02.

159 6 0
                                    

[Hukuman untuk Sagara?]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Hukuman untuk Sagara?]

Semoga kalian suka!, Dan jangan lupa jika ada typo diingatkan.



***

Helaan Napas kecil keluar dari mulut mendengar kata tak pantas untuk di dengar. Gavin menatap Nararya yang pergi begitu saja tanpa rasa bersalah telah mengatakan hal itu. Gavin hanya tersenyum singkat lalu berlirih kecil masih menatap Nararya. "Sebenci itukah lu sama gua?." Setelah mengatakan kata itu Gavin menuju kamar yang sudah lama tidak terpakai.

Gavin merebahkan tubuhnya bersama figura berisi foto seorang pemuda tampan tersenyum indah. Foto tersebut adalah kakaknya yang bernama Haidar Ghifari Kahfi. Dia begitu sangat rindu dengan
Pemuda itu. Seandainya saja tidak ada kejadian yang mengenaskan yang terjadi pada waktu itu pasti tidakan terjadi seperti ini.

Gavin pun memejamkan mata sembari memeluk figura tersebut. Anak itu berbisik pelan pada figura itu, "bang, gua kangen banget sama Abang.. " tanpa sadar air keluar dari mata yang tertutup rapat.

Esok harinya, Gavin membuka mata terdengar suara berisik entah darimana itu berasal? Itu sangat mengganggu tidurnya. Anak itu pun bangkit dari ranjang kasur kemudian mencari sumber suara yang mengganggu dirinya.

Ternyata adiknya Nararya yang sudah memakai seragam Pramuka lengkap yang sedang mencari barang yang hilang. Gavin bertanya dengan suara sedikit serak.

"Dek, lu butuh bantuan gak?."  Nararya nampak sibuk mungkin suara Gavin tidak terdengar. Iapun mendekat dan ikut mencari apa yang dicari oleh Nararya.

Gavin kembali bertanya kepada Nararya,"na,lu cari apa?." Dengan ketua Nararya menjawab, "kolong Pramuka." Gavin mengangguk lalu ke kamarnya mengambil benda yang dimaksud Nararya.

Tak lama Gavin kembali ia menepuk bahu Nararya.

"Pakai dulu punya gua." Nararya menggangguk dan memakainya. Anak itupun pergi tanpa mengucapkan salam ataupun berterima kasih. Gavin memandang punggung Nararya semakin lama makin jauh.

.

Baru saja tiba dikelas Nararya mendapatkan sapaan berupa suruhan dari orang yang suka membully Nararya yang bernama Danu Maheswara. Masih pagi sudah dapat kesialan aja lu na.

"Kerjain pr gua sekarang!" Teriak Danu tepat di depan wajah Nararya. Nararya berpikir jawaban yang pas untuk menolak, "Tapi dan.." Danu menggebrak meja di depan mereka.

"Kerjain atau gua bully lu di gudang!?." Ancam Danu.
Nararya menggangguk pasrah, Danu tersenyum sembari mengeluarkan buku dari tasnya.  "Gitu dong
Gua balik kesini lu harus selesai, mengerti!." Sekali lagi Nararya menggangguk pasrah dengan apa yang dilontarkan Danu.

Sagara datang menyapa Nararya yang sibuk dengan buku, tumben anak itu belum ngerjain tugas rumahnya?. Ia bertanya langsung kepada Nararya.
Mungkin saja firasat Sagara benar,Sagara curiga itu.

"Na,tumben lu masih ngerjain pr?, Biasa.. Jan bilang itu Danu!." Ucap Sagara sembari menaikan nada bicaranya.

Belum sempat menjawab pertanyaan dari Sagara anak itu menghampiri Danu yang sedang bersantai di kantin. Nararya meneriaki namanya dengan kencang sebelum dirinya terkena akibat itu, rasa sakit yang diterima kemarin belum sembuh bahkan belum sempat terobati.

Pintu kantin didobrak keras oleh Sagara, emosi tidak terkendali. Sagara melangkah maju mengepal tangan bersiap untuk memukul wajah yang tidak berdosa milik Danu. Pukulan keras mendarat tepat di wajah Danu.

Danu tak terima atas pukulan dari Sagara.
"Maksud lu apa gar!,Ngajak berantem?.Ayok!"

Sagara tersenyum remeh. "Sakit kah?, Sok merundung orang lu. Lain kali jangan rudung Nararya karena lu salah orang." Umpatan keras yang dilontarkan pada Sagara. Tak hanya umpatan ia membalas apa yang sudah Sagara perbuat kepada dirinya.

Nararya sampai dikantin ia begitu panik melihat  Sagara dan Danu bertengkar ia tak tau cara menenangkan anak itu. Tak ada pilihan lagi kecuali Ia mendekati kedua anak itu untuk menghentikan bertengkar ini.

"Gar, sudah!." Teriak Nararya namun sayangnya tidak terdengar oleh Sagara maupun Danu sampai tak sadar Nararya jatuh akibat terdorong punggung Sagara. Sagara tersadar Nararya berada tepat belakangnya iapun khawatir dan bertanya.

"Na, lupa gak papakan?. Maksud lu apaan!." Marah Sagara mendorong tubuh danu. Nararya menatap sejenak menggelengkan kepalanya.

"Lah itu salah lu bukan gua!." Tak terima Danu disalahkan begitu saja. Sagara ingin memukulnya kembali namun dihalang oleh Nararya dari bawah.

"Gua mohon gar, berhenti.. sebel-" ucap nararya terpotong, seorang wanita tua datang menghampiri mendengar itu Danu menghindar dari wanita itu. Dan berhasil Sagara melihat itu tampak kesal.

"Dasar anak nakal berantem ya?, Masuk ruang BK menemui wali kelas sekarang!, Nararya ngapain dibawah masuk kelas sekarang."

Kini Sagara meringis kesakitan meminta guru itu
melepaskannya sedangkan Nararya berdiri pergi untuk mengikuti kelas. Sagara menatap Nararya dengan iri bisa kembali ke kelas.

"Sagara Raditya! Tunggu apalagi!." Wanita tua itu
Memukul Sagara untuk segera ke ruangan BK.

Di Ruangan itu ia menemui wali kelas yang garang itu Sagara tidak mau sebenarnya. Namun sayangnya ia harus menemuinya rasa ingin menghindar persis Danu lakukan.

"Ibu gak suka melihat anak SMA berantem, mau jadi apa Sagara!?." Sagara membela dirinya

"Tapi Bu, Nararya dibully Danu.. " wali kelas itu bertepuk tangan kesal.

"Bagus, dengan cara berantem begitu?. Jika masih terulang lagi  seperti itu ibu skor selama dua Minggu." Ancam guru itu.


*~✿✿✿~*

Mau happy end or sad end?

Waktu Gavin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang