Barys memerhatikan segala situasi dengan teliti. Dimulai dari siapa yang ditemui Demir, apa yang ia lakukan beserta orang suruhannya dan mengapa ia lakukan hal ini.
Di satu sisi, Emir beserta orang suruhan Barys juga sudah tiba di lokasi berjaga-jaga jika ada sesuatu hal yang membahayakan Barys disini.
Seorang pria paruh baya dengan gaya nyentriknya, topi, rokok cerutu dan setelan jasnya datang menghampiri Demir. "Sebentar lagi barang akan dikirimkan, Pak Rudolfo." Ucap Demir dan pria yang bernama Rudolfo itu pun tersenyum miring. "Bagus. Kawal hingga selesai. Nanti akan saya transfer ke rekening Anda, Demir." Ucap Rudolfo lalu pergi meninggalkan Demir.
Barys dan Kadir pun berdiri tegap disisi Demir sambil memantau sekitar. Membutuhkan waktu hingga 30menit untuk meluncurkan pengiriman ekspedisi.
Ketika barang tadi sudah dikirim, Demir pun kembali ke mobil dan menunggu di mobil untuk mendengarkan kabar selanjutnya.
Selama menunggu mereka bertiga hanya hening dan diam. Tak lama layar smartwatch Barys hidup dan Barys dengan tenang melihat notifikasi pesan dari Emir.
Kita gagalkan atau gimana ini kapten?
Barys menarik nafasnya dengan tenang lalu melipat tangannya dan dengan tenang dan sembunyi ia mengetikkan balasan untuk Emir.
Tidak. Kali ini biarkan berhasil. Tunggu kabar selanjutnya.
Kirim.
Barys pun dengan tenang mematikan smartwatch nya dan kembali memantau sekitar.
Bersiaga selama hampir 2 jam, sedikit membuat Barys capek dan mengantuk. Belum lagi besok hari ia harus bekerja menemani Aldys beraktivitas. Begitupun Barys hanya diam tanpa memberikan ekspresi apapun.
Tak lama Demir dan Rudolfo pun berdiri dan saling berjabat tangan. Demir menunggu Rudolfo pergi meninggalkannya, barulah Demir beserta Barys dan Kadir mengikuti Demir masuk ke dalam mobil.
Begitupun sampai di mobil, Barys maupun Kadir tetap tidak bisa beristirahat karena tugas belum selesai diemban hingga mereka sampai ke rumah.
***
Barys mengetuk pintu rumahnya namun tidak ada jawaban ataupun sahutan dari dalam. Barys memilih untuk menunggu sejenak, karena dirinya juga kelupaan membawa kunci sehingga disinilah dia sekarang berdiri dan menunggu hingga Serra ataupun Aysa datang membuka pintu.
Barys pun berjalan ke jendela dimana Serra tidur untuk mengintip apakah Serra sudah tertidur. Namun Barys melihat lampu kamarnya tidak hidup sama sekali termasuk lampu tidurnya. Barys pun berkeliling rumahnya untuk mengecek apakah di rumah ini ada orang atau tidak.
Ternyata ketika Barys mengecek ruangan keluarga, Barys melihat cahaya televisi yang masih hidup dan juga satu lampu yang masih menyala. Barys memerhatikan dalam diam dan seksama. Ia memicingkan matanya untuk melihat siapa orang yang sedang menonton televisi di jam 5 pagi gini. "Serra?" Ucap Barys dan Barys pun semakin memicingkan matanya untuk melihat bersama siapa Serra sedang tidur. "Nona Aldys?" Ucapnya dan Barys pun sangat amat menyalahkan dirinya, mengapa sang bos nya yang mengasuh anaknya? Kemana Aysa ini sebenarnya?!
Barys pun memilih untuk tidak mengganggu siapapun, sehingga ia memilih untuk berjalan ke sofa diluar dan membaringkan dirinya. Ia pun memilih untuk beristirahat sampai seseorang membukakan pintu untuk Barys.
***
Aldys bangun dari tidur dan sedikit terjingkat ketika ia melihat Serra disampingnya. Ia baru teringat bahwa mereka berdua tertidur sedang televisi memutarkan film tadi malam. Aldys dengan perlahan menggeser tubuh Serra dan berdiri. Aldys melihat ke jam dinding dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul setengah 8 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me to Life
RomanceSeorang ayah yang merangkap peran menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah untuk seorang buah hatinya, Serra. Single parent dan seorang mantan prajurit negara karena cedera menjadi tantangan bagi Barys. Mengandalkan hidup dengan gaji pensiun dini...