01.

351 17 10
                                    

[Hate?]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Hate?]

Jika ada yang typo di ingatkan dan jangan lupa tekan tombol bintangnya makasih!.




***

Tengah malam gelap gulita terdengar seorang anak kecil menangis berteriak ketakutan. Anak itu terus memanggil seseorang untuk menolongnya. Mungkin suara anak itu tidak terdengar. Namun ia berteriak sekuat mungkin agar bisa didengar sembari melangkah kedepan.

"Kak Haidar! Kakak dimana?, Gavin takut kak!."

Gavin berkeliling sembari meneriaki nama kakaknya tidak peduli suaranya habis karena berteriak. Di pertengahan pencarian kakaknya Gavin mulai lelah
Anak itu duduk mengusap air mata yang membahasi pipinya.

"Kak.., Gavin tidak tau dimana ini. Tolong datanglah.." Lirihnya.

Detik jam berjalan hari sudah mulai semakin gelap anak itu menunggu kakaknya hingga tertidur. Lama menunggu suara samar samar memanggil Gavin dari kejauhan membuat anak itu terbangun mendengar suara itu.

Gavin berlari tanpa melihat sekitar menyusul Haidar yang di sebrang jalan. Gavin tidak menyadari bus di depan melaju kencang membuat Haidar berteriak khawatir dirinya berlari kearah Gavin. Tidak sempat menghindar mereka berdua tertabrak bus.

"Gav..."




-

Suara rotan menggelar menggagetkan tidur kedua sahabat yang tertidur pulas di jam pelajaran.

"Defran, Gavin! Bangun dan berdiri di depan!." Bentak guru yang mengajar.

Mereka bangkit dari duduk lalu berdiri ke depan kelas sebagai hukuman.

"Coba nyanyikan lagu naik kereta api sambil mengelilingi bangku sebanyak lima kali, jika kalian bercanda dikali dua kali lipat." Jelas guru itu namun Gavin tidak mendengarkan itu hanya mengiayakan kata itu.

Mata Gavin tertuju kepada gadis cantik yang lewat
Di hadapannya. Gavin menjadi tersenyum melihat gadis itu. Defran melirik Gavin lalu bertanya.

"Lu lihat apaan senyam- senyum sendiri?." Gavin menjawab dengan berbisik, "Dhea cantik banget dep." Mendengar itu Defran tersenyum jahat untuk menggoda gavin. " Lu suka ye ma Dhea?." Gavin menggeleng kepala.

"Pade denger gak sih pak guru ngomong! Hukumannya tambah 20 kali lipat." Kesal guru itu meninggikan nada bicaranya.

"Nggih pak."

Waktu Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang