11.

69 4 1
                                    

[What happened to Nararya?]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[What happened to Nararya?]


Hai maaf ya lama gak update dan episode 11 di hapus dengan tiba² sebagai ganti nih author update semoga kalian suka dengan cerita yang tidak jelas ini..

***

Nararya menoleh menggeleng kepala tidak tahu sebagai jawaban. Sagara membuka suara, "serius gak tau?. Na gua punya firasat buruk tentang Abang lu. Entah benar atau tidak dia gak punya waktu lama. Mendingan lu baikan sama gavin.." nararya terdiam mendengar Sagara berbicara.

Nararya bangkit dari tempat itu melangkah pergi meninggalkan Sagara namun Sagara menahan Nararya pergi. "Gua gak suka sifat lu yang ini na. Turunin ego lu Na." Nararya menipis tangan Sagara lalu pergi tanpa mendengar sepatah kata apapun dari Sagara.

Terpaksa Sagara mengikuti dari belakang walaupun Nararya sudah menjauh dari dirinya.

Ditengah jalan Nararya tahu dia diikuti Sagara iapun berhenti membalikan badan dan melangkah mendekati Sagara.

"Kenapa lu ikutin gua gar?." Sagara membuka suara dengan sedikit lantang.

"Gua belum selesai bicara tapi lu seenak jidat tinggalin gua tanpa mendengarkan kata gua na!." Tanpa bersalah Nararya hanya menjawab satu kata 'oh'

"Gua tahu lu kehilangan bang Haidar tapi bang Gavin gak pantas dapat ini, Nararya." Nararya terdiam mendengar apa yang disampaikan Sagara
Apa Nararya keterlaluan? Nararya teringat perlakuannya terhadap kakaknya, Gavin.

Nararya teringat ia tidak akan mengganggap Gavin sebagai kakaknya dan membentak dengan kata yang tidak sopan. Nararya juga teringat apa kata Haidar dalam mimpinya. Kebaikan Gavin tidak pantas dibalas dengan kejahatan yang telah Nararya lakukan.

"Lu bukan gak punya siapa-siapa selain gua melainkan lu punya bang Gavin yang peduli dan sayang sama lu. Turunin ego lu bang Gavin sekarang gak baik baik saja, na." Nararya menoleh Sagara saat mendengar keadaan Gavin yang Sagara sampaikan membuat Nararya tidak bisa berkata lagi.

"Kata lu bang Gavin adalah Abang kesayangan lu dari kecil. Kenapa sekarang malah membenci dia?." Nararya membeku mendengar perkataan itu. Abang kesayangan? Gavin? Sagara tidak salah dengarkan?.

Perlahan air hujan mulai turun membasahi kedua remaja yang berdiri berhadapan. Sagara menarik lengan Nararya mengajak untuk berteduh sebelum hujan semakin deras. Setelah mereka sampai tempat mereka berteduh hujan semakin deras untung saja mereka berdua sempat berteduh.

"Syukurlah, Na maaf ya gua aja lu kesini bukannya pulang?." Nararya menggeleng kepala dengan cepat sebenarnya ia tak masalah Sagara mengajak ke tepi sungai untuk mencari angin.

Hari semakin gelap hujan belum juga reda membuat Nararya pasrah menunggu hujan reda anak itu bersandar di punggung Sagara sembari menatap hujan. Nararya membangunkan Sagara yang sedang tertidur pulas sampai kini tak kunjung bangun sejak mereka berteduh. Nararya membuka mulut sembari menggoyangkan tubuh Sagara.

"Gar, kapan lu bangun coba? Pengen pulang bejir!!." Nararya menaikan nada dengan bermaksud Sagara bangun dan mengajak untuk pulang. Sagara berdecak kesal membuat Nararya melangkah meninggalkan tempat itu tidak peduli nasib Sagara masih terlelap dalam mimpi. Nararya tidak peduli hujan masih turun dengan deras ia berlari kencang menuju kerumah.

.

Gavin sangat mengkhawatirkan Nararya yang sedari tadi tidak pulang padahal langit sudah gelap. Gavin memutuskan untuk keluar dari rumah untuk mencari Nararya.

Gavin bertanya kepada orang orang yang keluar dari tempat ia temui namun tidak ada yang tahu keberadaan Nararya Pemuda itu menghela napas berat ia tidak tahu harus mencari adiknya dimana?, Sebentar bukankah itu? Gavin menyipitkan mata.

Sagara?, Gavin berjalan mendekati Sagara untuk menanyakan keberadaan Nararya. "Sag!" Teriak Gavin anak itu pun menoleh bertanya kepada Gavin.
"Bang, kenapa Abang disini? Nararya sudah pulang?." Gavin menggeleng kepala belum jawaban itu membuat Sagara panik, Sagara kira Nararya sudah pulang ternyata belum.

"Bang lu gak bercanda kan?" Gavin mengerutkan kening memang wajahnya terlihat bercanda kah?
Tentu saja tidak. Ia mengajak Sagara untuk sama sama mencari Nararya.

.

Defran selesai dengan tugasnya sebagai kasir ia menoleh jendela luar masih hujan deras tidak sengaja para gerombolan seperti preman menangkap seorang pemuda yang terlihat tidak asing bagi Defran. Pemuda itu terlihat seperti Nararya apa itu benar dia atau bukan?. Jika benar itu Nararya siapa segerombolan seperti preman itu?.

"Ada apa def?." Tanya pemilik toko kelontong Defran langsung meminta ijin keluar dari toko sementara waktu beralasan mengambil barang di toko kelontong lain. Pemilik toko tersebut mengiayakan alasan Defran. Defran keluar dari tempat itu berlari mengikuti jejak gerombolan sebelum jauh.

Defran bersembunyi di tembok gang agar tidak ketahuan oleh gerombolan tersebut. Dugaan Defran benar pemuda itu adalah Nararya. Ia harus memberi tahu Gavin tentang ini namun sialnya hp tertinggal di toko. Saat Nararya dan para gerombolan itu masuk Defran melangkah maju untuk menguping pembicaraan di dalam.

Defran mendengar Nararya menjerit kesakitan membuat Defran mengebrak pintu itu namun tidak bisa ia berusaha menggedor pintu dengan keras tidak peduli pintu itu patah.

"Woi lu apain adik gua bangsat!!!." Teriak Defran agar di dalam terdengar, ia sekali lagi mencoba mendobrak pintu tersebut masih saja tidak bisa, sialan betul. Ia mondar mandir mencari ide untuk menyelamatkan Nararya.

"Defran!." Teriak seorang dari kejauhan Defran menoleh ternyata Gavin dan Sagara?. Defran pun berteriak memanggil Gavin untuk mendekat.

"Pin, adik lu di dalam ini gak bisa di buka udah gua dobrak tapi gak bisa kebuka." Gavin menyusulkan untuk mendobrak pintu itu bersama sama. Kedua pemuda menggangguk bersamaan. Mereka mendobrak pintu namun tetap aja tidak bisa. Gavin memutuskan untuk menggedor pintu begitu sangat kencang.

"Lu siksa adek gua ya! Buka atau gua laporin ke pihak berwajib!!."

Sagara menyuruh untuk kedua untuk menyingkir karena ia ingin mendobrak pintu itu sendirian. Sagara mundur beberapa langkah berlari untuk  mendobrak pintu dengan kencang. Pintu itu berhasil terbuka gavin sangat terkejut dengan keadaan Nararya.

"Nararya!!!."


*~✿✿✿~*

Maaflah ya Nararya author gantung apa kalian mau Doble up atau ndakk? Sekian terima gaji dan sekali lagi maaf jika ceritanya kesini semakin aneh.

Waktu Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang