Bring Me to Life

8 - Tenang, ya?

Menatap kaca dan melihat dirinya dari pantulan wastafel kamar mandi tersebut. Ia melihat dirinya bak orang separuh gila. Janggut yang terlalu tebal dan rambut yang sudah mulai gondrong. Barys langsung mengambil shaver dan ia cukur bulu-bulu janggutnya yang sudah lebat itu menjadi lebih halus dan rapi. Barys memegang wajahnya ketika bulu-bulu itu sudah rapi dari wajahnya.

Barys membasahi rambu dan menyisirnya rapi lalu mulai menggunting bagian poninya. Tanpa ragu-ragu Barys memotongnya karena sudah terbiasa saat pendidikan dulu mencukur rambutnya sendiri. Barys mengambil mini clipper rambutnya untuk merapikan rambut samping dan belakangnya. Sedikit pelontos namun masih berambut.

Setelah selesai, Barys pun mandi dan mencuci rambutnya. Barys membersihkan rambut yang berserakan di leher, menggosok tubuhnya dan juga mencuci wajahnya. Memakan waktu 10 menit saja bagi Barys untuk membersihkan dirinya dan sekarang udah selesai. Ia mengeringkan tubuhnya lalu ia lilitkan handuk  di pinggangnya. Barys memakai perawatan wajahnya yang simpelnya untuk tetap merawat wajahnya.

Ia pun mengaplikasikan vitamin rambutnya mengeringkannya dengan hair dryer. Setelah kering, Barys langsung menyisir rambutnya dan turns out bagus! Barys tersenyum bangga melihat dirinya bisa merawat dirinya sendiri. Setelahnya Barys pun mengambil baju dan celananya untuk bersantai sejenak sebelum malam menyibukkan harinya.

***

Barys memakai jas dan ia lihat di pantulan wajahnya dari cermin. Clean dan wangi, itulah tema yang dipinta Aldys hari ini. Barys turutin.
Sudah lama juga rasanya Barys tidak berstelan seperti ini. Tak lupa wewangian ia pakai di spot tertentu untuk memberikan kesan musky di tubuhnya. Barys pun keluar dari rumah dan melihat Serra bersama Aysa sudah berdiri menunggu Barys hendak pergi.

Barys berlutut lalu Serra menjulurkan tangannya untuk menyalim Barys. "Papa jangan malem-malem pulangnya." Barys mencium tangan Serra dan tersenyum. "Iya sayang. Tapi ingat kalau Serra ngantuk, tidur ya. Jangan ditahan untuk nunggu papa. Ok?"
Serra mengangguk lalu melihat ke atas karena ia mendengar suara tepakan sepatu yang beradu di keramik. Barys yang sedang berlutut pun menatap Aldys dan Demir yang bergandeng menurunin anak tangga.

Perlahan Barys berdiri dan masih belum melepaskan pandangannya dari Aldys. Barys benar-benar tersihir melihat penyihir satu ini?!

Barys pun bergeming di tempat dan memandangin Aldys. Barys mencium wangi dari tubuh Aldys. Ketika Aldys dan Demir melewati Barys, Aldys pun sedikit terkesima melihat kegantengan Barys malam ini. Ia pun tersenyum kecil dan Barys pun hanya diam.

Fatih dengan cepat membukakan pintu Aldys. Sedangkan Kadir membukakan pintu Demir karena mereka pergi dengan mobil yang berbeda untuk meminimalisir kecelakaan.
Ketika Aldys dan Demir sudah masuk mobil, barulah Barys dan Kadir beserta masing-masing supir pun masuk ke mobil dan langsung bergegas menuju tujuannya.

"Senang sekali melihat kalian rapi seperti ini." Ucap Aldys dan Barys langsung melihat ke Fatih lalu ke Aldys. Barys tersenyum kecil namun Aldys berbeda, ia tersenyum sedikit lebar dan Barys pun menautkan pandangan mereka. Duluan Barys mengalihkan pandangannya dan melihat ke depan. Ia rapikan dasinya dan duduknya lalu kembali berfokus.

Aldys pun masih tersenyum dan melihat indahnya malam hari dengan pemandangan lampu yang berkelap-kelip.

Perjalanan memakan waktu 40 menit hingga sampai di tujuan. Fatih langsung memarkirkan mobil tepat di belakang mobil Demir di lobi drop off. Barys dengan sigap turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Aldys. Barys menjulurkan tangannya untuk membantu Aldys beranjak keluar. Aldys menerima juluran tangan Barys lalu turun. Begitu Aldys turun, yang sedari tadi tidak ada kamera sekarang langsung menyerbu dan mengabadikan foto Aldys.