadaannya. Aku masuk ke kamar Mas Rega tanpa mengetuk pintu dahulu. Aku ingin merawatnya seperti dia merawatku ketika aku sakit dulu. Namun langkahku terhenti begitu melihat pemandangan yang sedang terjadi di depanku ini. Mas Rega sedang berpelukan dengan Bu Maudy……

            Air mataku mengalir begitu saja. Hatiku sakit sekali melihatnya. Sakit seperti aku melihat Mas  Davi bersama Bu Maudy di café waktu itu. Kenapa dengan hatiku ini? Kenapa aku harus merasakan hal yang seperti ini? Aku tidak mungkin jatuh cinta dengan Mas Rega kan?

            Aku langsung berbalik menuju kamarku yang berada di sebelah kamar Mas Rega.  Aku mengunci pintu dan menangis di dalam sana. Membiarkan semua tangisku keluar untuk meredakan sedikit rasa sakit yang aku rasakan ini. Aku tidak rela Mas Rega memeluk wanita lain selain aku. Aku tidak rela Mas Rega mengusap kepala wanita lain selain aku.

            Kamu telah jatuh ke dalam pesonanya. Kamu telah jatuh cinta dengannya…

            Aku tidak jatuh cinta dengannya. Aku Cuma takut Mas Rega tidak akan menyayangiku lagi bila dia sudah memiliki kekasih. Aku tidak tau kenapa jadi egois seperti ini. Mas Rega pantas mendapatkan kebahagiaannya. Lagipula aku hampir saja menjodohkan dia dengan Adelia. Tapi kenapa hati aku harus sesakit ini? Aku menangis hingga tertidur karna kelelahan dengan tangis yang masih membekas di kedua pipiku.

            Bila cinta datang karna terbiasa, kenapa tidak dari dulu aku merasakannya ketika kami belum terpisah seperti saat ini. Kenapa aku harus jatuh cinta ketika dia sudah menggenggam tangan yang lain. Kenapa aku harus jatuh cinta saat dia sudah menatap yang lain. Kenapa aku harus jatuh cinta saat dia sudah menetapkan hatinya untuk wanita lain.

            Aku terbangun dengan mata membengkak dan hidung memerah. Aku segera mengompres kedua mataku dengan es batu yang di lapisi handuk kecil untuk meredakan sedikit mataku yang bengkak. Ini karna aku terus menerus menangis. Sebenarnya aku menangis karna apa? Karna Mas Rega yang sudah terikat hubungan dengan Bu Maudy? Lalu hubungan Bu Maudy dengan Mas Davi apa? Kenapa dua pria yang aku sayangi membuatku jadi bingung seperti ini? Aku harus meminta penjelasan dengan Mas Davi. Harussss!

            Aku segera menghubungi Mas Davi. Dia baru mengangkat pada deringan ketiga.

            “Ya, Nay ada apa?”tanyanya membuka suara.

            “Ehm, Mas hari ini kamu sibuk gak?”

            “Gimana ya, Mas harus antar Mama belanja bulanan hari ini…”ucapnya berat.

            “Oh gitu, ehm yaudah gapapa.”ucapku pelan.

            “Emangnya kenapa, Nay?”tanya Mas Davi lagi.

            “Aku mau nanya sesuatu sama, Mas. Tapi kalo Mas gak bisa yaudah gapapa. Lain waktu aja hehe….”

            “Gimana kalo kamu ikut Mas anter Mama belanja? Biar kamu kenal juga sama Mama…”ucapnya terdengar senang.

            Aku berpikir sejenak sebelum mengiyakan ajakannya. “Ehm, yaudah boleh deh.”ucapku pada akhirnya.

            “Yaudah nanti Mas jemput ya jam 9.”ucapnya senang.

THIS IS LOVEWhere stories live. Discover now