08.

120 6 1
                                    

[Berkurangnya waktu dia]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Berkurangnya waktu dia]

Hai reader ada yang kangen sama cerita ini gak?. Maaf banget ya baru bisa update hari ini dan maaf telat update.. maaf banget ya?

***


Nararya terkejut saat melihat kakaknya membuatkan sup kesukaannya. Netra anak itu berbinar saat menatap Gavin yang tersenyum manis kepada dirinya. Nararya masih tidak menyangka Gavin memasak sup kesukaannya itu
Sudah lama tidak menyantap sup itu. Anak itupun duduk sembari berbisik kecil terdengar samar namun Gavin bisa mendengar bisikan kecil itu.

"Terima kasih." Gavin tersenyum saat mendengar itu walaupun terdengar sedikit tidak jelas namun Gavin menggangguk pelan menatap Nararya yang melahap sup buatannya. Gavin lega jika sup buatannya tidak buruk dan Nararya menyukainya.

Saat Gavin mengambil sup itu sesuatu yang tidak sama sekali diinginkan olehnya. Rasa nyeri pada bagian dada menggerogotinya ia meletakan kembali benda yang digenggam olehnya. Tak sengaja Nararya menoleh ke Gavin mata anak itu membulat terkejut. Wajah Gavin seperti orang sakit Nararya sedikit khawatir kepada Gavin lalu anak itupun bertanya.

"Lu sakit ya?." Gavin menoleh menggeleng kepala bohong. Nararya tidak percaya dengan gelengan dari Gavin.

"Lu bohong ya?." Lagi lagi gelengan dari Gavin Nararya sangat benci dengan kebohongan. Kenapa Gavin harus berbohong kepada dirinya?.

"Vin, Jujur sama gua lu sakit kan?." Gavin gak sempat menjawab pertanyaan dari Nararya kepalanya mendadak sakit membuat pandangan tidak jelas mendadak Gavin kehilangan keseimbangan membuat Nararya semakin dibuat khawatir dengan kondisi Gavin sekarang.

"Gav, lu gak lagi bercanda kan?."

.

Defran memanggil Gavin yang termenung di jendela entah apa yang dipikirkan anak itu sekarang?.

"Gav."

Gavin menoleh Defran sembari mengerutkan kening.

"Lu kenapa lagi pin?" Tanya Defran Gavin menghela napas sebenarnya ingin memberitahu apa yang membuat mengganggu pikirannya kepada Defran namun kali ini cukup ia pendam sendiri.

Gavin ingat dimana Minggu kemarin dirumah sakit yang membuat dirinya tidak percaya apa yang tertulis di kertas diagnosa penyakit yang Gavin idap.

.

Perlahan mata Gavin terbuka melihat dinding putih tempat yang cukup familiar bagi Gavin tak lain tempat itu adalah rumah sakit. Suara lembut sedikit berat memanggil namanya. Itu bukan Nararya melainkan orang asing mungkin Nararya membawa orang itu kesini.

"Bentar ya bang dokter bentar lagi kemari kok." Ucap remaja itu. Gavin mengiayakan sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit. Tak lama dokter dan Nararya datang keruangan yang Gavin tempati. Gavin sedikit terkejut dengan kehadiran dokter yang mendekat kearahnya.

'Dokter jean?.'

Gavin melihat Jean menghela napas saat menyodorkan kertas kearah Gavin Jean sedikit berpesan kepada Gavin dihadapan kedua remaja yang menyimak pembicaraan Jean dan Gavin.

"Obatnya diminum terus ya pin setidaknya itu bisa mengurangi rasa sakit yang lu derita." Gavin menggangguk lemah. Jean pergi dari ruangan Gavin.

Pemuda itupun membuka surat yang di berikan oleh Jean. saat ia membaca kertas itu mata Gavin membuka sempurna pemuda itu terkejut membaca hasilnya. Sulit dipercaya kalau hasilnya tambah memburuk. dan waktu Gavin menjadi lebih singkat dibanding sebelumnya. Nararya dan remaja itu saling bertatap menanyakan apa yang terjadi?.

"Vin, lu gak papa?. "

"Bang lu gak papakan?."

Tanya kedua anak itu secara bersamaan dengan nada yang khawatir. Gavin menoleh kedua orang itu menutup mulut menggeleng kepala tidak apa apa sembari menyembunyikan kertas yang berisi riwayat penyakitnya dalam bawah bantal tanpa memperhatikan belakang.

"Tidak apa apa kok, bay the way ini siapa na?." Tanya Gavin menunjuk remaja disamping Nararya. Nararya menyenggol pelan lengan remaja yang ada disampingnya. Remaja itu menatap sedikit sinis terhadap Nararya dengan cepat remaja itu menoleh dan merubah raut wajahnya.

"Nama gua Sagara bang." Ucap Sagara memperkenalkan diri sembari tersenyum manis kepada Gavin.
.

Suasana membosankan di dalam kelas sendirian. Haruskah keluar untuk mencari suasana yang segar?
Gavin memutuskan keluar dari kelas berjalan menuju ke lapangan basket tak lupa ia membawa botol milik Defran.

Sampai di lapangan basket Gavin duduk menonton para siswa bermain basket sembari menunggu Defran menghampiri dirinya. Lama para siswa itu bermain membuat Gavin mengantuk namun saat memejamkan mata seseorang tak lain Dhea memanggil nama dan duduk disampingnya.

"Tumben lu gak ikut basket gav?." Tanya Dhea Gavin hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari Dhea. Gadis bersurai panjang itu bertanya kenapa Gavin tidak mengikuti basket lagi?. Gavin menjawab pertanyaan dari Dhea sedikit sedih.

"Gua gak dibolehin main basket sama Defran karena takut gua kenapa kenapa. Gua terlalu membebani Defran,selama gua disamping nya gua ngerasa gak guna dan selalu jadi bebannya Defran de." Dhea menggangguk paham maksud dari Gavin iapun memberi sedikit pesan kepada anak itu.

"Vin, jangan anggap diri lu itu beban Defran. Defran gak ngganggep lu seperti itu. Lu sama dia sudah lama banget bersahabat pasti dia ingin jadi sahabat yang baik buat lu. Suatu saat pasti lu paham apa yang gua ngomongin, gua duluan ya? Bye." Perkataan itu membuat Gavin tersenyum menggangguk. Saat Dhea melambaikan tangan kepadanya dan menjauh. hati Gavin rasanya ingin bercerita lebih banyak lagi kepada Dhea namun Gavin berpikir itu tidak mungkin.

Pemuda itu terus memandang punggung Dhea yang sudah jauh dari lapangan.

'dhea, seandainya lu tahu perasaan gua ke lu dan umur gua gak pendek pasti ada kesempatan gua confees ke lu didepan semua orang dilapangan basket dan pengen banget punya umur panjang ya..'

Defran menepuk sedikit kencang pundak Gavin serta memanggil nama Gavin beberapa kali untuk kembali ke kelas.

"Pin!, Ayo kita balik ke kelas." Gavin bangkit dan berjalan ke kelasnya.

Defran sangat heran tingkah Gavin hari ini sedikit aneh. Apa yang anak itu sembunyikan darinya?. saat memasukkan baju olahraga kedalam tasnya Gavin membuka suara.

"Def, lu malu gak punya teman penyakitan kaya gua?."

*~✿✿✿~*

- Kim jiwoong as Dokter Jean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Kim jiwoong as Dokter Jean

Kira kira Gavin bisa sembuh gak ya?

Waktu Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang